Brilio.net - Umat muslim di seluruh dunia berlomba-lomba untuk beribadah dan memanjatkan doa kepada Allah pada malam Lailatul Qadar. Meskipun tidak semua orang berkesempatan mendapatkan kemuliaan pada Malam Lailatul Qadar, ada baiknya tetap berusaha mencapai malam yang lebih baik dari 1000 bulan tersebut.

Meski waktunya tidak diketahui, Rasulullah SAW selalu fokus beribadah selama bulan Ramadhan dan semakin meningkatkan kekhusyukan ibadahnya pada sepuluh malam terakhir bulan tersebut.

Aisyah pun menyampaikan, "Nabi Muhammad SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah." (HR Al-Bukhari).

Pada saat malam Lailatul Qadar pertama atau diturunkannya Alquran, Rasulullah SAW tengah menyendiri di Gua Hira. Ketika jiwa Rasulullah telah mencapai kesuciannya, turunlah Al-Ruh (Jibril) ke Bumi.

Jibril menampakkan diri di depan Rasulullah dan menyampaikan sebuah ayat, Iqra yang berarti membaca. Setelah menerima wahyu yang disampaikan melalui Jibril, terjadi perubahan besar dalam hidup Rasulullah dan perjalanan hidup manusia, terutama umat Islam.

Selain malam Lailatul Qadar pertama, masih ada kisah lain yang terkait dengan malam yang penuh berkah tersebut. Pada suatu malam di sepuluh hari Ramadhan, Rasulullah SAW mendirikan sholat yang kemudian diikuti para sahabatnya. Setelah sholat, ia pun menengadahkan tangan dan berdoa kepada Allah. Para sahabat pun mengikuti tindakan yang dilakukan Rasulullah dan mengamini doa-doa yang dipanjatkannya.

Ketika Rasulullah dan para sahabat sedang beribadah, langit terlihat mendung dan tidak ada bintang. Kemudian orang-orang yang berada di dalam masjid pun merasakan angin yang meniup-niup.

Ketika Rasulullah SAW dan para sahabat bersujud, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Masjid pun dipenuhi dengan air hujan karena tidak memiliki atap. Melihat hal tersebut, salah seorang sahabat sempat berpikir untuk membatalkan sholat guna lari dari shaf dan berteduh di tempat lain.

Akan tetapi, niat tersebut diurungkannya karena ia melihat Rasulullah SAW dan para sahabat lainnya tetap bersujud dengan khusyuk, serta tidak bergerak sama sekali. Hujan pun tak kunjung berhenti dan justru semakin menggenangi masjid, serta membasahi tubuh Rasulullah dan para sahabat.

Walaupun dalam keadaan basah kuyup, Rasulullah dan para sahabat tidak beranjak sama sekali dari sujudnya. Ternyata Rasulullah tengah masuk ke dalam suatu alam yang terlihat sangat menakjubkan dan diliputi oleh cahaya Illahi.

Itulah alasan mengapa Rasulullah tidak beranjak dari sujudnya. Ia melihat keindahan yang luar biasa. Ia takut tak bisa menyaksikan lagi keindahan tersebut apabila memilih untuk berpaling dari sujud atau justru memilih untuk berteduh.

Berbeda dari Rasulullah yang kuat terhadap guyuran hujan sambil terus bersujud, ada beberapa sahabat ada yang merasa tidak kuat dan menggigil kedinginan. Hujan pun berhenti ketika Rasulullah SAW mengangkat kepala dan mengakhiri sholatnya.

Salah seorang sahabat Rasulullah, Anas bin Malik ingin mengambilkan pakaian kering untuk Rasulullah SAW. Namun Rasulullah berkata, "Wahai anas bin Malik, janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya."

Kemudian Rasul pun menceritakan pengalaman menakjubkannya ketika bersujud. Rasulullah melihat para malaikat di bawah pimpinan Jibril sedang menuruni Bumi dengan keindahan bentuk aslinya.

Para malaikat pun berbaris rapi dengan diiringi gemuruh tasbih dan tahmid. Alam semesta pun dipenuhi cahaya yang sebelumnya tidak pernah dilihat oleh mata manusia dan tertangkap mata.