Brilio.net - Salah satu kota terbesar di China, Beijing saat ini tengah mengalami bencana asap. Seperti halnya tragedi asap yang menimpa warga Kalimantan dan Riau beberapa waktu yang lalu, bencana asap tersebut cukup parah.

Selain kualitas udara yang memburuk, jarak pandang juga semakin terbatas. Imbasnya, warga setempat harus mengenakan masker tebal agar tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari.

Dampak kabut asap ternyata juga tidak hanya dirasakan warga Beijing. Sejumlah provinsi sekitar terkena dampaknya. Kendati demikian, bencana kabut asap tersebut justru menjadi berkah bagi sebagian orang.

Krisis udara di China © 2016 NetEase

Krisis udara di China © 2016 NetEase

Warga Qingyuan, daerah sebelah utara Provinsi Guangdong ini misalnya. Mereka memanfaatkan momen bencana asap itu untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjual udara bersih kepada wisatawan.

Menurut NetEase yang dikutip brilio.net dari shanghaiist, Senin (21/3), satu kantong plastik udara bersih dijual 10 Yuan atau setara Rp 20 ribu. Sedangkan untuk ukuran besar, satu kantongnya dibanderol harga 30 Yuan atau Rp 60 ribu.

Krisis udara di China © 2016 NetEase

Krisis udara di China © 2016 NetEase

Wilayah Guangdong sendiri sebenarnya hampir 85 persen berupa hutan lebat. Para wisatawan tersebut umumnya datang ke tempat itu untuk mencari udara segar. Nah, sebagai 'bekal' kembali ke kota, para wisatawan bisa membeli kantong udara bersih yang telah disediakan warga setempat.