Alih-alih, mahasiswa bisa menjadikan artikel yang terbit di jurnal dengan kriteria tertentu. Adapun, pengunggah sudah menerbitkan artikel yang terbit di jurnal internasional dan terindeks Scopus. Jadi, bisa dibilang, tugas akhir pengunggah itu merupakan artikel jurnal yang sudah terbit sebelumnya.

Skripsi cuma 10 halaman © TikTok

foto: TikTok/@syah_aries

Tebalnya, mulanya cuma 9 halaman. Namun, untuk syarat administratif di kampus, artikel itu harus dialihkan ke bentuk skripsi. Jadilah pengunggah memiliki skripsi yang cuma 10 halaman itu.

Pengunggah juga mencoba menampik omongan bahwa karya tulisnya itu bisa dikerjakan dalam waktu sehari. Sebab kenyataannya, ia mengerjakannya dalam waktu 6-8 bulan.

Penelitiannya pun diikutsertakan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa yang diadakan Pusat Prestasi Nasional, salah satu unit organisasi di bawah Kemendikbud. Lebih dari itu, penelitian pengunggah itu lolos seleksi hingga ke tahap Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang terkenal akan seleksi ketatnya.

Skripsi cuma 10 halaman © TikTok

foto: TikTok/@syah_aries

Alhasil, video tersebut viral di TikTok. Hingga artikel ini ditulis, video tersebut telah ditonton 10 juta kali, disukai 421,2 ribu kali, dan dikomentari 6161 kali. Beberapa komentarnya tertulis sebagaimana berikut.

"ini biasanya jurnal gasih terus harus tembus SINTA kalo gasalah," ujar akun @riridumpieeeee.

"setau gw jurnal yg lolos publish internasional itu lebih berat ketimbang skripsi yg berorientasi sekitaran kampus.Jd kalo jurnal lu lolos,lu hebat!" tulis akun @lanegierson.

@syah_aries #stitch dengan @Peri Kecil Ada yang lebih tipis dari ini? #skripsi #teknik #tekniksipil #umy #mahasiswa suara asli - Rahmad Afriansya