Brilio.net - Animisme merupakan salah satu kepercayaan yang berkembang ketika masa pra sejarah, tepatnya pada saat manusia menjalani kehidupan di masa berburu tingkat lanjut (zaman Megalitikum) dan mulai bermukim. Manusia yang menganut paham animisme memiliki kepercayaan bahwa benda-benda tertentu memiliki jiwa atau roh. Selain itu, animisme juga mempercayai kekuatan gaib dan memuja arwah leluhur atau benda.

Penganut kepercayaan animisme juga percaya bahwa setiap benda yang bergerak memiliki roh yang harus dihormati agar tidak mengganggu manusia. Kepercayaan animisme juga memercayai bahwa roh orang yang telah meninggal dapat masuk ke dalam tubuh hewan. Nah, untuk mengetahui penjelasan lebih lengkap mengenai kepercayaan animisme, berikut brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Selasa (14/6).

 

 

Sejarah kepercayaan animisme.

 kepercayaan animisme serta penjabarannya © berbagai sumber

foto: Unsplash/Jessica Rigollot

Teori animisme pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli antropologi E.B. Taylor yang merupakan seorang sarjana aliran evolusionisme Inggris yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini semuanya bernyawa. Kepercayaan animisme menurut E.B. Taylor merupakan sistem kepercayaan yang dipercayai manusia bahwa segala apa yang terdapat di dunia ini memiliki jiwa yang hidup di dalamnya baik itu yang hidup maupun yang mati.

Pemikiran mengenai jiwa ini merupakan dampak dari pengalaman psikis yang telah dialami manusia seperti halnya mimpi. Manusia menganggap bahwa mimpi adalah bukti nyata bahwa jiwa manusia dapat terlepas dari tubuhnya sehingga jiwa dari tubuh yang telah mati pun dapat pergi dan memilih untuk mendiami suatu tempat. Hal ini yang menjadikan manusia percaya dengan roh leluhur yang masih kekal dan dapat memengaruhi kehidupan manusia.

Meskipun sebagian besar penganut kepercayaan ini adalah orang-orang primitif, namun sebenarnya kepercayaan ini bersifat universal yang juga dipercayai oleh orang-orang yang telah beragama.

Definisi animisme.

 kepercayaan animisme serta penjabarannya © berbagai sumber

foto: Wikimedia Commons/RaiyaniM

Dikutip dari Jurnal Kajian Perbatasan Antarnegara, animisme berasal dari bahasa latin yaitu "animus" yang memiliki arti napas atau jiwa. Animisme adalah ajaran atau doktrin tentang realitas jiwa. Orang primitif memiliki kepercayaan bahwa semua hal yang kita lihat seperti manusia, hewan, dan tumbuhan memiliki kekuatan dahsyat dan memiliki kehendak, sehingga jika marah dapat membahayakan manusia dan jika bahagia dapat menguntungkan manusia.

Kepercayaan animisme mempercayai bahwa saudara dan orang yang telah meninggal masih ada di sekitar kerabatnya. Kepercayaan pada makhluk halus dan roh sebelum manusia mendapatkan pengaruh dari ajaran yang sifatnya wahyu Tuhan. Kepercayaan ini juga membawa seseorang untuk bisa percaya bahwa alam memiliki jiwa sekaligus harus dihormati. Jika tidak, maka roh yang terdapat di benda tersebut akan mengganggu manusia.

 

Contoh kepercayaan animisme.

 kepercayaan animisme serta penjabarannya © berbagai sumber

foto: Wikimedia Commons/WiDi

Suku Dayak merupakan komunitas etnis tertua di wilayah Kalimantan yang masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Beberapa suku menyebutnya dengan Kaharingan. Kepercayaan turun temurun ini meyakini bahwa alam sekitar dipenuhi oleh makhluk halus dan roh yang tinggal di setiap benda seperti pohon, sungai, dan batu. Masyarakat Dayak percaya bahwa rok nenek moyang akan menjaga mereka dari gangguan makhluk halus yang jahat.

Kepercayaan itu membuat mereka mengeramatkan beberapa binatang seperti burung Enggang. Penghormatan itu ditunjukkan dalam tari Enggang yang dilenggokkan kaum perempuan suku Dayak. Bagi suku Dayak, burung Enggang membawa pesan-pesan alam yang berhubungan dengan roh nenek moyang. Burung Enggang diyakini menjadi wahana bagi roh yang telah meninggal untuk mencapai surga.

Selain suku Dayak, terdapat pula suku Toraja yang memercayai bahwa roh nenek moyang adalah penjaga serta pelindung, sehingga tanpa restunya hidup akan mengalami musibah dan bencana.