Brilio.net - Pasangan suami istri paruh baya di Jawa Timur ini milih gaya hidup yang beda banget dari biasanya. Mereka bangun rumah simpel dari kayu di sebuah lembah Gunung Welirang yang dikelilingi hutan lebat.
Keluarga ini hidup jauh banget dari keramaian kampung. Di tengah rimbunnya hutan, mereka bertani buat nyambung hidup. Serunya, mereka udah tinggal di sana selama 20 tahun lebih.
Pasangan itu bernama Pak Sholeh sama Bu Simpen. Penasaran gimana keseharian mereka di lembah Gunung Welirang? Yuk, simak cerita lengkapnya dikutip brilio.net dari YouTube Petung Sewu, Senin (7/7).
Pasangan Suami Istri Tinggal di Hutan
foto: YouTube/Petung Sewu
Momen ini ke-capture di video channel YouTube Petung Sewu. Di situ, Pak Sholeh cerita kalau dia udah tinggal di hutan lembah Gunung Welirang bareng istrinya sekitar 20 tahun lebih.
“Mengembara di sini itu sudah sekitar 19 tahun dan mau 20 tahun. Kurang lebih 20 tahun,” ungkap Sholeh.
Walaupun udah puluhan tahun di hutan, ternyata keluarga Pak Sholeh tetap lengkap. Dia bilang punya 5 anak dan 4 cucu, tapi mereka semua milih tinggal di kampung.
“Anak 5, yang satu sudah meninggal, jadi tinggal empat. Itu kadang-kadang ke sini itu gantian. Ya sama cucu. Kalau saya kangen cucu itu nggak saya WA, ya saya angen-angen itu aja,” jelasnya.
Selama 20 tahun di tengah hutan, Pak Sholeh dan keluarga harus terus cari cara biar kebutuhan energi di rumah terpenuhi. Mulai dari pakai diesel, kincir air, sampai akhirnya pakai tenaga surya.
Diesel dianggap mahal karena harus beli bahan bakar di kampung, kincir yang dipasang di sungai juga gampang rusak karena ringkih. Jadi sekarang, mereka mengandalkan panel surya buat kebutuhan listrik di rumah.
“Terus sekarang itu pakai panel, tenaga surya. Ya sampai sekarang itu,” tutur Sholeh.
Mencari Makan dengan Bertani
foto: YouTube/Petung Sewu
Setiap hari, Sholeh dan istrinya nyambung hidup dengan bertani. Tapi sesekali, Sholeh harus nyempetin waktu buat ke kampung beli bahan-bahan masak sehari-hari.
Rumah mereka super sederhana, cuma bangun dari kayu dengan atap seadanya. Dekat rumah juga ada kebun jagung dan sungai yang bikin suasana makin asik.
Karena hutan di sekitar masih rapat, Sholeh sering banget ketemu hewan liar kayak babi hutan, kijang, monyet, sampai landak yang nyari makan di sekitar rumah.
“Kalau hewan-hewan itu ada celeng, kijang. Kalau celeng banyak, kalau kijang itu enggak seberapa. Kalau monyet banyak. Kadang ada landak,” kata Sholeh.
Salah satu alasan mereka pilih tinggal di hutan karena butuh cari cara buat bertahan hidup. Sholeh bilang, kalau cuma diem di rumah dan takut keluar zona nyaman, gak bakal bisa terus hidup.
“Dalam pikiran saya itu kalau takut terus di rumah itu ya enggak punya apa-apa. Bahkan orang tua kan butuh makan. Jadi istilahnya itu mempertahankan makan lah,” ungkapnya.
Banyak orang sih takut masuk hutan, tapi Sholeh sama istrinya justru tetap berani dan gak peduli sama hal-hal yang bikin orang lain takut. Mereka santai aja jalan terus!
“Ya berani itu karena terpaksa. Itu cerita kenyataan betul,” pungkas Sholeh.
Recommended By Editor
- Kisah pilu pasangan yang terpaksa tinggal di hutan karena corona
- Kisah wanita tinggal di hutan sendiri selama 10 tahun
- Serasa tinggal di hutan era zaman batu ada pohon usia 15 juta tahun, 11 potret kamar mandi Haji Asari
- Pasangan berusia 98 tahun ini bikin ulang foto pernikahan mereka, wow!
- Dituduh menumbalkan anaknya, ibu paruh baya ini tetap tegar
- Pria paruh baya bangun rumah tanpa tukang, tembok bata bergelombang


































