Brilio.net - Hidroponik adalah metode menumbuhkan tanaman tanpa tanah, dengan menangguhkan akar dalam larutan air nutrisi mineral. Ada banyak keuntungan hidroponik dibandingkan pertanian tanpa tanah, yaitu tingkat pertumbuhan tanaman cepat, hasil tinggi, ruang lebih sedikit, konsumsi air lebih sedikit, dan menjaga lingkungan tetap sehat karena tidak ada penggunaan bahan kimia.

Jika tertarik berkebun dengan teknik hidroponik, kamu perlu menggunakan peralatan terbaik agar hasil panen bisa sukses. Dengan kata lain, tanaman apa saja akan tumbuh dengan baik ketika cara menanamnya benar. Hal itu juga yang terjadi pada teknik hidroponik.

Terlepas bahwa kamu adalah seorang yang berpengalaman atau baru memulai mencoba hidroponik, semuanya membutuhkan beberapa alat untuk memudahkan menyelesaikan bercocok tanam. Pertama-tama pilih jenis tumbuhan apa yang ingin kamu tanam. Kemudian pilih salah satu dari banyak jenis alat dan sistem hidroponik yang tersedia.

Kendati begitu, alat yang dipakai bisa dikondisikan sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan anggaran. Berikut ini rincian peralatan penting hidroponik yang umum dipakai pada sebagian besar sistem seperti brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Jumat (26/2).

1. Gunting.

<img style=

foto: freepik.com

 

Dalam teknik hidroponik, kamu perlu membuat potongan yang tepat dan hati-hati agar tanaman tetap sehat. Baik saat memanen nanti, memangkas kelebihan daunnya, menyiapkan klon (memperbanyak), atau memotong pertumbuhan tanaman lama. Perhatikan seberapa besar gunting yang dipakai.

Pertimbangkan pula seberapa padat pertumbuhan dedaunan, kesegaran vegetasi, dan kehalusan potongan. Jika gunting terlalu besar, kamu akan kesulitan mengarahkan tanaman dalam ruangan dan di antara dedaunan yang lebat.

2. Botol semprot.

<img style=

foto: freepik.com

 

Saat kamu sudah mencampur konsentrat pengendali hama, fungisida, dan larutan lainnya, kamu membutuhkan botol semprot. Sebagian besar botol semprot menawarkan nozzle yang dapat disesuaikan. Jadi kamu dapat dengan mudah beralih dari semprotan kabut (kecil) ke besar.

3. Gelas.

<img style=

foto: freepik.com

 

Hidroponik membutuhkan pengukuran yang tepat, terutama saat kamu akan mencampur nutrisi cair. Sebagian besar tanaman mengharuskan kamu mengukur nutrisi yang dibutuhkan dengan mililiter (ml). Jadi, alangkah baiknya kamu memiliki gelas yang sudah tersedia ukuran takarnya. Pastikan untuk membilas gelas dengan bersih setelah selesai dipakai.

4. Wadah.

<img style=

foto: freepik.com

 

Semakin besar sistem hidroponik yang ingin kamu tanam, semakin banyak wadah yang harus kamu miliki. Kamu bisa memanfaatkan beberapa wadah, seperti botol bekas, paralon, atau ember untuk digunakan sebagai pot tanam. Sediakan ember untuk pencampuran, produk limbah, hasil panen, untuk air, dan ember untuk menampung ember lain.

5. Pembersih kuas.

<img style=

foto: freepik.com

 

Setidaknya kamu memerlukan dua atau tiga jenis kuas untuk membantu pertumbuhan hidroponik. Yang terpenting, kamu memerlukan kuas untuk membersihkan kotoran yang berkembang di dalam sistem, pipa, ember, filter, dan baki. Meskipun berkebun hidroponik lebih rapi, tapi kamu tetap perlu menjaga kebersihannya dengan baik. Supaya tumbuhan bisa tumbuh lebih sehat dan kotoran tidak semakin berkembang.

Lumpur, lendir, penumpukan garam, endapan air yang dapat menampung jamur, bakteri, dan mineral tak terduga dapat memengaruhi siklus pertumbuhan tanaman. Semua kotoran ini juga dapat menyumbat pipa atau wadah lain yang dipakai. Mengatasi semua masalah ini, tidak terlalu sulit menggosoknya dengan sikat, bilas kalau sudah selesai.

6. Sumbu panel.

<img style=

foto: freepik.com

 

Tanaman hidroponik membutuhkan aliran nutrisi yang cukup. Terutama jika kamu memakai wadah netpot untuk potnya. Untuk menyalurkan nutrisi ini, kamu membutuhkan sumbu panel. Kamu bisa membeli sumbu panel atau membuatnya sendiri. Cukup manfaatkan kain flanel atau sumbu kompor yang punya daya serap air tinggi.

Faktor yang dapat memengaruhi kesuburan tanaman hidroponik.

- Air.

Perhatikan suhu pada air, konsentrasi dan tingkat pH yang tepat. Air baku atau air yang belum dicampur dengan nutrisi atau pupuk hidroponik, bagusnya memiliki PPM di bawah 100 PPM (Part per Million). Ukuran PPM ini menggunakan alat khusus yang disebut TDS meter. Nah, untuk airnya pun dapat menggunakan air tanah, air sumur, air hujan dan air AC.

- Keseimbangan pH.

Keseimbangan pH yang baik sangat penting untuk memastikan larutan nutrisi dapat terserap dengan baik di tanaman kamu. Inilah sebabnya mengapa penting untuk menggunakan beberapa pengatur pH/pH meter dan mengukur keseimbangan pH secara teratur. Jika tingkat pH lebih tinggi dari 6,3 atau lebih rendah dari 5,8, segera lakukan penyesuaian secara perlahan.

- Cahaya.

Jika cahaya tidak tersedia karena mendung maupun hujan, bibit tanaman hidroponik dapat diletakkan dalam ruangan di bawah cahaya lampu. Nah, untuk lampu yang digunakan adalah lampu LED Cool Day Light minimal 13 watt yang diletakkan kurang lebih 30 cm dari bibit tanaman.

- Udara.

Tumbuhan membutuhkan CO2 untuk fotosintesis, namun perlu diingat bahwa tumbuhan juga membutuhkan oksigen (O2) untuk respirasi 24 jam sehari. Pada hari-hari cerah, tanaman menghasilkan lebih banyak O2 daripada yang dibutuhkan untuk respirasi. Tetapi pada malam hari, hanya respirasi yang terjadi. Nah jika menggunakan green house, buat ventilasi yang baik dan memadai agar ada pergantian udara.

- Suhu.

Suhu yang terlalu tinggi atau rendah, akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu sehingga mengurangi produktivitas. Suhu ideal untuk tanaman biasanya antara 23-26°C. Jika memang kamu hendak serius bertanam, jangan abaikan hal ini. Kamu dapat menggunakan alat untuk mengukur suhu ruangan.

- Mineral dan nutrisi.

Tanaman memerlukan mineral tertentu untuk dapat bertahan hidup yang dipasok melalui akar. Dalam penanaman secara konvensional biasanya mineral disediakan oleh tanah dengan penambahan pupuk, seperti pupuk kompos atau pupuk kandang. Namun, untuk tanaman hidroponik dapat menggunakan nutrisi ABmix.