Brilio.net -  Dalam kehidupan sehari-hari, interaksi dengan orang lain sering kali menimbulkan berbagai emosi, termasuk rasa kesal terhadap perilaku atau tindakan mereka. Namun, menghadapi situasi ini dengan cara yang bijaksana dan menghindari pertikaian menjadi hal penting dalam mempertahankan hubungan sosial yang harmonis. Salah satu pilihan untuk menyampaikan perasaan kesal dengan cara yang halus adalah melalui kata-kata sindiran.

Sindiran adalah bentuk komunikasi yang unik dan khas. Lewat sindiran, pesan disampaikan secara halus namun memiliki makna tersirat yang bisa membuat orang menjadi lebih peka terhadap perilaku dan tindakan. Membicarakan soal sindiran, bahasa Jawa memiliki keunikan dalam menyampaikannya yaitu dengan kata-kata sindiran kocak bahasa Jawa yang halus tapi nyelekit. Kata-kata sindiran kocak bahasa Jawa ini sering kali membuat orang tersenyum, tapi juga bisa bikin orang merasakan di balik makna kata-kata sindiran bahasa Jawa ini.

Fenomena ini menunjukkan kecerdasan dan kreativitas masyarakat Jawa dalam berkomunikasi secara santai namun penuh pesan tersirat. Masyarakat Jawa sering menggunakan kata-kata sindiran kocak bahasa Jawa dalam berbagai tujuan. Seperti untuk menciptakan kesadaran sosial, mengkritik, serta memperbaiki perilaku individu maupun kelompok.

Kata-kata sindiran kocak bahasa Jawa ini biasanya digunakan untuk menghibur dan memperbaiki keadaan, bukan berarti untuk menyakiti perasaan orang lain yang jadi lawan bicaranya. Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Senin (31/7), berikut 150 kata-kata sindiran kocak bahasa Jawa.

 

Kata-kata sindiran bahasa Jawa tentang kehidupan.

40 Kata-kata sindiran bahasa Jawa, kocak dan ngena © 2020 brilio.net

foto: Instagram/@captionsindiranjawa

1. "Ajar seko wulu kelek, meh kecepit tapi tetep tehar bertahan lan tetep tumbuh."
(Belajar dari bulu ketek meski selalu terhimpit tapi tetap tegar bertahan dan tetap tumbuh.)

2. "Jenenge urep mesti akeh cobaan. Yen akeh saweran kui jenenge dangdutan."
(Namanya hidup itu pasti banyak cobaan. Kalau banyak saweran itu dangdutan.)

3. "Jenenge wae urip, mesti akeh cobaane, nek akeh umbahane jenenge laundry."
(Namanya juga hidup, pasti banyak cobaan, kalau banyak cucian ya laundry)

4. "Nek ngomong ojo nhuwur-dhuwur. Mengko lambemu iso kesampluk pesawat."
(Kalau ngomong jangan ketinggian. Nanti mulutmu bisa kesenggol pesawat. )

5. "Niat kerjo, ora golek perkoro. Niat golek rejeki, ora golek rai. Ora balapan, opo maneh ugal-ugalan."
(Niat bekerja, bukan cari perkara. Niat mencari rejeki, bukan cari perhatian belaka. Bukan balapan, apalagi ugal-ugalan)

6. "Ojo sombong nek dadi duwuran, ning pasar duwuran regane 10 ewu etuk. "
(Jangan sombong kalau jadi atasan. Di pasar, atasan diobral 10 ribu dapat 3.)

7. "Ono papat sing iso ngilang. Pertama malaikat, keloro jin, ketelu setan, kepapat wong utang ra iso nyaur."
(Ada empat yang bisa menghilang. Pertama malaikat, kedua jin. ketiga setan, keempat orang hutang gak bisa bayar)

8. "Sak abot-abote masalahmu, nek ditimbang yo ra bakal payu."
(Seberat apapun masalahmu, kalau ditimbang juga tidak akan laku.)

9. Dosa sing paling menyedihkan iku dosambat ora duwe duit."
(Dosa yang paling menyedihkan adalah pada sambat tidak punya duit.)

