Brilio.net - Mimpi bukan hanya milik orang-orang berduit saja, melainkan mereka yang juga memiliki semangat dan motivasi tinggi. Seperti yang dilakukan Muhammad Wishka Al Hafiidh Suskalanggeng. Wishka, begitu ia disapa oleh teman-temannya di Sleman, Yogyakarta, telah berhasil mewujudkan impiannya untuk masuk Program Studi Kedokteran Umum Universitas Gadjah Mada (UGM).

Diakui Wishka awalnya sempat ragu atas pilihannya untuk masuk pendidikan dokter. Mengingat, passing grade Prodi Pendidikan Dokter UGM yang tinggi tentu membuat banyak peminatnya. Namun, kedua orangtuanya tetap berusaha untuk meyakinkan bahwa ia bisa lolos seleksi dan mampu meraih mimpinya tersebut.

Wishka mengaku sebelumnya sempat gagal masuk pendidikan dokter di Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Namun siswa lulusan SMA 1 Sleman ini tak patah semangat dan terus berusaha dengan giat belajar. Akhirnya ia berhasil tembus pendidikan dokter lewat jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2016.

"Alhamdulillah, saya diterima di pendidikan dokter UGM lewat jalur SBMPTN. Waktu itu FK UGM pilihan pertama, kedua Matematika FMIPA UGM dan ketiga Matematika UNY," kata Wishka saat dihubungi brilio.net baru-baru ini.

Siapa sangka, siswa penuh semangat ini ternyata anak seorang tukang pencari rongsokan. Ayahnya, Permana Suskalanggeng (45) telah menjalani pekerjaan mengumpulkan barang bekas tersebut sejak delapan tahun silam. Setiap hari, pria yang akrab disapa Sus itu berkeliling mencari rongsokan dari satu desa ke desa lain dengan motor tua miliknya. Sementara sang ibu, Dwi Asih Prihati (44) hanya seorang ibu rumah tangga.

"Biasanya Bapak lebih sering beli barang bekas. Kalau masih bisa dipakai ya dipakai. Tapi ada juga warga yang memberi rongsokan secara cuma-cuma," ungkap sulung dari tiga bersaudara ini.

Ayah Wishka, Permana Suskalanggeng sehari-hari bekerja sebagai pencari rongsokan.

Muhammad Wishka © 2016 brilio.net

foto: ugm.ac.id

Dikutip dari laman resmi ugm.ac.id, dalam sebulan Sus rata-rata mengantongi uang sejumlah Rp 900.000,00 untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya. Hal itu mendorong Wiskha untuk semangat mencari beasiswa.

"Saya kurang tahu jumlah pasti penghasilan Bapak, yang pasti saya harus terus belajar giat dan mendapatkan beasiswa agar bisa dibebaskan dari biaya sekolah," jelasnya.

Wishka bersama kedua orangtuanya, Permana Suskalanggeng (kanan) dan Dwi Asih Prihati (kiri).

Muhammad Wishka © 2016 brilio.net

foto: ugm.ac.id

Meski berpenghasilan pas-pasan, Sus tetap bertekad menyisihkan uang untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya. Beruntungnya kedua orangtua Wishka karena memiliki putra yang pintar dan semangat yang luar biasa. Wishka berhasil mendapatkan BOS sejak SD sampai SMP dan beasiswa selama SMA sehingga bisa sekolah gratis dan tentunya meringankan beban kedua orangtuanya.

"Alhamdulillah sejak SD sampai SMA sering menjadi juara kelas. Paling bawah pernah ranking 4 tapi sejak kelas 2 SD sampai SMA saya ranking 1 terus," kenang Wishka saat menceritakan prestasinya ketika masih sekolah.

Tak hanya itu, Wishka juga sempat meraih Juara 2 Fisika Paket Hari Ilmiah se-Jawa Bali pada Oktober 2015. Wishka bahkan lulus SMA dengan predikat nilai tertinggi se-SMA 1 Sleman dan menduduki peringkat empat tingkat Provinsi DIY. Saat ini, Wishka tengah berusaha untuk mendapatkan Beasiswa Bidikmisi agar dibebaskan dari biaya perkuliahan.

"Saya nggak terlalu pinter, yang pinter itu hanya Allah, saya cuma dapet sepersekiannya. (Ini) lagi nyiapin berkas-berkas untuk persyaratan beasiswa Bidikmisi. Semoga lolos, jadi bisa meringkan beban orang tua," ujar dia sembari tersenyum.

Wishka saat berhasil meraih Juara 2 Fisika Paket Hari Ilmiah se-Jawa Bali.

Muhammad Wishka © 2016 brilio.net

foto: dok.pribadi

Wishka mengungkapkan bahwa kedua orangtuanya merasa sangat senang dirinya bisa lolos menjadi mahasiswa FK UGM. Pilihan untuk masuk Fakultas Kedokteran diakui Wishka agar bisa lebih dekat meraih mimpinya menjadi dokter. Ia juga berharap kelak ilmu yang diperoleh bisa berguna untuk banyak orang dan bisa membantu adiknya, Winner (11) yang tengah sakit.

"Adik lagi sakit di bagian saraf perut dan harus melakukan pengobatan jangka panjang. Ini juga jadi salah satu motivasi saya untuk bisa masuk pendidikan dokter. Selain itu saya nggak mau ngeliat orang-orang sakit, kasihan. Apalagi itu orang yang menurutku spesial, tambahnya."

Selamat untuk Wishka dan semoga dengan ilmu yang diperoleh kelak bisa berguna bagi keluarga dan banyak orang, ya!