Brilio.net - Pihak kepolisian masih terus mencari otak di balik pemberontak di Papua. Polisi menegaskan, ada kelompok pemberontak di Papua yang terafiliasi atau ada kaitannya dengan organisasi radikal ISIS. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo pun sudah menjelaskan, sepak terjang kelompok ini sudah terendus sejak dua tahun lalu.

Menurut dia, kelompok ini pernah merencanakan teror di berbagai wilayah Papua, antara lain, Manokwari, Jayapura, Wamena, Fakfak, dan Merauke. Tapi, berhasil digagalkan.

"Tahun kemarin, mereka berniat melakukan pengeboman di Polres Manokwari tapi berhasil diamankan," ucap Dedi di Mabes Polri, dilansir brilio.net dari liputan6.com pada Jumat (6/9).

Dia menerangkan, kelompok tersebut teridentifikasi berasal dari Jamaah Ansharut Daulah. Mereka diduga sudah dua tahun membangun jaringan di Papua. Namun, aktifnya baru satu tahun belakangan ini.

"Sel-selnya memang dia masih melakukan rekrutmen, kemudian penguasaan wilayah dan dia terus akan melakukan amaliah dengan sasaran anggota kepolisian di sana. Masih kita dalami terus," ucap Dedi.

Lalu, apakah kelompok ini terkait dengan kerusuhan Papua 17 Agustus 2019 lalu, Dedi mengatakan, polisi masih mendalaminya.

"Nanti dari Densus akan melihat apakah ada fakta hukum keterkaitannya dari beberapa jaringan ISIS di Papua maupun di Papua Barat terkait menyangkut masalah kerusuhan ini atau tidak," papar dia.

Yang jelas, kata Dedi, Polri masih fokus mengungkap dalang kerusuhan Papua. Juga melakukan upaya-upaya pencegahan maksimal sampai dengan beberapa bulan ke depan.