10. "Waktu adalah uang, yen kanca mbok jak dolan ngomong raenek wektu. Brarti wonge randue duwit. "
(Waktu adalah uang, jika temanmu kamu ajak keluar tidak ada waktu berarti dia tidak punya uang.)

 

Kata-kata sindiran bahasa Jawa untuk pacar dan mantan.

40 Kata-kata sindiran bahasa Jawa, kocak dan ngena © 2020 brilio.net

foto: Instagram/@_quotes.jawa

11. "Aku tanpamu bagai nasi kucing hilang karetnya, hancur."
(Aku tanpamu bagai nasi kucing yang Aku tanpamu bagaikan sego kucing ilang karete. Ambyar."

12. "Tangi turu nyandak hape, arep turu nutuli hape. Ojo lali, nek arep mati selfieo disik."
(Bangun tidur pegang hape, mau tidur mencetin hape. Jangan lupa, kalau mau mati selfielah dulu.)

13. "Berakit rakit ke hulu. berenang-renang ke tepian, mantan wis ning penghulu, aku iseh kesepian"
(Berakit-rakit kehulu berenang-renang ke tepian, mantan sudah di penghulu aku masih kesepian.)

14. "Cinta kuwi kadang koyo kripik telo, iso remuk nek ra ati-ati ne ngoowo"
(Cinta terkadang seperti keripik singkong, bisa hancur jika tidak hati-hati dibawa.)

15. "Jare simbok timbang golek pokemon, luwih becik golek jodo, simbok pengen gendong putu, dudu gendong pikachu."
(Kata ibu daripada nyari pokemon mending nyari jodoh, ibu pengen nimang cucu bukan nimang pikachu.)

16. "Jenenge pasangan, yen ora pas yo mung dadi angan."
(Namanya pasangan, kalau enggak pas yang cuma jadi angan.)

17. "Kenangan apik karo koe bakal tak eling nganti lali."
(Kenangan indah bersamamu akan aku ingat hingga sampai lupa.)

18. "Ketemu ning Twitter, jadian ning facebook, yang-yangan ning BBM, pedhot ning WhatsApp, ngedol mantan ning BukaLapak."
(Ketemuan di twitter, jadian di facebook, pacaran di BBM, putus di whatsapp, jual mantan di BukaLapak.)

19. "Kowe ngelih banget, po? Nganthi mangan omonganmu dewe."
(Kamu lapar banget? Sampai makna omonganmu sendiri? )

20. "Nek dee ngadoh ra mesti dee sengit, iso wae dee meh ngentut."
(Ketika dia mulai menjauh, bukan berarti dia benci, siapa tahu dia kentut.)

21. "Nek jodo yo bakal jadi jodo, nek ora jodo yo tak kondangan wae karo nyumbang lagu kandas. "
(Kalau jodoh ya bakal jadi jodoh, kalau tidak jodoh ya aku akan kondangan sambil nyumbang lagu kandas.)

22. "Obat pahit ae marakke mari, mosok koe sing manis marakke loro."
(Obat yang pahit saja bisa bikin sembuh, masak kamu yang manis bikin sakit.)

23. "Ojo sebut aku mantan. Sebut wae aku alumni. Sopo reti dewe iso reuni."
(Jangan sebut aku mantan. Sebut aja aku alumni. Siapa tau kita bisa reuni.)

24. "Pengen nyanding tapi kok not responding."
(Ingin memiliki tapi kok tidak ada respons.)

25. "Saking galau ne, krungu lagu Balonku wae atiku kemropok."
(Begitu galaunya sampai dengar lagu balonku aja hatiku hancur.)

26. "Sing modus dipercoyo sing tulus digawe sengsoro."
(Yang modus dipercaya yang tulus disia-siakan.)

27. "Tresno iku ra delok sopo-sopo, tapi kok kowe pilih sek ngganteng"
(Cinta itu tidak melihat siapa siapa, tapi kok kamu pilih yang ganteng.)

