Brilio.net - Guna meningkatkan layanan kesehatan, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwikorita Karnawati mengungkapkan akan membagikan 1.000 handphone (HP) kepada masyarakat. Pembagian 1.000 HP ini merupakan bagian dari pengembangan teknologi digital yang sedang dikembangkan oleh UGM.

 

<img style=
foto : putryariez.blogspot.co.id


Seperti brilio.net kutip dari laman Antara, Minggu (26/3), Dwikorita Karnawati mengungkapkan, "Rencananya UGM akan membagikan 1.000 handphone kepada masyarakat, dan penerima HP dites kesehatannya atau general check up yang didanai UGM. Hasilnya kemudian direkam di HP sebagai data dasar mengenai kondisi kesehatan mereka," ungkapnya.

Dwikorita juga mengungkapkan, UGM sedang mengembangkan aplikasi yang diberi nama "Nusa Health". Melalui teknologi digital ini, UGM bisa memantau kondisi kesehatan mereka dan data itu diproteksi hanya untuk Indonesia. Pihak UGm membuat platform sendiri semacam artificial intellegence atau otak tiruan dan tidak menggunakan teknologi dari luar negeri. Dwikorita juga mengatakan kalau saat ini sedang proses pengembangan untuk mengolah dan memproses data dari ribuan pemegang HP tersebut.

UGM bagikan 1000 hp HEADLINE © 2017 berbagai sumber
foto: smarterware.org


Cara kerja aplikasi Nusa Health, misalnya seseorang memiliki gejala akan sakit diabetes, maka bisa konsultasi dengan dokter melalui HP. Dokter akan memberikan masukan pencegahan sehingga orang itu tidak perlu masuk rumah sakit.

Saat ini, Nusa Health masih tahap ujicoba dan Kabupaten Gunung Kidul, DIY dipilih sebagai 'pilot project'. Ke depannya juga akan dikembangkan di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo.

Dwikorita juga mengungkapkan, target dari konsep ini adalah masyarakat yang kesulitan mengakses fasilitas dan layanan kesehatan. Pada akhir 2017 ditargetkan instalasi sudah siap dan pada 2019 mulai diberlakukan.

Tantangan dari konsep ini adalah dinamika sosial di tengah masyarakat. Untuk itu, pihak UGM akan menerjunkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk melatih masyarakat. Saat ini, levelnya masih DIY, ke depan akan dikembangkan di daerah lain di seluruh Indonesia.