Brilio.net - Khutbah adalah salah satu rangkaian ibadah yang tak asing untuk umat Islam. Pesan yang berisi ajaran agama Islam ini biasanya disampaikan dalam rangkaian sholat.

Begitu juga ketika pelaksanaan sholat Jumat, khutbah dikumandangkan menjadi salah satu bagian yang tidak boleh terlewatkan. Pasalnya, khutbah Jumat menjadi salah satu rukun sholat Jumat. Selain melaksanakan sholat berjamaah dua rakaat, jamaah juga perlu mendengarkan dua khutbah Jumat.

Khutbah dapat diartikan pula seperti pidato atau penyampaian pesan. Di dalam penyampaian khutbah, berisikan pesan berupa ajakan berbuat kebajikan, peringatan, pembelajaran, nasehat dan sebagainya.

Pengingat ini disampaikan kepada sejumlah umat Islam dengan beberapa ketentuan yang diberlakukan. Nah pahami yuk apa saja ketentuannya dan bagaimana tata cara pelaksanaannya.

Simak selengkapnya dalam ulasan brilio.net dari berbagai sumber pada Senin (10/5) berikut ini.

Rukun khutbah Jumat.

Ketentuan khutbah jumat © Instagram

foto: freepik.com

Di dalam rangkaian khutbah Jumat, ada beberapa rukun yang perlu dipahami. Hal ini penting diperhatikan untuk seseorang yang ingin menyampaikan khutbah pada sholat Jumat.

1. Khutbah sholat Jumat harus (wajib) dimulai dengan bacaan hamdalah yakni lafadz yang memuji Allah SWT. Misal lafadz Alhamdulillah, atau Ahmadullah, atau innalhamda-lillah.

2. Shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW wajib dilafadzkan dengan jelas, minimal paling tidak ada ucapan shalawat. Misal seperti, shalli 'ala Muhammad, atau as-shalatu 'ala Muhammad atau ana mushallai ala Muhammad.

Berikut salah satu contoh shalawat Nabi:

"Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin."

3. Membaca dua kalimat syahadat

4. Ajakan untuk taqwa pada Allah SWT, yaitu perintah, ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Untuk Lafadznya sendiri bisa lebih bebas. Misal seperti dalam bentuk kalimat; "Marilah kita bertaqwa serta menjadi hamba yang taat kepada Allah Yang Maha Esa." atau "Takutlah kalian kepada Allah SWT."

Dapat juga membaca bacaan berikut:

"yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun"

5. Pada saat khutbah hendaknya membaca ayat suci Alquran ninimal satu kalimat dari ayat-ayat suci Alquran tersebut.

Syarat khutbah Jumat.

Ketentuan khutbah jumat © Instagram

foto: freepik.com

Sebelum melaksanakan khutbah Jumat, pahami terlebih dahulu beberapa syarat di dalamnya.

Berikut ulasan selengkapnya yang bisa dipahami:

1. Khatib harus laki-laki

2. Khatib yang memberikan khutbah harus suci dari hadas besar dan kecil

4. Khatib harus menutup aurat.

5. Khatib harus berdiri apabila mampu.

6. Khutbah harus dilaksanakan pada waktu dzuhur setelah adzan ke-2 sholat Jumat.

7. Isi rukun khutbah baik khutbah pertama dan khutbah kedua harus didengar oleh jamaah sekurang-kurangnya 40 orang jamaah laki-laki.

8. Khatib harus duduk sebentar dengan tumaninah atau mengistirahatkan dirinya sebentar di antara dua khutbah.

9. Khutbah pertama dengan khutbah kedua harus dilaksanakan secara berturut-turut, begitu juga antara khutbah dengan sholat Jumat.

10. Rukun-rukun khutbah jumat harus disampaikan dengan bahasa Arab.

Tata cara khutbah Jumat.

Ketentuan khutbah jumat © Instagram

foto: freepik.com

Setelah memahami rukun dan syarat khutbah Jumat, pahami bagaimana tata cara pelaksanaan khutbah Jumat sesuai dengan ajaran agama Islam.

Berikut penjelasan lebih jelasnya:

1. Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu mengucapkan salam. Setelah berdiri khatib dianjurkan untuk mengucapkan salam pada jamaah yang ada sebagaimana disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdullah,

"Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika telah naik mimbar biasa mengucapkan salam." HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah.

2. Setelah mengucap salam, maka suara adzan akan dikumandangkan. Khatib dianjurkan untuk duduk mendengarkan dan menirukan hingga adzan selesai.

3. Sebelum memulai berkhutbah hendaknya membuka khutbah sesuai dengan rukun khutbah yaitu dengan membaca alhamdulilah, sanjungan kepada Allah, syahadat, shalawat, bacaan ayat-ayat taqwa, dan perkataan amma ba’d.

4. Saat berkhutbah khatib dianjurkan untuk berdiri dan menghadapkan wajahnya pada para jamaah. Namun jika khatib tidak dapat berdiri maka khutbah dapat dilakukan dengan posisi duduk.

5. Saat telah menyampaikan khutbah pertama hendaknya khatib duduk sejenak untuk beristirahat sebelum menyampaikan khutbah kedua.

6. Khutbah hendaknya tidak boleh lebih lama dari durasi sholat Jumat.

7. Dalam berkhutbah khatib hendaknya melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya dengan jelas. Hal ini agar jamaah yang mendengarkan paham akan kata-kata yang diucapkan.

8. Saat mencapai akhir khutbah hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan ampun pada Allah. Kalimat permohonan ampun ini dapat disampaikan pada khutbah kedua.

Hukum mendengarkan khutbah Jumat.

Ketentuan khutbah jumat © Instagram

foto: freepik.com

Khutbah dapat diartikan sebagai kegiatan ceramah yang ditujukan kepada sejumlah orang Islam, dengan syarat dan rukun tertentu, yang berkaitan langsung dengan keabsahan dan kesunahan ibadah.

Orang yang tertinggal mengikuti khutbah Jumat tetapi melaksanakan sholat Jumat, sementara syarat sah sholat Jumat terpenuhi, maka sholat Jumatnya tetap sah. Maka dari itu, ketika khutbah Jumat sudah dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan sahnya, maka orang yang tidak mengikutinya, tidak mendengarkan dan tidak menyimak khutbah Jumat tersebut, tidaklah berpengaruh terhadap keabsahan sholat Jumat yang diikutinya.

Akan tetapi hal ini berbeda dalam kasus bila khutbah Jumat dilaksanakan tidak memenuhi syarat dan rukunnya, atau khutbah Jumat tidak dilaksanakan sama sekali, padahal khutbah itu merupakan syarat keabsahan sholat Jumat, maka sholat Jumatnya tidak sah.

Dalam madzhab Syafi'i, diam untuk mendengarkan khutbah Jumat hukumnya mustahab (bersifat anjuran), tidak sampai wajib. Ini merupakan pendapat baru Imam Asy-Syafi'i dan telah dikuatkan oleh Imam An-Nawawi. Oleh karena itu, para ulama memasukkan hal ini ke dalam bagian Adab Jumat.

Telah diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda:

"Apabila engkau berkata kepada sahabatmu di hari Jumat saat khatib sedang berkuthbah: "Diamlah!", maka sungguhnya engkau telah sia-sia." (HR. Al-Bukhari : 892, dan Muslim : 851)

Sementara dalam riwayat Ali bin Abi Thalib, Rasulullah bersabda:

"Barang siapa yang sia-sia, maka tidak akan mendapatkan sesuatupun di ibadah Jumatnya." (HR. Abu Dawud : 1051)