Brilio.net - Pernahkah kamu mendapatkan sindiran dari kerabat, teman, bahkan atasan dalam dunia kerja? Ternyata sindirian ini sudah masuk dalam khazanah pola perbincangan di Indonesia. Sindiran dilakukan saat dalam situasi tertentu, biasanya dengan nada merendahkan atau bahkan memiliki tendensi untuk mencemooh.

Arti lain dari sindiran adalah sarkas atau sarkasme. Sehingga disebutkan bahwa sarkas adalah sebuah ungkapan yang memiliki tendensi untuk mencemooh seseorang. Tak jarang, sarkas dapat menimbulkan konflik yang dapat memberikan sengatan kebencian beracun, menyakiti orang lain, bahkan dapat merusak hubungan.

Selain itu, sarkas adalah ungkapan yang juga menjadi bahan pembicaraan dalam pembahasan sesuatu hal yang tidak berjalan seperti yang diekspektasikan. Sarkas juga dapat diartikan sebagai ungkapan yang tak hanya dikenali dengan kata-kata, melainkan juga nada suara, ekspresi wajah, dan konteks lainnya.

Lebih lanjut, berikut penjelasan tentang pengertian sarkas, contoh, dan perbedaannya dengan satir. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (20/9).

Pengertian sarkas.

Arti sarkas © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Sarkas berasal dari bahasa Yunani, yakni "sark" yang berarti daging, dan "asmos" yang berarti merobek. Jadi jika digabungkan secara harfiah, sarkas memiliki arti sebagai merobek daging. Sarkas bisa berarti menggigit bibir dalam kemarahan. Menurut Merriam-Webster, sarkasme "dirancang untuk memotong atau memberi rasa sakit."

Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarkasme adalah kata-kata pedas yang menyakiti hati orang lain, seperti cemooh dan ejekan kasar. Menurut Cambridge Dictionary, sarkas berarti penggunaan kata-kata yang jelas-jelas berarti kebalikan dari apa yang mereka katakan. Sarkas dibuat untuk menyakiti perasaan seseorang atau untuk mengkritik sesuatu dengan cara yang lucu.

Menurut Keraf (2007), sarkas adalah suatu acuan yang lebih kasar dari ironi yang mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Jadi yang dimaksud dengan sarkas adalah gaya bahasa penyindiran dengan menggunakan kata-kata yang kasar dan keras.

Menurut buku Pengkajian Prosa dan Friksi yang ditulis oleh Garudhawaca, sarkasme adalah penggunaan kata-kata yang biasanya digunakan untuk mengejek atau mengganggu seseorang, atau untuk tujuan humor.

Adanya sarkas ini bertujuan untuk menyindir atau menyinggung seseorang. Namun, sayangnya sarkas ini dapat melukai perasaan seseorang. Sebab, dalam sarkas, penggunaannya bisa mengatakan kebalikan dari apa yang dimaksudkan dan melakukannya dengan nada mengejek.

 

Ciri-ciri dan contoh sarkas.

Arti sarkas © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah ciri-ciri sarkas, diantaranya sebagai berikut.

- Sarkas bertujuan untuk menyakiti perasaan pendengarnya.

- Sarkas tidak selalu digunakan untuk mengungkapkan yang sebenarnya tapi bersifat emosional.

- Berlandaskan kekecewaan atau emosi negatif terhadap sesuatu hal.

- Pasif agresif, artinya dapat terlihat tidak menyerang pembacanya padahal sebenarnya menyerang.

Biasanya penggunaan sarkas ini bergantung pada isyarat verbal yang dilontarkan. Maka dari itu, kebanyakan dari penggunaannya beranggapan bahwa sarkas ini bentuk dari ejekan atau cemoohan atau ucapan yang tidak tulus. Berikut beberapa contoh kalimat sarkas yang biasa digunakan.

- Contoh ketika sesuatu yang buruk terjadi: "Oh, inilah yang saya butuhkan hari ini!"

- Saat seseorang melakukan sesuatu terlalu lambat: "Bisakah Anda melakukannya lebih lambat lagi?"

- Ketika ada sesuatu yang tidak menarik: "Saya senang bisa berada di sini selama lima jam ke depan."

- Contoh ketika melihat wajah orang lain: "Putih benar wajahmu, sampai bisa disendoki bedaknya."

Perbedaan sarkas dan satir.

Arti sarkas © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Kerap kali sarkas disamakan dengan satir. Padahal keduanya merupakan ungkapan yang berbeda. Satir adalah jenis kalimat yang dimaksudkan untuk mengejek kejahatan atau kesalahan manusia, seringkali melalui hiperbola, meremehkan, dan mencemooh. Satir juga diartikan untuk mengolok-olok orang dengan meniru mereka dengan cara yang mengungkapkan kebodohan atau kekurangan mereka.

Satir adalah cara konstruktif untuk memberi tahu orang tentang kesalahan dan kebodohan mereka, sementara sarkas dapat merusak karena cara penyajiannya. Saat ini, satire paling sering menggunakan bentuk humor untuk mengekspos kesalahan langkah politik atau kekurangan sosial dalam kehidupan sehari-hari, terkadang dengan tujuan untuk menginspirasi perubahan.

Sarkas dan satir menggunakan humor dan kecerdasan untuk membuat pesan mencapai audiens, tetapi satire dapat memiliki audiens yang lebih besar sementara sarkas seringkali dilakukan dalam percakapan orang ke orang. Satir lebih halus dari pada sarkas. Dalam bentuk tulisannya, satire dapat langsung dikenali sedangkan sarkas tidak, karena terkadang ditampilkan melalui infeksi suara.

Contoh kalimat yang mengandung satire.

- "Nikmat sekali makan di sini, sampai tikus dan kecoa saja ikut bergabung dengan kita."

- "Maklum, namanya juga ahli neraka, pasti dengan dosa mereka sudah tidak takut."

 

Sumber: Wicaksono, Andri. 2014. Catatan Ringkas Stilistika. Penerbit Garudhawaca.