Perkembangan nasionalisme Indonesia.

Arti nasionalisme © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Secara garis besar, nasionalisme Indonesia dimulai dari masa-masa perjuangan. Berikut ini fase perkembangan nasionalisme di Indonesia.

1. Fase pertama.

Dalam fase pertama, gerakan kebangkitan nasionalisme Indonesia pada dinamika sejarah diawali oleh masa Boedi Oetomo pada tahun 1908, yang dimotori oleh para mahasiswa sekolahan anak para priyayi Jawa, kedokteran Stovia, serta sekolah yang kemudian disediakan Belanda di Jakarta.

2. Fase kedua.

Fase kedua adalah pada proses kebangkitan nasionalisme yang terjadi di tahun 1928, yaitu 20 tahun setelah proses kebangkitan nasional terjadi.

Pada fase ini kemudian terdapat suatu kesadaran menyatukan negara, bangsa, serta bahasa ke dalam satu negara yang telah disadari oleh pemuda dan sudah disatukan dengan suatu organisasi kedaerahan seperti Jong Celebes, Jong Sumatera, Jong Java, dan lain sebagainya. Hal ini kemudian diwujudkan secara nyata dengan menyelenggarakan Sumpah Pemuda pada 1928.

3. Fase ketiga.

Fase ketiga ini disebut juga dengan masa "Revolusi Fisik Kemerdekaan". Peranan nyata pemuda pada masa ini terjadi saat mereka menyandera Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, supaya segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Mereka dengan bersemangat mewujudkan nation state yang berdaulat dalam kerangka kemerdekaan.

4. Fase keempat.

Fase berikutnya kemudian perkembangan nasionalisme di tahun 1966, yang menandai tatanan baru dalam suatu pemerintahan Indonesia. Selama 20 tahun setelah kemerdekaan kemudian terjadi huru-hara pemberontakan Gestapu dan eksesnya.

Jika tidak adanya peran mahasiswa dan organisasi sosial kemasyarakatan di tahun 1966, Soeharto serta para tentaranya sulit memperoleh kekuasaan dari penguasa orde lama Soekarno.

Sayangnya para penguasa orde baru kemudian mencampakkan para pemuda dan mahasiswa yang telah menjadi motor utama pendorong terbentuknya NKRI tersebut, bahkan sejak akhir tahun 1970-an para mahasiswa malah dibatasi geraknya dalam berpolitik serta dibatasi dalam ruang-ruang kuliah di kampusnya.

5. Fase kelima.

Pergolakan masa Orde Baru kemudian melahirkan fase kelima, yang disebut juga sebagai "Masa Reformasi". Nasionalisme kemudian tidak selesai hanya pada masa pemerintahan Soeharto, tetapi terus bergulir ketika reformasi menjadi sumber inspirasi perjuangan suatu bangsa meskipun melalui suatu perjalanan sejarah yang cukup panjang.

 

Sumber: Sujana Wayan, dkk. Kapita Selekta IPS (Kajian Teori dan Praktek bagi Mahasiswa PGSD). Penerbit Global Aksara Pers.