28. "Uwong duwe pacar iku kudu sabar ambek pasangane. Opo maneh seng gak duwe."
(Orang yang punya pacar itu haruslah sabar dengan pasangan yang dimiikinya. Apa lagi yang nggak punya.)

29. "Witing tresno jalaran soko kulino, lunture tresno jalaran ono wong liyo."
( Cinta datang karena terbiasa, lunturnya cinta datang karena ada orang lain.)

 

Kata-kata sindiran bahasa Jawa untuk teman.

40 Kata-kata sindiran bahasa Jawa, kocak dan ngena © 2020 brilio.net

foto: Instagram/@_quotes.jawa

30. "Adewe ki mati-matian dinggo konco. Lah konco matai-matiian dinggo mateni adewe"
(Kita mah mati-matian buat temen, lah temen mati-matian buat matiin kita.)

31. Ngaku konco kok gur pengen nuntut mulyo, pas konco ciloko malah lungo.”
(Ngaku teman kok cuma mau menuntut kesenangan, saat teman susah malah pergi.)

32. “Nek kowe ora nduwe sego, ojo mangan konco.”
(Kalau kamu tidak punya nasi, jangan makan teman.)

33. “Atose watu akik isih kalah karo atose omonganmu.”
(Kerasnya batu akik masih kalah dengan omonganmmu.)

34. “Guyon ora popo, sing penting ojo jotos-jotosan, yo.”
(Bercanda tidak apa apa, yang penting jangan berantem ya.)

35. "Kadang niat apik ora mesti ditanggepi wonglia apik. Sante lain kalem bae."
(Kadang niat yang baik tidak selalu ditanggapi orang lain baik. Santai saja.)

36. "Uwong iku nek diapiki bales ngapiki. Nek wis diapiki malah nglarani iku berarti guduk uwong."
(Orang itu kalau dibaikin bales baiin. Kalau sudah dibaikin malah menyakiti, itu berarti bukan orang.)

37. "Kacang iku gurih, tapi nek dikacangin iku perih."
(Kacang itu gurih, tapi kalau dikacangin itu perih.)

38. "Dadi wong ojo kaku-kaku, ndak koyo kanebo garing."
(Jadi orang jangan terlalu kaku, nanti seperti kanebo kering.)

39. "Udane awet, koyo lambemu nek ngomel, gak leren-leren."
(Hujannya awet nggak reda-reda, seperti mulutmu kalau ngomel, tidak pernah berhenti.)

40. "Konco kok moro nek butuh tok. Rumangsamu aku pom bensin?"
(Teman kok kalau datang hanya pas butuh saja. Menurutmu aku ini pom bensin apa?)

 

Reporter: Deta Jauda Najmah

 

Kata-kata sindiran bahasa Jawa bijaksana.

kata sindiran bahasa Jawa © 2022 brilio.net

foto: freepik.com

41. "Aja keminter mundhak keblinger, aja cidra mundak cilaka."

(Jangan sok pintar nanti salah. Jangan curang, nanti jadi celaka)

42. "Ajar seko wulu kelek, meh kecepit tapi tetep tegar bertahan lan tetep tumbuh."

(Belajar dari bulu ketek meski selalu terhimpit tapi tetap tegar bertahan dan tetap tumbuh)

43. "Jenenge urep mesti akeh cobaan. Yen akeh saweran kui jenenge dangdutan."

(Namanya hidup itu pasti banyak cobaan. Kalau banyak saweran itu dangdutan)

44. "Jenenge wae urip, mesti akeh cobaane, nek akeh umbahane jenenge laundry."

(Namanya juga hidup, pasti banyak cobaan, kalau banyak cucian ya laundry)

45. "Dadi koe ngiri karo aku? Yo wis aku ngalah, aku tak nganan."

(Jadi, kamu iri sama aku? Ya, sudah aku mengalah saja, aku pergi ke kanan)

46. "Mbok ra mung ngopi terus, pisan-pisan ngombe teh. Ben ngerti yen urip ki ra mung pait, tapi yo ono sepete."

