Brilio.net - Hari Raya Idul Fitri merupakan kemenangan bagi seleuruh umat muslim di dunia usai menjalankan ibadah puasa. Idul Fitri juga merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu, di mana orang saling bertemu, momen pulang kampung, kumpul bersama keluarga, saling maaf memaafkan, dan masih banyak lainnya lagi.

Momen yang tak kalah dirindukan adalah melaksanakan sholat Idul Fitri pada pagi hari. Gema takbir berkumandang dan tentunya menyentuh hati seluruh umat muslim ketika mendengarnya. Mengumandangkan takbir saat menyambut hari raya Idul Fitri merupakan sunah yang dianjurkan Rasulullah SAW.

Gema takbir di mana-mana membuat hati menjadi tenang dan sejuk. Aura kebahagiaan seluruh umat muslim pun terpancarkan. Takbir juga disebut dzikir, oleh karena itu tidak ada batasan untuk takbir asal masih wajar. Mengagungkan sang pencipta dalam lantunan takbir Idul Fitri tentunya membuat diri seseorang merasa lebih dekat dengan Allah SWT.

Takbir terbagi dua macam yakni takbir mursal dan takbir muqayyad. Takbir mursal adalah pembacaan takbir yang tidak terikat waktu sehingga dianjurkan sepanjang malam. Seperti takbir di malam Idul Fitri dan Idul Adha.

Waktu melaksanakan takbir mursal dimulai dari terbenamnya matahari malam Id hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat Id, meliputi Idul Fitri maupun Idul Adha.

Sementara takbir muqayyad merupakan takbiran yang terbatas pada waktu, seperti pembacaan takbir setiap selesai sholat lima waktu selama hari raya Idul Adha dan Hari Tasyrik, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

Waktu pembacaannya adalah setelah sembahyang shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga ashar akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah).

-

Anjuran pembacaan takbir ini berlandaskan pada surat al-Baqarah ayat 185.

Keutamaan takbir di malam Hari Raya Idul Fitri Berbagai sumber

"Syahru ramadaanallazii unzila fiihil-qur'aanu hudal lin-naasi wa bayyinaatim minal-hudaa wal-furqaan, fa man syahida mingkumusy-syahra falyasumh, wa mang kaana mariidan au 'alaa safarin fa 'iddatum min ayyaamin ukhar, yuriidullaahu bikumul-yusra wa laa yuriidu bikumul'usra wa litukmilul'iddata wa litukabbirullaaha 'alaa maa hadaakum wa la'allakum tasykurun."

Artinya:
"Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya ketika orang sudah selesai menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadlan, maka disyariatkan untuk mengagungkan Allah dengan bertakbir.

-

Waktu membaca takbir.

Datangnya Idul Fitri ditandai dengan berkumandangnya takbir di seluruh dunia. Takbiran pada saat Idul Fitri dimulai sejak maghrib malam tanggal 1 syawal sampai selesai sholat Id. Anjuran Rasulullah dalam membaca takbir terdapat di dalam hadits berikut ini:

Keutamaan takbir di malam Hari Raya Idul Fitri Berbagai sumber

"Zaynuu i'yadikum bittakbir"

Artinya:
"Hiasilah Hari Raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir."

Sementara itu anjuran membaca takbir, sepadan dengan imbalan yang dijanjikan Rasulullah seperti dalam hadits berikut ini:

Keutamaan takbir di malam Hari Raya Idul Fitri Berbagai sumber

"Aksiruu minattakbiri laylatil iidaini fainnahum yahdumud dunubi hadaman"

Artinya:
"Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal dapat melebur dosa-dosa"

Adapun anjuran-anjuran lainnya seperti dapat membaca Takbir Idul Fitri di mana saja dan kapan saja, dalam artian kita tak harus membaca takbir di masjid, namun juga bisa di rumah atau pun saat di perjalanan.

-

Bacaan takbir.

Keutamaan takbir di malam Hari Raya Idul Fitri Berbagai sumber

"Allaahu akbar Allaahu akbar Allaahu akbar, laa illaa haillallahuwaallaahuakbar Allaahu akbar walillaahil hamd"

Artinya:
"Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar Allah maha besar dan segala puji bagi Allah."

