Brilio.net - Tidak bisa dipungkiri jika dari masa ke masa, teknologi semakin maju dan berkembang. Kita bisa melihat bahwa hampir setiap hari ada banyak teknologi telah dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari peranan ilmuwan yang melakukan banyak penelitian sehingga bisa terciptalah teknologi baru tersebut.

Namun sadar atau tidak, kita bisa melihat dari banyaknya peneliti atau ilmuwan tersebut yakni di ranah Sains, Teknologi, Engineering dan Matematika (STEM) masih didominasi oleh pria. Padahal keterlibatan wanita bisa menjadi kunci sukses sebuah perusahaan dan bisa memberikan dampak positif terhadap bidang sosial-ekonomi.

Di Amerika Serikat, menurut biro statistik Amerika, wanita hanya mengambil porsi 14% dari semua insinyur dan hanya 25% dari semua profesional IT. Meskipun 55% wanita berasal dari perguruan tinggi dan mahasiswa pascasarjana, namun hanya 18% yang merupakan lulusan ilmu komputer. Hal ini menunjukkan adanya gap atau jarak gender semakin lebar dan menjadi tidak seimbang di bidang STEM.

Oleh karena itu, GE pun menentukan goal dengan menerima 20.000 wanita di bidang STEM sampai dengan tahun 2020, dan berkomitmen untuk menghilangkan jarak atau gap representasi gender hingga 50:50 di berbagai bidang, seperti engineering, manufaktur, IT hingga manajemen produk.

Syiki, salah satu wanita yang bergabung bersama GE Aviation Indonesia mengungkapkan bagaimana perannya selama ia bekerja di sana. Sebagai Fleet Support Engineer (FSE) di Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF Aero Asia), sehari-harinya ia memastikan bahwa pesawat yang akan terbang memiliki informasi yang benar tentang mesin (engine), tidak ada kendala mesin, dan memberikan arahan prosedur secara langsung.

“Di GE Aviation Indonesia sendiri ada lima FSE, kebetulan saya cewek sendiri. Tugas saya yang paling penting sebenarnya memastikan bahwa pesawat-pesawat customer yang di-operate oleh engine-nya GE itu terbang sesuai dengan jadwal mereka, jadi memastikan kalau tidak ada permasalahan engine pada pesawat,” ungkap Syiki saat diwawancarai untuk GE Reports Indonesia beberapa waktu lalu.

Di GE Aviation sendiri, wanita lulusan Kazan State Technical University, Rusia ini mengaku bahwa pekerjaannya sangat menarik. “Bekerja di sini membuat saya bisa mengurus engine, di mana saya bisa menerapkan technical knowledge (yang didapat dari bangku kuliah) serta customer relationship juga berjalan, jadi saya bisa mendapatkan banyak di sini,” terang wanita yang sejak kecil bercita-cita menjadi pilot ini.

Syiki juga bercerita bagaimana GE lebih menilai kemampuan seseorang dari peran dan profesionalisme, bukan memandang gender seseorang. “GE benar-benar demokratis jadi di sini tidak melihat cewek atau cowok, tapi lebih pada bagaimana kita bisa menunjukkan profesionalisme, dan bisa meyakinkan mereka bahwa kita mengerti prosedur penerbangan dan engine itu sendiri,” paparnya.

Bekerja dengan banyak manual di GE Aviation sejak November 2015, ternyata juga turut menentukan bagaimana peran wanita peraih GE Beliefs Awards 2017 di kategori Customer Determine Our Success, terhadap keselamatan selama penerbangan. Ia bertugas untuk memastikan agar pesawat bisa sampai tujuan dengan selamat.

“Bicara tentang peran, biasanya profesi saya lebih pada memastikan pesawat mereka bisa terbang tepat waktu, tidak ada delay, serta kejadian engine mati di udara. Nah kalau hal seperti ini terjadi, para engineer wajib report ke kami dan mencari tahu penyebabnya apa sehingga kami bisa tahu rekomendasinya seperti apa, dan bisa menjadi bahan evaluasi agar tidak terjadi kembali, kami bekerja dengan banyak manual gitu,” terangnya.

Sikap keterbukaan yang diterapkan GE juga membuat Syiki belajar hal baru dan mendapatkan banyak pengalaman baru. “GE sendiri selalu ingin agar employee-nya terus belajar. Kayak kemarin saya baru saja dikirim ke Amerika Serikat untuk ikutan training, atau online training pengembangan soft skill, influencing skill. Atasan saya juga selalu meyakinkan kalau saya butuh sesuatu terkait dengan pengembangan kemampuan), tinggal bilang dan sebisa mungkin akan bisa di-provide,” sebut dia.

Tentunya hal ini membawa angin segar bagi kaum hawa. Mendengar dari cerita Syiki tersebut menjadi bukti bahwa wanita bersama-sama dengan GE bisa berkomitmen untuk mengembangkan dunia penerbangan di Indonesia bahkan dunia. Jadi bukan tidak mungkin di tahun 2020 nanti, GE bisa memenuhi goal untuk menyeimbangkan rasio antara pria dan wanita di bidang STEM.