(Jangan cuma ngopi terus, sekali-kali minum teh. Biar tahu kalau hidup tidak cuma pahit aja, tapi juga ada sepetnya)

47. "Nek dee ngadoh ra mesti dee sengit, iso wae dee meh ngentut."

(Ketika dia mulai menjauh, bukan berarti dia benci, siapa tahu dia kentut)

48. "Nek dipikir kesuwen ki malah loro, nek dirasake dadi tambah loro. Tur nek loro tambah loro jumlahe dadi papat."

(Kalau dipikir kelamaan nanti sakit (loro=sakit), kalau dirasakan tambah sakit. Tapi kalo dua ditambah dua (loro=dua) jumlahnya jadi empat)

49. "Sak abot-abote masalahmu, nek ditimbang yo ra bakal payu."

(Seberat apa pun masalahmu, kalau ditimbang juga tidak akan laku)

50. "Ra usah iri kadang uripku ancen iso gawe kowe sensi."

(Tidak usah iri kadang hidupku memang bisa bikin kamu sensi)

51. "Yen ngomong ojo kelegen, mundak lambemu dirubung semut."

(Kalau bicara jangan kemanisan, nanti mulutmu dikerubungi semut)

52. "Urip kui ibarate kopi asli tanpo gendis. Yen koe ora iso carane nikmati, mesti rasane pait."

(Hidup itu ibarat kopi asli tanpa gula. Missal tidak bisa menikmati, pasti rasanya pahit)

53. "Wong Jowo kui jos! Bensin dadi bengsin, cokelat dadi soklat, mobil dadi montor, utang dadi lali."

(Orang Jawa itu memang mantap! Bensin jadi bengsin, cokelat jadi soklat, mobil jadi montor, utang jadi lupa)

54. "Guyon ora popo, sing penting ojo jotos-jotosan, yo."

(Bercanda tidak apa apa, yang penting jangan berantem ya)

55. "Dosa sing paling menyedihkan iku dosambat ora duwe duit."

(Dosa yang paling menyedihkan adalah pada mengeluh tidak punya duit)

56. "Urip dipaido. Mati ditangisi. Waras dilarani."

(Hidup dikritik. Mati ditangisi. Waras disakiti)

57. "Ojo dirungokno omongane wong liyo sing nduwe cangkem tapi ora nduwe utek."

(Jangan dengerin omongan orang lain yang punya mulut tapi nggak punya otak)

58. "Ojo nganti sabarku ilang mergo kon ngerteni kowe terus saben dino."

(Jangan sampai sabarku hilang karena harus ngertiin kamu terus setiap hari)

59. "Meneng kui luweh apik, ketimbang ngomong weng nambahi masalah".

(Diam itu lebih baik, daripada banyak omong menambah masalah)

60. "Umpomo fotomu ora editan. Opo kowe ora payu?"

(Seumpama fotomu nggak editan. Apa kamu nggak laku?)

Kata-kata sindiran bahasa Jawa nyelekit.

kata sindiran bahasa Jawa © 2022 brilio.net

foto: freepik.com

61. "Dadi wong ojo kaku-kaku, ndak koyo kanebo garing."

(Jadi orang jangan terlalu kaku, nanti seperti kanebo kering)

62. "Kadang mripat iso salah nyawang, kuping iso salah krungu, lambe iso salah ngomong, nanging ati ora bakal iso diapusi."

(Terkadang mata bisa salah melihat, telinga bisa salah mendengar, mulut bisa salah mengucap, tapi hati tak bisa dibohongi dan membohongi)

63. "Kadang niat apik ora mesti ditanggepi wong liya apik. Sante lain kalem bae."

(Kadang niat yang baik tidak selalu ditanggapi orang lain baik. Santai saja)

64. "Konco kok moro nek butuh tok. Rumangsamu aku pom bensin?"

(Teman kok kalau datang hanya pas butuh saja. Menurutmu aku ini pom bensin apa?)

65. "Kowe ngelih banget, po? Nganthi mangan omonganmu dewe"

(Kamu lapar banget? Sampai makan omonganmu sendiri?)