Atau adapaun bacaan takbir secara lengkap:

Keutamaan takbir di malam Hari Raya Idul Fitri Berbagai sumber

"Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar..

Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.

Allaahu akbar walillaahil - hamd.

Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar.....

Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa,...

wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa.

Laa - ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu

Mukhlishiina lahuddiin

Walau karihal - kaafiruun

Walau karihal munafiqun

Walau karihal musyriku

Laa - ilaaha - illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, - wa - a'azza - jundah, wahazamal - ahzaaba wahdah.

Laa - ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

Allaahu akbar walillaahil - hamd."

Artinya:
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan Allah Maha Besar.
Allah Maha Besar dan segala puji hanya bagi Allah
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Allah Maha Besar dengan segala kebesaran,
Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya dan maha suci Allah sepanjang pagi dan sore.
Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam meskipun orang kafir, munafiq dan musyrik membencinya.
Tiada Tuhan selain Allah dengan ke Esaan-Nya. Dia menepati janji, menolong hamba dan memuliakan bala tentara-Nya serta melarikan musuh dengan ke Esaan-Nya. Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar. Allah maha besar dan segala puji bagi Allah."


-

 

Keutamaan mengumandangkan takbir Idul Fitri

Indahnya lantunan gema takbi membuat hati bergetar dan kembali mengingat momen hari kemenangan yang hanya dirayakan setahun sekali. Dalam kitab Fathul Qarib disebutkan bahwa disunahkan untuk menggemakan takbir pada malam hari raya.

Sunah ini ditujukan untuk semua orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan, mukim ataupun musafir, sedang berada di rumah, masjid, ataupun di pasar. Muhammad bin Qasim Al-Ghazi mengatakan:

"Disunahkan takbir bagi laki-laki dan perempuan, musafir dan mukim, baik yang sedang di rumah, jalan, masjid, ataupun pasar. Dimulai dari terbenam matahari pada malam hari raya berlanjut sampai shalat Idul Fithri. Tidak disunahkan takbir setelah shalat Idul Fitri atau pada malamnya, akan tetapi menurut An-Nawawi di dalam Al-Azkar hal ini tetap disunahkan."

Sunah menggemakan bacaan takbiran saat malam lebaran dikemukakan oleh Rasulullah saw dalam hadisnya yang berbunyi:

"Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir"

Anjuran memperbanyak takbir ini sepadan dengan imbalan yang dijanjikan karena sabda Rasulullah SAW:

"Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal dapat melebur dosa-dosa."

Disunahkan pula untuk melantunkan takbir selama menuju tempat salat. Tak perlu lantang saat melantunkannya, melantunkan dengan suara lirih atau cukup di dalam hati juga dianjurkan.

Manfaat mengumandangkan takbir

1. Untuk mendapatkan ketenangan pikiran dan terhindar dari perasaan buruk yang dapat menimbulkan fitnah dan dosa.

2. Agar jiwa dan raga terhindar dari perbuatan keji dan mungkar yang menjauhkan dari berkah Allah SWT, serta hal-hal yang menghapus amal ibadah.

3. Dibukakan pintu kemudahan dari Allah SWT untuk rezeki dan selalu terjaga pada jalan kebaikan dan kebenaran.

4. Mendapatkan solusi tercepat dan mudah dari Allah SWT ketika sedang tertimpa masalah atau hal-hal yang membuat hati kita bersedih.

5. Dapat meredakan serangan api dalam musibah kebakaran yang meluap dan membesar.

6. Diberikan ketaqwaan, ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi musibah.

7. Dapat mendatangkan banyak pahala, berkah dan datangnya rezeki dari Allah dari tempat yang tidak terduga sebelumnya.

8. Mencegah kejahatan yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

9. Memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT beserta utusan terakhirnya Nabi Muhammad SAW.

10. Dapat membuat hati dan kesadaran akan pentingnya pertolongan Allah SWT semakin kuat, dan tidak meyakini adanya kekuatan yang melebihi dari kekuatan yang dimiliki Allah SWT.