Sejarah kepercayaan animisme.

 kepercayaan animisme serta penjabarannya © berbagai sumber

foto: Unsplash/Jessica Rigollot

Teori animisme pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli antropologi E.B. Taylor yang merupakan seorang sarjana aliran evolusionisme Inggris yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini semuanya bernyawa. Kepercayaan animisme menurut E.B. Taylor merupakan sistem kepercayaan yang dipercayai manusia bahwa segala apa yang terdapat di dunia ini memiliki jiwa yang hidup di dalamnya baik itu yang hidup maupun yang mati.

Pemikiran mengenai jiwa ini merupakan dampak dari pengalaman psikis yang telah dialami manusia seperti halnya mimpi. Manusia menganggap bahwa mimpi adalah bukti nyata bahwa jiwa manusia dapat terlepas dari tubuhnya sehingga jiwa dari tubuh yang telah mati pun dapat pergi dan memilih untuk mendiami suatu tempat. Hal ini yang menjadikan manusia percaya dengan roh leluhur yang masih kekal dan dapat memengaruhi kehidupan manusia.

Meskipun sebagian besar penganut kepercayaan ini adalah orang-orang primitif, namun sebenarnya kepercayaan ini bersifat universal yang juga dipercayai oleh orang-orang yang telah beragama.

Definisi animisme.

 kepercayaan animisme serta penjabarannya © berbagai sumber

foto: Wikimedia Commons/RaiyaniM

Dikutip dari Jurnal Kajian Perbatasan Antarnegara, animisme berasal dari bahasa latin yaitu "animus" yang memiliki arti napas atau jiwa. Animisme adalah ajaran atau doktrin tentang realitas jiwa. Orang primitif memiliki kepercayaan bahwa semua hal yang kita lihat seperti manusia, hewan, dan tumbuhan memiliki kekuatan dahsyat dan memiliki kehendak, sehingga jika marah dapat membahayakan manusia dan jika bahagia dapat menguntungkan manusia.

Kepercayaan animisme mempercayai bahwa saudara dan orang yang telah meninggal masih ada di sekitar kerabatnya. Kepercayaan pada makhluk halus dan roh sebelum manusia mendapatkan pengaruh dari ajaran yang sifatnya wahyu Tuhan. Kepercayaan ini juga membawa seseorang untuk bisa percaya bahwa alam memiliki jiwa sekaligus harus dihormati. Jika tidak, maka roh yang terdapat di benda tersebut akan mengganggu manusia.