66. "Ngapusi kui hakmu. Nek kewajibanku yo mung etok-etok ora ngerti yen mbok apusi."

(Berbohong itu hakmu. Kewajibanku ya hanya pura-pura tak tahu kalau kamu bohongi.)

67. "Kacang iku gurih, tapi nek dikacangin iku perih."

(Kacang itu gurih, tapi kalau dikacangin itu perih)

68. "Ono papat sing iso ngilang. Pertama malaikat, keloro jin, ketelu setan, kepapat wong utang ra iso nyaur."

(Ada empat yang bisa menghilang. Pertama malaikat, kedua jin, ketiga setan, keempat orang utang gak bisa bayar)

69. "Tangi turu nyandak hape, arep turu nutuli hape. Ojo lali, nek arep mati selfieo disik."

(Bangun tidur pegang hape, mau tidur mencetin hape. Jangan lupa, kalau mau mati selfie lah dulu)

70. "Udane awet, koyo lambemu nek ngomel, gak leren-leren"

(Hujannya awet nggak reda-reda, seperti mulutmu kalau ngomel, tidak pernah berhenti)

71. "Uwong iku nek diapiki bales ngapiki. Nek wis diapiki malah nglarani iku berarti guduk uwong."

(Orang itu kalau dibaikin bales baikin. Kalau sudah dibaikin malah menyakiti, itu berarti bukan orang)

72. "Ojo rumongso biso, nanging bisoho rumongso."

(Jangan merasa bisa, tapi jadilah agar bisa merasa/peka)

73. "Atose watu akik isih kalah karo atose omonganmu."

(Kerasnya batu akik masih kalah dengan omonganmmu)

74. "Nek kowe ora nduwe sego, ojo mangan konco."

(Kalau kamu tidak punya nasi, jangan makan teman.)

75. "Ngaku konco kok gur pengen nuntut mulyo, pas konco ciloko malah lungo."

(Ngaku teman kok cuma mau menuntut kesenangan, saat teman susah malah pergi)

76. "Waktu adalah uang, yen kanca mbok jak dolan ngomong raenek wektu. Berarti wonge randue duwit."

(Waktu adalah uang, jika temanmu kamu ajak keluar tidak ada waktu berarti dia tidak punya uang)

77. "Niat kerjo, ora golek perkoro. Niat golek rejeki, ora golek rai. Ora balapan, opo maneh ugal-ugalan."

(Niat bekerja, bukan cari perkara. Niat mencari rezeki, bukan cari perhatian belaka. Bukan balapan, apalagi ugal-ugalan)

78. "Nek ngomong ojo nduwur-dhuwur. Mengko lambemu iso kesampluk pesawat."

(Kalau ngomong jangan ketinggian. Nanti mulutmu bisa kesenggol pesawat)

79. "Kowe ki uwong opo kalkulator kok ra tau gelem salah!"

(Kamu itu orang apa kalkulator kok nggak mau salah!)

80. "Sesuk tak tumbasno cakram rem. Ben cocotmu ora blongg. Tuman."

(Besok aku beliin cakram rem. Biar mulutmu nggak blong. Kebiasaan)

81. "Ben akhire ora kecewa, dewe kudu ngerti kapan waktune berharap lan kapan waktune kudu mandeg."

(Biar akhirnya nggak kecewa, kita harus tahu kapan waktunya berharap dan kapan waktunya harus berhenti)

82. "Kudu semangat masio gak onok sing nyemangati."

(Harus semangat meski nggak ada yang menyemangati)

83. "Ojo nganti jahatku tangi seko turune sing angler nek apikku wes ora diregani".

(Jangan sampai jahatku terbangun dari tidur lelapnya ketika baikku sudah tidak dihargai)

84. "Dadi wong lanang ojo koyo krupuk. Teles sitik lemes."

(Jadi laki-laki jangan kayak kerupuk. Basah sedikit lemas alias gampang patah semangat)

85. "Lek seneng podo lali kabeh! Tapi lak susah podo takon posisi".

