Brilio.net - Kerusuhan 22 Mei menjadi catatan kelam baru bagi Indonesia. Dari anarkisnya massa, mobil-mobil yang dibakar hingga jatuhnya korban meninggal dan luka-luka membuat kenangan pahit dalam catatan sejarah. Harusnya bisa menjadi pelajaran untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Khususnya di Jakarta, dampak unjuk rasa kelompok massa yang berujung rusuh ini menimbulkan banyak kerugian baik untuk properti publik maupun pribadi. Salah satu yang mengundang perhatian masyarakat adalah cerita tentang beberapa pemilik warung yang tempat usahanya dijarah oleh perusuh Aksi 22 Mei.

Presiden Joko Widodo mengundang dua pedagang yang tokonya dijarah yakni Abdul dan Ismail, Jumat (24/5). Keduanya mengalami kerugian akibat warung kopi mereka yang terletak di bilangan Jakarta Pusat dijarah oleh massa. Dalam pertemuan selama 30 menit tersebut, Abdul dan Ismail bercerita di hadapan Jokowi tentang kerugian yang dialami.

pemilik warung dijarah bertemu jokowi © Instagram/@sekretariat.kabinet

foto: Instagram/@sekretariat.kabinet

Abdul Rajab yang membuka kios di kawasan Agus Salim, Jakarta Pusat mengaku mengalami kerugian sebanyak Rp 30 juta. Sementara Ismail selain mengalami penjarahan barang dagangan, ia juga mengaku kehilangan sejumlah tabungannya. Total kerugian dari kejadian tersebut diperkirakan sekitar Rp 20 juta.

Dilansir brilio.net dari akun Instagram @sekretariat.kabinet, Sabtu (25/5), keduanya mengaku tidak menyangka bakal diundang Presiden ke Istana Kepresidenan. Apalagi usai pertemuan tersebut, Jokowi menjanjikan bantuan kepada mereka agar bisa membuka usaha kembali.

"Alhamdulillah ada sumbangan dari Bapak Presiden. Ketemu Bapak Presiden (mengucap) banyak terima kasih," ujar Ismail.

pemilik warung dijarah bertemu jokowi © Instagram/@sekretariat.kabinet

foto: Instagram/@sekretariat.kabinet

Ismail menyampaikan harapannya agar peristiwa yang dialaminya itu tidak terulang lagi di kemudian hari. Sebelumnya berita tentang beberapa pemilik warung yang dijarah oleh perusuh Aksi 22 Mei ini sempat menjadi perbincangan hangat.