Brilio.net - Banjir selalu menjadi persoalan di sebagian besar daerah di Indonesia. Malah di beberapa wilayah seperti Jakarta, banjir jadi persoalan menahun yang nggak pernah ada solusinya.

Banjir juga menimbulkan berbagai kerugian yang susah untuk dihindarkan. Nggak heran deh permukiman warga yang menjadi langganan banjir selalu mengeluh. Kapan banjir bisa berhenti ya?

Tapi lain lagi dengan warga di desa ini. Mereka justru menanti datangnya banjir. Lho kok gitu? Ya soalnya kalau banjir, mereka justru mendapatkan berkah. Hasil perkebunan mereka bisa laris dibeli wisatawan.

Buku banjir bojonegoro © 2016 brilio.net

Eits, jangan mengira desa ini ada di Venesia, tapi di Bojonegoro, Jawa Timur. Namanya Desa Ringinrejo, Kecamatan Kalitidu yang lokasinya tepat di tepi aliran Sungai Bengawan Solo. Program wisata banjir tak lain adalah terobosan yang dilakukan Bupati Bojonegoro, Suyoto.

"Jika 18 daerah lain (sekitar Bojonegoro) hujan, sungai akan meluap," kata Suyoto saat menjadi pembicara dalam peluncuran buku Curse to Blessing karya Rhenald Kasali di Jakarta, Selasa (20/12).

Wisata banjir, kata Kang Yoto, begitu Suyoto biasa disapa, bukan berarti mengajak wisatawan berenang di genangan air. Tapi dia bisa memadukan antara musibah tahunan ini dengan potensi pertanian yang ada di daerah tersebut.

"Di Bojonegoro ada desa-desa langganan banjir yang mempunyai perkebunan belimbing. Pada saat kebun itu terkena banjir, wisatawan bisa naik perahu sambil petik belimbing. Unik kan memetik belimbing dari atas perahu saat banjir," kata Kang Yoto.

Malah warga Desa Ringinrejo yang selalu menjadi langganan banjir berharap bencana alam ini selalu datang. Jadi hasil perkebunan mereka bisa laku terjual.

"Saat tidak banjir warga tanya, kapan lagi wisatanya. Hanya di sini banjir ditunggu," sambung Kang Yoto.

Kang Yoto dikenal sebagai bupati yang kerap bikin terobosan. Ia misalnya memberi banyak insentif bagi industri yang didirikan desa seperti bebas pajak 5 tahun, pengurusan izin, jalan diperbaiki hingga pelatihan karyawan yang dilakukan pemerintah.

Kabupaten Bojonegoro selain wisata banjir juga mampu memanfaatkan potensi minyak yang mereka miliki untuk kesejahteraan rakyat. Padahal di sejumlah daerah yang mempunyai potensi alam besar, justru tetap mengalami kemiskinan.

Tambah Rhenald, saat ini ada sejumlah kepala daerah yang memilih banyak terobosan. Selain Kang Yoto, ada Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

"Banyuwangi misalnya, untuk mendatangkan wisatawan mereka menggelar acara budaya sebanyak 53 kali dalam setahun. Padahal setahun cuma ada 52 minggu," jelas Rhenald.