Brilio.net - Sebuah perusahaan tenaga matahari atau solar di China telah merampungkan fase pertama pembangunan aksi stasioner yang cerdik, yakni membangun pembangkit tenaga surya 100MW dalam bentuk hewan panda raksasa.

Dilansir brilio.net dari Vox, Minggu (9/7), sebuah rilis dari perusahaan pencanang proyek tersebut, Panda Green Energy dan media nasional China, Xinhua News Agency, menyebutkan bahwa 50MW proyek jaringan listrik tenaga surya sudah terpasang di Datong, China, pada 29 Juni 2017 kemarin. Berikut adalah foto konsep dari Panda Green Energy.

solar panda solar panda

foto: UNDP China via Snopes

Dalam proyek listrik tenaga surya ini, Panda Green Energy menggunakan kombinasi silikon monocrystalline yang lebih gelap (bahan penyerap cahaya di sebagian besar sel surya) dan sel surya film tipis berwarna ringan untuk merancang bentuk hewan nasional China tersebut. Berikut ini foto sebenarnya proyek Panda Green Energy, meskipun belum terlihat jelas dan terbentuk sempurna.

solar panda UNDP China via Snopes

foto: UNDP China via Snopes

Proyek yang telah diusulkan sejak Mei 2016 oleh China Merchants New Energy, pemegang saham terbesar di Panda Green Energy ini digadang-gadang akan mengurangi pembakaran 1 juta ton batu bara untuk kebutuhan listrik, selama 25 tahun ke depan. Ini adalah komitmen China untuk menggeser batu bara sebagai bahan energi listrik.

Seperti diketahui, batu bara membawa dampak tersendiri dalam pemanfaatannya sebagai bahan energi listrik. Kekurangan batu bara adalah menimbulkan polusi udara. Batu bara mengandung gas berbahaya, karbondioksida, sulfur dioksida, dan debu.

Lantas, kenapa bentuknya panda, ya?

Semenjak diumumkan pada September 2016 lalu, ide pembangkit listrik panda ini menjadi bagian kerja sama perusahaan pencanang dengan United Nations Development Program untuk menarik minat anak muda dalam isu pembangunan berkelanjutan.

Berdasarkan laporan terbaru Global Status Report from Renewable Energy Policy Network for the 21st Century (REN21), Negeri Tirai Bambu tersebut memang gencar dan memimpin dalam perihal investasi, kapasitas, dan generasi energi terbarukan. Momennya juga pas, di mana matahari menjadi energi alternatif yang dipuja-puja beberapa waktu belakangan. China sendiri sudah menyumbang hampir setengah penambahan kapasitas solar global.