Brilio.net - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai pernyataan Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief soal adanya surat suara sebanyak tujuh kontainer dan telah dicoblos sangat provokatif dan berbahaya.

"Pernyataan saudara Andi Arief itu sangat provokatif yang mencerminkan kekerdilan jiwa. Pernyataan ini sangat berbahaya. Pernyataan yang tanpa dasar itu sudah memenuhi delik hukum untuk dipersoalkan," kata Hasto Kristiyanto melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (3/1) dikutip brilio.net dari Antara.

Hasto Kristiyanto mengatakan hal itu menanggapi dan bereaksi keras atas pernyataan Andi Arif melalui akun twitternya @AndiArief_ pada Rabu (2/12) pukul 20:05, yang menyebutkan "kabarnya ada tujuh kontainer surat suara di Tanjung Priok. Mohon dicek". Namun, pada hari ini Kamis (3/1) cuitan tersebut sudah tidak bisa ditemukan lagi.

Di sisi lain, menurut Hasto, PDI Perjuangan memberikan apresiasi terhadap langkah cepat dari KPU untuk memastikan hal tersebut sebagai informasi hoaks.  "Saudara  Andi Arief juga harus ingat ini tahun 2019, sehingga jangan berhalusinasi terjadi kecurangan masif seperti pemilu tahun 2009. Pimpinan KPU saat itupun ditawari masuk ke jajaran teras elite kekuasaan. Jadi simpan saja seluruh skenario berpikir curang dengan referensi masa lalu," katanya.

Hasto menambahkan, apa yang dilakukan semakin membuktikan adanya penggunaan skenario, penciptaan kondisi ketidakpercayaan pada lembaga penyelenggara pemilu dengan cara-cara tidak beradab, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan politik dengan cara memasukkan opini pemilu sepertinya curang. "Padahal, Presiden  Jokowi, kepemimpinannya sangat demokratis dan menghormati independensi penyelenggara pemilu," katanya.

Menurut Hasto, PDI Perjuangan juga menegaskan, bahwa di tahun politik ini seluruh partai wajib menjaga suasana kondusif, serta menjaga disiplin seluruh anggota dan kadernya, agar tidak menciptakan kegaduhan yang merusak energi persatuan bangsa. "Kami berharap agar apa yang dilakukan oleh  Andi Arief yang mencoreng keadaban politik di awal tahun ini, agar tidak terjadi lagi," katanya.

Sebelumnya ramai pada Rabu (2/1) beredar kabar ada tujuh kontainer dari Cina berisikan surat suara yang sudah dicoblos untuk pasangan 01 di Tanjung Priok, Jakarta.

Pada Rabu malam KPU dan Bawaslu langsung mengecek kebenaran kabar tersebut ke pelabuhan Tanjung Priok, dan kabar surat suara sudah tercoblos merupakan kabar bohong.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta aparat kepolisian melalui cyber crime untuk dapat melacak dan menangkap orang yang telah menyebar informasi bohong tersebut.

"Kami telah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian. Kami meminta kepolisian mencari siapa yang menyebar informasi itu. Siapapun itu," kata Ketua KPU Arief Budiman.

Arief mengatakan setelah KPU-Bawaslu mengecek langsung, tidak benar ada kabar yang menyebutkan ada tujuh kontainer asal China yang di dalamnya ada 10 juta surat suara yang telah tercoblos untuk pasangan nomor urut 01.

Dia menegaskan bahwa pelaku yang menyebarkan berita bohong itu adalah orang-orang jahat yang ingin mengganggu dan mendeligitimasi penyelenggaraan pemilu sehingga harus ditangkap.