Brilio.net - Pandemi Covid-19 sudah melanda dunia sejak dua tahun terakhir. Hal itu tentu berdampak pada pelaku usaha yang sulit melakukan pemasaran karena kurangnya permintaan konsumen.

Rupanya hal itu juga yang dirasakan oleh enterpreneur muda, Lieviena Nosavelinda. Wanita yang akrab disapa Linda itu sudah berbisnis sejak masih kuliah. Bisnis yang ia tekuni selama ini adalah bekerja sama dengan berbagai online shop di bidang beauty import.

Namun sayang, saat pandemi bisnisnya itu nyaris mati, sebab beberapa negara mengalami lockdown hingga ia kesulitan mengakses ke luar negeri. Tak mau tinggal diam, ia pun memutar cara untuk bisa tetap berbisnis.

Akhirnya pada Agustus 2020, Linda memutuskan membuka bisnis bersama sang ayah, ia pun mendirikan brand sepatu bernama Giselle Colls.

“Kebetulan papa pernah terjun di bidang sepatu, jadi aku kerja sama dengan papa untuk bikin usaha ini,” saat ditemui media baru-baru ini.

Merintis bisnis di masa pandemi tentunya bukan hal yang mudah, namun tidak mustahil untuk wanita yang akrab dipanggil Linda ini untuk terus berbisnis.

Siapa sangka satu tahun berjalan, bisnisnya itu pun memikat antusiasme pembeli yang tinggi. Bahkan penjualannya sudah melebihi target.

“Luar biasa banget, nggak nyangka ternyata target pasarnya sesuai,” ucap Linda.

Namun rupanya, kesuksesannya itu tak ia dapatkan begitu saja. Ia pun memiliki kiat khusus untuk bisa mengembangkan bisnis di tengah pandemi. Penasaran gimana cara Linda kembangkan bisnisnya? Berikut ulasannya, Kamis (25/11).

1. Jual secara online.

Tips berbisnis di tengah pandemi Instagram

foto: Instagram/@gisellecolls

Sejak pandemi pandemi Covid-19 melanda, masyarakat pun harus melakukan aktivitas secara online, termasuk berbelanja. Hal itu pula yang dilakukan oleh Linda. Ia pun menjual seluruh produknya melalui online.

“Sulit pasti, yah. Jadi tantangannya saja belajar strategi digital marketing lagi untuk bisnis saya ini,” ucapnya.

2. Variasi model dan warna.

Tips berbisnis di tengah pandemi Instagram

foto: Instagram/@gisellecolls

Menurut Linda saat akan membangun bisnis fashion, harus melihat dulu target marketnya. Kalau Linda sendiri lebih menargetkan milenial. Dan terbukti, produk dengan style semi formal itu banyak disukai di kalangan wanita karier. Model flat shoes dan high heels yang paling banyak digemari.

Selain itu, warna yang tersedia untuk semua koleksi sepatu kebanyakan adalah warna netral seperti hitam, putih, moka, krem, hingga beberapa series ada yang peach dan olive.

“Kita belum mencoba warna lilac, tosca atau coffee, tapi rencananya akan diperkaya lagi warnanya agar pembeli bisa lebih bervariasi lagi pilihannya,” jelas Linda.

3. Harga terjangkau.

Tips berbisnis di tengah pandemi Instagram

foto: Instagram/@gisellecolls

Mengingat membuka bisnis di tengah pandemi, Linda pun menyesuaikan dengan harga yang tidak terlalu mahal. Ia menjual produknya berkisar Rp 159 ribu hingga Rp 199 ribu.

“Kita menjual sepatu emang harganya nggak mahal. Sesuaiin juga sama keadaan dan kantong kaum milenial. Tapi tetap memperhatikan kualitas,” tuturnya.

4. Layanan tukar barang tanpa biaya.

Tips berbisnis di tengah pandemi Instagram

foto: Instagram/@gisellecolls

Menariknya, karena penjualan produknya hanya melalui online, Linda pun membuka layanan untuk para konsumen yang ingin menukar barang tanpa dipungut biaya.

“Konsumen yang mau mengajukan penukaran size bisa langsung, nanti akan diarahkan oleh tim Giselle Colls. Jangan khawatir, prosedurnya sangat mudah dan tidak memberatkan pembeli sama sekali,” jelasnya.

5. Inovasi.

Tips berbisnis di tengah pandemi Instagram

foto: Instagram/@gisellecolls

Salah satu yang tak kalah penting dalam membangun bisnis adalah untuk terus berinovasi. Mulai dari warna, model, hingga bahan. Hal itu agar tidak membuat para konsumen bosan dan lebih banyak pilihan lagi.

“Pokoknya jangan takut (buka bisnis), mulai dulu aja. Pasti ada rasa pesimis dan takut tapi harus dilakukan dulu. It's okay to start small. Seiring berjalannya waktu, kita akan mempelajari semuanya dan terus bertumbuh. Jangan pernah merasa cukup (pengetahuan), harus selalu haus akan pencapaian dan ilmu baru,” pungkas Linda.