Brilio.net - Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak saat berkampanye di Kota Nara, bagian barat Jepang, Jumat (8/7) waktu setempat. Abe ditembak saat kampanye jelang pemilihan majelis tinggi yang rencananya akan dilaksanakan pada Minggu (10/7) mendatang.

Menurut kepolisian, Abe ditembak dari belakang sekitar pukul 11.30 ketika menyampaikan pidato di depan stasiun kereta api Yamato-Saidaiji, bagian dari perusahaan KA Kintetsu Railway. Namun sayangnya, nyawa Shinzo Abe tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada usia 67 tahun.

Dari lokasi kejadian, polisi menangkap seorang pria berusia 42 tahun karena dicurigai melakukan percobaan pembunuhan tersebut. Pria bernama Tetsuya Yamagami dari Nara itu dikabarkan merupakan mantan anggota pasukan pertahanan diri maritim. Laporan media setempat yang mengutip laporan polisi menyebutkan, senjata yang diduga digunakan dalam serangan itu senjata rakitan.

Tersangka penembakan Shinzo Abe sudah ditangkap Berbagai sumber

foto: Instagram/@shinzoabe

Menurut pejabat Kementerian Pertahanan Jepang, tersangka telah bekerja untuk Pasukan Bela Diri Maritim selama tiga tahun hingga sekitar 2005. Adapun motif Tetsuya Yamagami menembak Shinzo Abe adalah tidak puas dengan kinerja mantan Perdana Menteri Jepang itu dan hendak membunuhnya. Dikutip dari NHK, sementara itu di Kantor Polisi Nara Nishi, petugas sedang menggali keterangan dari tersangka.

Menurut orang-orang yang menghadiri pidato tersebut, dua tembakan terdengar sekitar satu hingga dua menit setelah pidato dimulai. Setelah itu, mantan Perdana Menteri Abe terjatuh dan tampak tidak sadarkan diri.

Seperti dilaporkan stasiun televisi NHK, Abe ditembak di bagian dada sebelah kiri dan bagian leher. Dalam rekaman yang ditayangkan, Abe pingsan di jalan dengan beberapa penjaga keamanan berlari ke arahnya. Abe tampak memegang dadanya dengan baju yang berlumuran darah. Abe yang tidak menunjukkan tanda-tanda vital, segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Perlu diketahui, Abe merupakan pemimpin Jepang dengan masa jabatan terlama setelah menjabat dari 2006 hingga 2007 dan kemudian dari 2012 sampai 2020. Kemudian ia mengundurkan diri karena menderita penyakit usus kronis.