Brilio.net - Beberapa waktu belakangan ini, Indonesia tengah disibukkan dengan Pilgub DKI Jakarta. Pasangan kandidat nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno berebut kursi dengan kandidat lain Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat serta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Sebelum menjadi calon gubernur, Anies pernah menjabat menjadi Menteri Pendidikan Nasional di Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla. Namun pada tanggal 27 Juli 2016, Anies terkena reshuffle.

Sikap serta kecerdasan Anies ternyata tak lepas dari latar belakang keluarganya. Salah satu orang yang paling mempengaruhi Anies adalah sang kakek Abdurrahman Baswedan atau dikenal dengan AR Baswedan. Sang kakek bukan orang sembarangan. Dia merupakan tokoh yang banyak berjasa bagi Republik ini.

Nah, kamu pasti semakin ingin tahu sosok kakek dari Anies Baswedan? Berikut 8 fakta AR Baswedan yang brilio.net himpun dari berbagai sumber, Senin (23/1).

1. Pernah menorehkan jejak dalam sejarah Republik.

fakta AR Baswedan kakek Anies © 2017 berbagai sumber

foto: gurupendidikan.com

Tercatat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk di era Jepang menjelang Indonesia merdeka.

2. Piawai dalam berdiplomasi.

fakta AR Baswedan kakek Anies © 2017 berbagai sumber

foto: heyletsspeakup.blogspot.com

Saat jadi diplomat, AR Baswedan sukses meyakinkan Mesir sehingga mau mengakui secara de facto kemerdekaan Indonesia. Sebagai orang yang keturunan Arab, tentu memudahkan AR Baswedan dalam berkomunikasi dengan negara-negara Timur Tengah.

3. Orang yang sederhana.

fakta AR Baswedan kakek Anies © 2017 berbagai sumber

foto: istimewa

Hingga meninggal, Baswedan tak punya rumah. Itu juga bukti ia bukan orang yang mengejar materi. Padahal kalau ia mau, dengan mudah AR Baswedan bisa memanfaatkan pengaruhnya. Salah satu harta 'mewahnya' adalah sebuah mobil tua hadiah dari Adam Malik, Wakil Presiden saat itu.

4. Jejak politiknya mengagumkan.

fakta AR Baswedan kakek Anies © 2017 berbagai sumber

foto: fuadnassa.wordpress.com

AR Baswedan pernah tercatat sebagai Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) dan Anggota Parlemen dan Anggota Dewan Konstituante. AR Baswedan juga sempat masuk kabinet. Ia jadi Wakil Menteri Muda Penerangan pada Kabinet Perdana Menteri Sjahrir.

5. Keturunan Arab yang cinta Indonesia.

fakta AR Baswedan kakek Anies © 2017 berbagai sumber

foto: ahlulbaitnabisaw.blogspot.com

Dalam sebuah artikel yang ditulisnya berjudul 'Peranakan Arab dan Totoknya', dengan lugas AR Baswedan menulis, di mana saya lahir, di situlah tanah airku. Ia dengan tegas menyebut Indonesia adalah Tanah Airnya. AR Baswedan mengajak semua keturunan Arab di Indonesia satu sikap dengannya. Ia juga mendirikan Partai Arab Indonesia (PAI). Lewat partai itu, AR Baswedan menegaskan jati dirinya sebagai rakyat Indonesia yang punya kewajiban sama membela Tanah Airnya.

6. Seorang jurnalis.

fakta AR Baswedan kakek Anies © 2017 berbagai sumber

foto: kesultanankadriah.blogspot.co.id

AR Baswedan sangat pintar menulis, hingga ada yang menyebutnya seorang sastrawan. Ia belajar jurnalistik dari seorang keturunan Tionghoa, Liem Koen Hian, pemimpin dan pendiri Koran Sin Tit Po. Di harian itu pula AR Baswedan merintis karier jurnalistiknya sebagai penulis dan wartawan.

7. Bukan tokoh Islam dan Arab eksklusif.

fakta AR Baswedan kakek Anies © 2017 berbagai sumber

foto: wikiwand.com

Baswedan berteman dengan siapa saja. Ia juga banyak berteman dengan seniman, yakni Arifin C. Noer, Abdurrahman Saleh, Taufiq Effendi, Chaerul Umam dan bahkan W. S. Rendra. Tanpa memandang latar belakang suku dan agama, Baswedan juga berteman akrab dengan Romo Dick Hartoko. Saat Baswedan sakit keras, Romo Dick dengan spontan meminta para jemaah yang hadir di acara Misa yang dipimpinnya untuk mendoakan kakek Anies ini agar cepat sembuh.

8. Menolak dimakamkan di TMP Kalibata.

fakta AR Baswedan kakek Anies © 2017 berbagai sumber

foto: wikipedia.org

Pada tanggal 16 Maret 1986, AR Baswedan meninggal dunia dalam usia 77 tahun. Sebelum meninggal, dia berwasiat tak mau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Ia ingin 'beristirahat' di dekat para pejuang yang dimakamkan di Tanah Kusir. Sesuai wasiatnya, di TPU Tanah Kusir kemudian Baswedan dimakamkan.