Brilio.net - Sejak dilantik jadi menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bulan Oktober lalu, nama Erick Thohir langsung mencuri perhatian publik. Bukan karena kiprahnya di dunia bisnis dan olahraga saja, tapi juga lantaran gebrakannya di BUMN.

Baru-baru ini nama Erick Thohir menjadi perbincangan karena tindakannya menyikapi kasus penyelundupan di Garuda Indonesia. Tanpa basa-basi, Erick langsung mengambil keputusan tegas untuk mencopot Dirut Garuda yang saat itu bertugas yakni Ari Askhara.

Tindakan tegas Erick Thohir ini masih berlanjut. Tak hanya Dirut saja, jajaran direksi Garuda Indonesia juga dicopot dari jabatannya karena diketahui melakukan penyelewengan.

Mengambil tindakan dan keputusan yang cukup berani ini memang tidak mudah bagi Erick Thohir. Apalagi dirinya terbilang baru di pemerintahan dan politik. Buntut dari tindakan tegasnya ini, dirinya kini banyak menerima teror dan ancaman-ancaman.

Kendati demikian, Erick Thohir tak gentar dan tetap pada keputusan tegasnya. Ia memilih untuk menjalani saja dan berserah pada Tuhan terkait ancaman dan teror yang diterimanya.

"Apalagi dengan proses yang saya lakukan, sudah pasti musuhnya tambah banyak. Ya, banyak hal-hal yang mulai meneror saya. Tapi ya saya jalani saja, lha saya lillahita'ala, kok," ungkap Erick Thohir seperti dikutip brilio.net dari tayangan Opsi MetroTv, Rabu (18/12).

Erick Thohir kini makin banyak musuh © 2019 instagram.com

foto: Instagram/@erickthohir

 

Ketika ditanya soal teror yang diterimanya, Erick Thohir menanggapinya dengan santai. Ia kembali mengatakan kalau apa yang ia kerjakan tidak berkaitan dengan keluarganya.

"Allah sudah memberikan sesuatu yang luar biasa kepada saya. Tentu harus dijaga. Saya juga tidak malu-malu bicara dengan keluarga saya, jangan ganggu-ganggu saya. Jadi kalau nanti ada yang bawa nama istri saya, anak saya cek dulu dong ke saya, jangan langsung percaya," ujarnya.

Menurut Erick Thohir, akhlak merupakan prioritas utama dalam mengemban amanah negara. Dirinya pun mengatakan kalau 'kekotoran' dalam tubuh BUMN bisa disebabkan oleh oknum dan sistem. Dua hal itulah yang menjadi fokus Erick dalam meluruskan kembali citra perusahaan-perusahaan negara.

"Yang mungkin saya coba perbaiki saat ini, mulai dari good corporate governance-nya dulu. Satu bulan lalu saya sudah mengingatkan teman-teman di perusahaan BUMN dan kementerian, bahwa penting sekali ketika kita diberi amanah yang berat ini, akhlak kita, kepribadian jadi prioritas utama," jelasnya.

Selain melakukan gebrakan 'bersih-bersih' seluruh perusahaan BUMN, Erick Thohir juga mengusulkan untuk melakukan perampingan di kementerian. Erick juga mengaku kalau rancangan struktur barunya ini sangat didukung oleh pejabat tinggi pemerintahan dalam kurun waktu yang singkat. Tidak hanya perampingan struktur di BUMN saja yang diubah, Erick juga melakukan penyisiran anggaran Kementerian BUMN untuk mengefisienkan anggaran 2020.

Erick Thohir kini makin banyak musuh © 2019 instagram.com

foto: Instagram/@erickthohir

 

Setelah kasus pencopotan, nama Erick Thohir kembali diisukan berkaitan dengan kasus penyelundupan di Garuda Indonesia.

"Saya rasa, bagi seorang Erick Thohir disogok Rp 300 juta itu kecil sekali. Bukan saya munafik. Ini menjadi risiko menjadi pemimpin, pasti mencari kelemahannya," tutur Erick.

Sementara itu, terkait kelanjutan keputusannya untuk mencopot Dirut Garuda, Erick Thohir menegaskan kalau ranah pidana bukanlah tugas dari Kementerian BUMN.

"Dari awal saya bilang, kalau pidana penyelundupan itu kan Bea Cukai. Tapi kalau ada pidana, maaf ya, lain-lainnya itu kan domainnya polisi. Kita ini coorporatenya, kita harus membentuk tim yang baik untuk sampai ke rapat umum pemegang saham," terang Erick Thohir.

Erick juga mengatakan langkah selanjutnya yang akan ditempuh BUMN ialah menunjuk PLT (Pelaksana Tugas) dan PLH (Pelaksana Harian) bersama komisaris untuk melaksanakan tugas harian perusahaan BUMN.