Brilio.net - Tim arkeolog menemukan sebuah guci yang terbuat dari perunggu dengan usia 2.000 tahun di Provinsi Henan, China Tengah. Penemuan unik guci dengan bentuk bagian atas yang melengkung seperti leher angsa tersebut, ditemukan di sebuah makam Kota Sanmenxia. Uniknya, guci tersebut berisi lebih dari 3.000 mililiter cairan asing yang belum pernah diketahui sebelumnya.

Cairan aneh dalam guci itu berwarna cokelat kekuningan dan mengandung kotoran. Tim arkeolog pun memutuskan untuk mengirim sampel cairan tersebut ke Beijing untuk diuji lebih lanjut. Tidak hanya guci perunggu tersebut, di lokasi yang sama juga ditemukan helm perunggu, baskom perunggu, serta beberapa pedang dari besi, dan batu giok.

Arkeolog temukan guci isi cairan asing Berbagai sumber

foto: Institue of Cultural Relics and Archaeology



Berdasarkan penilaian awal tim arkeolog, bentuk makam di lokasi itu menunjukkan bahwa makam tersebut dibangun pada pergantian Dinasti Qing (221 SM-207 SM) dan Dinasti Han (202 SM-220 M). Kemungkinan, pemiliknya adalah seorang pejabat rendahan namun memiliki gelar.

"Guci perunggu itu ditemukan dari penggalian sebuah makam kuno, ketika tim arkeolog sedang memeriksa lokasi proyek renovasi perkampungan kumuh setempat," kata Zhu Xiaodong, wakil kepala di institut peninggalan budaya dan arkeologi Sanmenxia, seperti dilansir brilio.net dari Xinhua, Senin (25/5).

Guci perunggu tersebut merupakan guci pertama dari jenisnya yang pernah ditemukan di Sanmenxia, menurut Zhu.

Tim arkeolog pun turut serta mengundang seorang dokter hewan senior untuk membantu mengidentifikasi bentuk angsa pada guci tersebut agar diketahui lebih jauh.

"Desainnya menyerupai angsa bisu," kata Gao Ruyi, dokter hewan senior di taman lahan basah Sanmenxia.

Arkeolog temukan guci isi cairan asing Berbagai sumber

foto: Xinhua/Li Lijing



Ia juga menambahkan bahwa paruh angsa itu lebih panjang daripada jenis angsa berleher pendek, yang mengalami degenerasi akibat diberi makan oleh manusia. Para arkeolog berspekulasi bahwa perajin kuno mungkin telah mengamati angsa dengan seksama untuk membuat guci dengan bentuk yang sangat realistis itu.

Hal tersebut membuat para tim arkeolog mempunyai perkiraan bahwa angsa mungkin telah ada di Sanmenxia selama akhir Dinasti Qin dan awal Dinasti Han. Sejak 1980-an, kota Sanmenxia telah kedatangan angsa dari Siberia pada musim dingin. Masyarakat setempat dengan senang hati memberi mereka makan karena menyukai angsa-angsa tersebut.