Brilio.net - Wacana pembangunan ibu kota baru terus digodok pemerintah. Secara usulan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginisiasi agar lokasi ibu kota baru bisa berada di luar Jawa, dan Kalimantan menjadi salah satu pulau yang paling berpotensi.

Pembentukan ibu kota baru itu tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Menurut estimasi Kementerian PPN/Bappenas, pembangunan ibu kota di luar Jawa memerlukan biaya sekitar Rp 466 triliun.

Adapun salah satu skema yang digaungkan dalam rencana tersebut yakni melalui skema tukar guling untuk membangun kantor pemerintahan di tempat baru. Istilah tukar guling adalah bertukar barang dengan tidak menambah uang.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pemerintah masih mengkaji usulan pembangunan ibu kota baru lewat konsep tukar guling.

"Kalau soal financing. Apakah harus dengan tukar guling dengan gedung ini, dengan kawasan ini, ini kan masih dikaji. Karena nanti pusat ekonomi masih di Jakarta, sehingga kalau nanti ini mau ditukar guling, ada yang berminat nggak buat dibangun di sana?" kata Basuki Hadimuljono di Jakarta, seperti dikutip dari Liputan6, Jumat (10/5).

Kendati demikian, menurut Basuki, Kementerian PUPR akan tetap menyediakan fasilitas dasarnya terlebih dahulu. "Tapi prasarana dasarnya harus dibikin dulu. Jalan-jalannya, sanitasinya, air bersihnya, itu harus saya bikin dulu," lanjut dia.

"Kalau sudah diputuskan lokasinya, kami akan lakukan detail desainnya. Harus ada penelitian lebih lanjut untuk pembangunan kota. Kemudian untuk pembangunan jalan-jalan utamanya harus kita bikin. Itu tugas PUPR," dia menambahkan.

Tindak lanjut pemerintah pun semakin serius tatkala Jokowi telah mengirimkan undangan kepada Gubernur Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Barat untuk membicarakan proyeksi pemindahan ibu kota.

Menindaki panggilan tersebut, Gubernur Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah telah bertemu dengan Jokowi. Namun, Basuki menyatakan, pemerintah belum bisa memastikan di mana ibu kota baru nantinya akan berlokasi.

"Belum," imbuh Basuki.