(Kalau lagi senang lupa semua! Tapi kalau lagi susah semuanya tanya posisi)



Kata-kata sindiran kocak untuk selingkuhan pacar.

kata-kata sindiran kocak bahasa Jawa  © 2023 brilio.net

foto: pexels.com

86. "Ora usah mbokne mangan dhewe, wonge kok jajan kesana kesini."

(Tidak perlu pura-pura makan sendiri, tapi kemana-mana mencari makanan di luar.)

87. "Nek dadi selingkuhanmu, opo ngene seng penting ojo kropo-kropo."

(Kalau sudah jadi selingkuhanmu, janganlah merasa terbebani.)

88. "Dadi selingkuhan kok malah seng penting ngrusak balungku."

(Jadi selingkuhan malah hanya merusak kesejahteraanku.)

89. "Mending neng kandang, sing nduwur iku ayam-ayam."

(Lebih baik di kandang, yang di atas itu ayam-ayam.)

90. "Wes yo dadi selingkuhan, opo ngene seng penting tindak marang pacar koyo tukang gowes."

(Sudahlah jadi selingkuhan, yang penting perhatian ke pacar seperti tukang gowes.)

91. "Ora usah cocote luwih luwih, mending sing penting dadi wong turu."

(Tidak perlu bual-bual, lebih baik yang penting jadi manusia yang jujur.)

92. "Awakmu sing manis, tapi awas kae lali kok ngguyu."

(Tubuhmu manis, tapi hati jangan sampai pahit.)

93. "Nek koyo ngombe air tebu, ati iki kok malah koyo nggigit limun."

(Kalau minum air tebu, hati ini malah seperti menggigit jeruk.)

94. "Nek ngombe susu, ati iki kok malah ono tambah adem."

(Kalau minum susu, hati ini malah menjadi semakin dingin.)

95. "Gampang banget nek ngombe kopi, awakmu kok malah kelengeran."

(Gampang banget minum kopi, tapi tubuhmu malah jadi tegang.)

96. "Selawase dadi selingkuhan, wes yo ora usah banyu mili."

(Jadi selingkuhan, sudah tidak perlu menghadiri acara mandi bersama.)

97. "Kowe sing percoyo perawan, seng penting mriksa ono pancen."

(Kamu yang percaya perawan, yang penting cek ada buktinya.)

98. "Awakmu pinter ngomong, opo mung maneh wes kadung 'ngeblok' ati."

(Tubuhmu pintar berbicara, tapi hati sudah diblokir.)

99. "Ora usah cocotmu mak-mak, kui wes dadi selingkuhan, mung ono-piye mriksane."

(Tidak perlu bual-bual, sudah jadi selingkuhan, tinggal bagaimana menghadapinya.)

100. "Selingkuhan kok koyo ngombe beras, ati iki malah ngrusak balung."

(Selingkuhan itu seperti minum beras, hati ini malah merasa tercekik.)

101. "Ora usah nek mangan dadar gulung, cethane mu koyok wonge ngewari-wari."

(Tidak perlu makan dadar gulung, ucapanmu seperti orang memperagakan tari.)

102. "Selingkuhan kok koyo ono seng kanggo ketok, kui kok ketok sing ngono ora."

(Selingkuhan itu seperti ada yang mau diketuk, tapi yang ada diketuk malah tidak.)

103. "Cocote luwih kenceng ketimbang sumpah palsu, kui wes wis ditangkep polisi."

(Omong kosongmu lebih kencang daripada sumpah palsu, sudah ditangkap polisi.)

104. "Seng penting dadi selingkuhan, mung entekmu koyo awakmu ono-ngono."

(Jadi selingkuhan, tapi seluruh perhatianmu seperti masih pada pacarmu.)

105. "Nek ngombe es degan, koyo maneh kok malah mung maneh nang ndhemen."

(Kalau minum es degan, seperti kamu malah minum kebencian.)

106. "Cocotmu koyo nang mbah-mbah, piye meneh, kui wes wis dadi selingkuhan."

(Omong kosongmu seperti kata-kata orang tua, bagaimana lagi, sudah jadi selingkuhan.)

