Cara Menanggulangi Meningkatnya Efek Rumah Kaca

rumah kaca © pixabay.com

foto : pixabay.com

1. Hemat energi listrik.

Gunakan pemakaian listrik seperlunya saja. Dengan begitu kamu berkontribusi dalam upaya mengurangi pemakaian batu bara yang bisa menimbulkan emisi gas karbondioksida di udara.

2. Beralih dari pupuk non organik ke pupuk organik.

Untuk meningkatkan hasil pertanian tidak harus menggunakan pupuk kimia atau non organik. Menggunakan pupuk organik dengan kadar yang optimal juga bisa membuat hasil pertanian melimpah.

Apabila penggunaan pupuk non organik bisa dikurangi, maka emisi gas N2O juga akan berkurang.

3. Menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.

Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan masih jarang ditemukan di Indonesia. Adapun bahan bakar yang ramah lingkungan antara lain panel surya dan bahan bakar listrik.

Bahan bakar tersebut dikatakan ramah karena tidak menghasilkan polutan yang berbahaya bagi lingkungan.

4. Mengolah limbah peternakan.

Limbah merupakan satu di antara penyumbang gas rumah kaca, terlebih limbah peternakan. Untuk mengurangi emisi karbondioksida maupun metana, limbah bisa diolah menjadi biogas. Biogas ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil.

5. Menggalakkan reboisasi.

Penanaman kembali hutan yang telah ditebang merupakan satu di antara solusi untuk mengatasi emisi gas rumah kaca di udara. Seperti diketahui, tumbuhan akan menyerap karbondioksida dan uap air sebagai bahan baku fotosintesis.

6. Batasi penggunaan plastik.

Plastik merupakan senyawa polimer yang sulit terdegradasi di dalam tanah. Untuk mengurangi limbah plastik di dalam tanah, satu di antara cara termudah adalah dengan membakarnya.

Nah, pembakaran itu akan menghasilkan gas karbondioksida dalam jumlah besar. Untuk itu, batasi penggunaan plastik dengan cara membawa botol air minum sendiri atau membawa tas kain saat berbelanja.