Brilio.net - ASEAN Literary Festival (ALF) merupakan gagasan yang ditelurkan oleh Abdul Khalik dan Okky Madasari, didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun 2017 ini adalah pelaksanaan yang ke-4, diselenggarakan di Kompleks Kota Tua Jakarta. Gagasan awal dari ALF adalah menghadirkan para penulis dari negara-negara ASEAN.

Direktur Program ALF 2017 sekaligus Co Founder ALF Okky Madasari menyebutkan, ALF merefleksikan apa yang kita perlu lakukan untuk ASEAN. Buku adalah media yang baik untuk membuat kontribusi.

"Tahun ini kami bernisiatif membuat program baru yang melibatkan pelajar dan pemuda bernama Jambore Nasional," kata penulis yang baru merilis buku Yang Bertahan dan Binasa Perlahan.

Program ini disebut upaya mendekatkan generasi belia untuk menyukai aktivitas literasi. Acara ini terbuka bagi semua kalangan, tua-muda maupun kaya-miskin.

Acara secara resmi dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid didampingi Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Nono Adya Supriyanto. Dalam pemaparannya, Hilmar menyebut bahwa sastra mampu menyatukan ASEAN. Dia menyebut beberapa sosok mistis yang di masing-masing negara ASEAN punya khas. Ini bisa menjadi bahan untuk saling bertukar cerita antar negara tetangga.

Salah satu topik lain yang diangkatnya sebagai contoh adalah 'sunyi'. Dikatakannya, sunyi dapat hadir dan dirasakan di mana saja.

"Sunyi membuat paham keberagaman dengan lebih baik. Dengan mendengar satu sama lain, suara yang berbeda," kata Hilmar.