107. "Seng penting dadi selingkuhan, mung ganti kulit botol sing adhe-adhe."

(Jadi selingkuhan, tapi hanya ganti label botol yang sudah kusam.)

108. "Gede banget tresnane, tapi saiki gak iso ngeklik wektune."

(Cinta besar, tapi sekarang tidak bisa klik saat diperlukan.)

109. "Cocote kok koyo jeruk nipis, mung nesu seko sesorah."

(Omong kosongmu seperti jeruk nipis, hanya menyegarkan saat berbicara.)

110. "Nek ngombe es dawet, ati iki kok malah 'dewek-dewek' buat selingkuhan."

(Kalau minum es dawet, hati ini malah malas-malasan untuk selingkuhan.)

111. "Cocote luwih koyo opo, mung mung malah takonan saka tengah malam."

(Omong kosong seperti apa, hanya bertanya tengah malam.)

112. "Ora usah cocote nggena-gena, kui wes dadi selingkuhan, mung ono-piye mriksane."

(Tidak perlu omong yang berbelit-belit, sudah jadi selingkuhan, tinggal bagaimana menghadapinya.)

113. "Selawase dadi selingkuhan, awakmu kok malah mung mriksa motor tukang ngebor."

(Jadi selingkuhan, tubuhmu malah sibuk memeriksa motor tukang bor.)

114. "Kui saiki dadi selingkuhan, malah mung diwat-wat mripat ono pancen."

(Sekarang sudah jadi selingkuhan, malah asyik melihat peristiwa kejadian.)

115. "Mung mangan cendol iki, awakmu kok malah takonan mripat gusuran."

(Hanya makan cendol, tubuhmu malah bertanya tentang penggusuran.)

Kata-kata sindiran kocak bahasa Jawa bikin terpingkal.

kata-kata sindiran kocak bahasa Jawa  © 2023 brilio.net

foto : freepik.com

116. "Awakmu koyo jengkol, yen dek ndelok wes gak iso nglakoni."

(Tubuhmu seperti jengkol, kalau sudah dilihat saja sulit untuk dihadapi.)

117. "Ngombe kopi kuwi koyo cangkem, awakmu mung gak iso ninggalke ngantem."

(Minum kopi itu seperti cangkem, tubuhmu hanya tidak bisa meninggalkan tidur.)

118. "Wes dadi selingkuhan, mung dijadikan janda tapi ra pernah tuwin."

(Sudah jadi selingkuhan, hanya dijadikan janda tapi tak pernah dipoligami.)

119. "Tak coba mangan cangkem, mung manganang koyo tuyul kuwi."

(Sudah mencoba makan cangkem, seperti memakan tuyul.)

120. "Cocotmu koyo opo, koyo genjotan tukang becak."

(Omong kosongmu seperti suara klakson becak.)

121. "Cocote iki koyo tapel, ra iso lara."

(Omong kosong ini seperti tape, tidak bisa sakit.)

122. "Mangan sing adem, mripat kok malah isin."

(Makan yang sejuk, hati malah jadi resah.)

123. "Ngombe jamu iki, kok malah dadi cebol."

(Minum jamu ini, malah jadi bawang.)

124. "Awakmu kok koyo putune sing isin."

(Tubuhmu seperti pohon yang rindu.)

125. "Ora usah cocote nglembek-nglembek, kui wes dadi alesan kok."

(Tidak perlu omong kosong yang lembek-lembek, sudah menjadi alasan saja.)

Kata-kata sindiran kocak bahasa Jawa bikin yang kesindir ketawa.

kata-kata sindiran kocak bahasa Jawa  © 2023 brilio.net

foto : freepik.com

126. "Selawase dadi selingkuhan, wes takonan mripat nang tembok."

(Jadi selingkuhan, sudah tanya-tanya tentang pagar.)

127. "Cocote iki gak iso ngunduh tunggul."

(Omong kosong ini tidak bisa mengunduh batang pohon.)

128. "Sak polok-polokan, malah mangan jengkol, piye cak?"

(Seharusnya makan santan, malah makan jengkol, gimana nih?)

