Brilio.net - Berolahraga sangat berisiko mengalami cedera. Kerena itu, harus dilakukan dengan benar dan proporsional. Nah cedera akibat berolahraga nggak bisa dianggap sepele. Jika tidak ditangani dengan benar, bisa berakibat fatal. Di sinilah pentingnya peran seorang sport physiotherapist (fisioterapis).  

Nah berbicara fisioterapis, nama Asep Azis tak bisa dipandang sebelah mata. Pria kelahiran Kota Banjar, Jawa Barat 33 tahun silam tersebut, dikenal sebagai salah satu fisioterapis terbaik di Indonesia yang banyak menangani para atlet profesional, sport enthusiast, hingga selebriti ternama Tanah Air.    

Berikut delapan fakta kiprah pria yang saat ini terpilih sebagai fisioterapis olahraga di timnas sepakbola U-19. 

1. Memulai kiprah

Fisioterapis Asep Azis © 2020 brilio.net

Asep memulai kiprahnya pertama kali saat ia mengambil kuliah fisioterapi di Universitas Esa Unggul Jakarta periode 2004-2008. Setelah lulus ia langsung terjun mempraktekan ilmunya, sekaligus sebagai fisioterapis pertama yang bergabung bersama klub basket profesional CLS Knights Surabaya.

2. Dari atlet profesional sampai selebriti tanah air

Fisioterapis Asep Azis © 2020 brilio.net Menangani Andik Vermansyah, Luna Maya, dan Ariel Noah

Asep sudah pernah menangani pesepakbola Evan Dimas, Andik Vermansyah, Otavio Dutra, petenis Christopher Rungkat, Pembalap Formula 2 Sean Gelael, bahkan para sport enthusiast seperti Dian Sastrowardoyo, Luna Maya, Bunga Citra Lestari, Ariel Noah. Mereka pernah merasakan sentuhan tangan dingin Asep sebagai fisioterapis mereka. Tak heran jika Asep begitu dikenal oleh para sport enthusiast pada olahraga lari, sepeda, basket, sepakbola, futsal dan olahraga lainnya. 

 

3. Mendirikan fisiopreneur

Fisioterapis Asep Azis © 2020 brilio.net

Pada 2012 ia mendirikan Physiopreneur Sport Physiotherapy, namun baru dikelolanya secara profesional dibawah bendera PT Indo Sehat Fisioterapi di Jakarta pada tahun 2016.

“Awal saya mendirikan sport physiotherapy, karena sangat suka olahraga ditambah background pendidikan kuliah. Saat itu saya melihat banyak orang yang masih bingung bagaimana memulihkan cedera dan salah penanganan, sehingga banyak yang berkonsultasi ke saya baik secara langsung maupun di media sosial,” terang Asep.

4. Menjabat manajer medis Asian Games 2018

Fisioterapis Asep Azis © 2020 brilio.net Bersama Presiden Joko Widodo

Saat gelaran Asian Games 2018 di mana Indonesia menjadi tuan rumah, Asep dipercaya menjabat Project Manager untuk Asian Games Medical Support.

5. Berbagi pengalaman di media sosial

Fisioterapis Asep Azis © 2020 brilio.net

Asep rutin sering berbagi pengetahuan di twitter, Facebook, dan Instagram mengenai cedera olahraga, fisioterapi, dan tips kesehatan lainnya. Hal itu pun memberikan manfaat lebih banyak kepada orang selain atlet. Ia membuka physiopreneur sport physiotherapy pertama kali di kota Malang bersama kawan kuliah saya, dan akhirnya diikuti di Surabaya, Jakarta, Bandung dan Makassar.

6. Menjalankan bisnis

Fisioterapis Asep Azis © 2020 brilio.net

Dalam menjalankan bisnisnya ia tidak hanya berkutat pada konsep pelayanan fisioterapi cedera olahraga seperti penanganan cedera saja, tetapi juga pencegahan cedera (pengurangan risiko cedera). Selain itu ada juga layanan recovery dan peningkatan performance berolahraga, karena jenis cedera kini semakin beragam seperti ankle sprain, knee ligament injury (ACL, MCL, PCL,LCL), cedera meniscus lutut baik operasi maupun tanpa operasi .

Selain cedera olahraga, physiopreneur pun menangani beberapa keluhan yang berkaitan dengan lifestyle dan daily working seperti frozen shoulder, lower back pain, tension headache serta berkaitan dengan usia seperti knee osteoarthritis (pengapuran lutut).

7. Memfasilitasi staf fisioterapis 

Fisioterapis Asep Azis © 2020 brilio.net

Menurut dia, kualitas fisioterapis di Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan fisioterapis di luar negeri, hanya perlu meningkatkan kepercayaan diri dan komunikasi yang baik sehingga pasien menjadi lebih termotivasi untuk segera pulih dari cedera. Sehingga orang Indonesia bisa mendapatkan kualitas pelayanan yang standarnya diterima internasional dan diakui keprofesionalannya. “Kami didukung dengan tenaga medis yang berkualitas dan lulusan kuliah fisioterapis di Indonesia dengan jenjang pendidikan D3 sampai dengan S1,” lanjut Asep.

Sedangkan untuk biayanya bervariasi dikisaran Rp 350-500 ribu. Ia berharap melalui Physiopreneur Sport Physiotherapy ini bisa memfasilitasi staf fisioterapis untuk mengejar mimpinya menjadi fisioterapis olahraga di team olahraga profesional seperti Persib Bandung, Persebaya, Borneo FC, Bhayangkara FC, PS TNI,  maupun timnas seperti di timnas futsal, basket, sepakbola.

8. Mendirikan sport science

Fisioterapis Asep Azis © 2020 brilio.net

Pada 2020, Asep membuka layanan sport science dan, body performance yaitu Kineticx di Surabaya di mana layanan utamanya adalah edukasi kepada pasien mengenai pengukuran dari gerakan, kekuatan otot, power dan lain lain secara objektif dibantu dengan teknologi, sehingga datanya bisa digunakan untuk program rehabilitasi maupun program improvement performance.

Lebih lanjut Asep optimistis kedepan jasa rehabilitasi cedera olahraga yang dibangunnya akan dibutuhkan pegiat olahraga. Apalagi setelah muncul pandemi Covid-19, kesadaran pentingnya berolahraga di masyarakat semakin meningkat. Menurutnya tren ini akan terus berlanjut setelah pandemi usai.

Fisioterapis Asep Azis © 2020 brilio.net

“Kesadaran orang berolahraga semakin tinggi, sehingga jumlah calon client meningkat bukan hanya menunggu saat mereka cedera, tetapi semakin sadar merawat dan memeriksakan tubuhnya juga. Yang tidak kalah penting, peningkatan angka harapan hidup juga diikuti dengan banyaknya lansia yang mempunyai keinginan menjadi lebih sehat salah satunya dengan fisioterapi,” pungkasnya.