129. "Wong tuwo kok gelem, awakmu koyo sing lagi abang-abang."

(Orang tua masih suka pacaran, tubuhmu seperti yang masih remaja.)

130. "Awakmu koyo petruk, cukule opo tuku mainan cilik?"

(Tubuhmu seperti petruk, cakarannya apa beli mainan anak-anak?)

131. "Nek ngombe kopi melu kopi putih, ati iki kok malah melu-melu."

(Kalau minum kopi campur susu, hati ini malah bingung.)

132. "Cocote kok luwih sinang koyo mangan tahu, cethane wae mung gemeteran."

(Omong kosong lebih enak daripada makan tahu, ucapan saja sudah gemetaran.)

133. "Nek ngombe es dawet, kok malah gak ada tenane, pantes ora adhem."

(Kalau minum es dawet, kok malah tidak ada endognya, jadi tidak adem.)

134. "Selawase dadi selingkuhan, kok malah sing penting awakmu mung mangan bakso."

(Jadi selingkuhan, yang penting tubuhmu hanya makan bakso.)

135. "Ora usah pamer cinta sejati, sejatine opo wae ora ono entekmu."

(Tidak usah pamer cinta sejati, sejatinya tidak ada perhatian untuk selingkuhanmu.)

136. "Nek ngombe teh anget, kok malah kabeh dina omong-omong."

(Kalau minum teh panas, malah setiap hari omong-omong.)

137. "Cocotmu kok luar biasa, mung mung malah dadi orang sing ra rukun."

(Omong kosongmu luar biasa, hanya membuat orang tidak rukun.)

138. "Nek ndelok mripat, kok malah ndelok usus."

(Kalau melihat cermin, malah melihat usus.)

139. Awakmu koyo pacar wong kongkow, senajan teles dadi omben."

(Tubuhmu seperti pacar orang kongkow, meskipun cantik tetap jadi santapan.)

140. "Cocotmu koyo sing lagi keringatan, niat ngomong ora kelar- kelar."

(Omong kosongmu seperti yang lagi keringatan, niat bicara tidak pernah habis.)

141. "Selawase dadi selingkuhan, wes takonan, e sek ra ono piyambakipun."

(Jadi selingkuhan, sudah tahu semuanya, tapi tidak pernah ada yang memberikan.)

142. "Ora usah cocote luwih ora penting, niatmu wae sing ora gelem."

(Tidak usah banyak bicara, yang penting niatmu saja yang tidak baik.)

143. "Awakmu kok mung mung mangan donat, tapi muka'e kok koyo 'ngebor'."

(Tubuhmu hanya makan donat, tapi wajahmu seperti yang sedang ngebor.)

144. "Cocote koyo sing lagi 'ngepam', isine gak bisa disimpen rapi."

(Omong kosongmu seperti sedang menyampah, tapi hatinya tidak bisa disimpan dengan rapi.)

145. "Selawase dadi selingkuhan, malah mangan ikan bawal, awakmu kok mung mangan ikan tongkol."

(Jadi selingkuhan, malah makan ikan bawal, tubuhmu hanya makan ikan tongkol.)

146. "Ora usah cocote nggena-ngena, kui mung mung omong opo wae ora jelas."

(Tidak perlu omong yang berbelit-belit, yang penting omongannya tidak jelas.)

147. "Nek ngombe es degan, kok isine malah gak adhem, isine ki ngono."

(Kalau minum es degan, tapi hatinya malah tidak adem, isi hatinya seperti ini.)

148. "Cocotmu koyo mbah- mbah, gak karu-karuan ora muleh- muleh."

(Omong kosongmu seperti nenek moyang, tidak jelas dan tidak pernah habis-habis.)

149. "Selingkuhan kok malah cethane neng dalem, kok disimpen neng dalem hati iku?"

(Selingkuhan malah membicarakan hal pribadi, kenapa harus disimpan di dalam hati?)

150. "Awakmu koyo sing lagi tes kesehatan, tapi isine malah sakit."

(Tubuhmu seperti sedang tes kesehatan, tapi hatinya malah sakit.)