Brilio.net - Belakangan ini, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan ramainya pemberitaan mengenai beras oplosan yang beredar luas di pasaran. Isu ini menjadi perhatian nasional setelah pemerintah dan Satgas Pangan mengumumkan temuan 212 merek beras yang diduga melakukan praktik pengoplosan, baik pada kategori beras medium maupun premium. Praktik curang ini tidak hanya merugikan konsumen secara ekonomi, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan keamanan pangan di tanah air.

Salah satu kasus yang paling menyita perhatian adalah temuan beras 212, di mana ratusan merek beras dinyatakan tidak memenuhi standar mutu, volume, hingga label kemasan yang sesuai. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Satgas Pangan Polri telah melakukan investigasi mendalam dan menemukan bahwa sebagian besar beras premium yang beredar ternyata tidak sesuai dengan regulasi yang berlaku. Bahkan, kerugian akibat peredaran beras oplosan ini diperkirakan mencapai hampir Rp100 triliun per tahun.

Fenomena beras oplosan ini juga membuka tabir praktik mafia pangan yang telah berlangsung sejak lama. Modus yang digunakan antara lain mencampur beras kualitas rendah dengan beras premium, mengurangi berat kemasan, hingga memalsukan label dan klaim kualitas pada kemasan. Konsumen pun diimbau untuk lebih waspada dan cermat dalam memilih beras agar tidak menjadi korban penipuan.

Ciri-ciri dan cara membedakan beras asli dan oplosan

Marak beras oplosan © 2025 brilio.net

Marak beras oplosan
© 2025 brilio.net/AI/Meta

Agar tidak tertipu saat membeli beras, berikut beberapa ciri-ciri beras oplosan yang perlu diwaspadai:

- Warna tidak merata: Beras oplosan umumnya memiliki warna yang tidak seragam, ada butiran yang lebih putih mencolok karena proses pemutihan kimia.

- Aroma tidak alami: Beras asli umumnya memiliki aroma segar khas padi, sedangkan beras oplosan bisa berbau apek atau bahkan kimia.

- Tekstur dan bentuk: Beras asli biasanya padat dan tidak mudah patah, sedangkan beras oplosan cenderung rapuh dan mudah hancur.

- Rasa setelah dimasak: Nasi dari beras oplosan bisa terasa hambar, mudah basi, atau bahkan lengket berlebihan.

- Harga jauh di bawah pasaran: Jika menemukan beras premium dengan harga jauh lebih murah dari biasanya, patut dicurigai sebagai beras oplosan.

Tips membedakan beras asli dan oplosan:

- Rendam segenggam beras di air bening, beras oplosan biasanya mengeluarkan warna putih pekat atau mengapung.

- Cium aroma beras sebelum membeli.

- Periksa label kemasan dan pastikan ada nomor registrasi resmi dari pemerintah

Bahaya konsumsi beras oplosan

- Kesehatan terancam: Beras oplosan yang mengandung bahan kimia atau kualitas rendah bisa memicu gangguan pencernaan, keracunan, bahkan penyakit kronis jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

- Kerugian ekonomi: Konsumen dirugikan karena membayar harga premium untuk produk berkualitas rendah. Kerugian nasional akibat praktik ini diperkirakan mencapai Rp100 triliun per tahun.

- Merusak kepercayaan publik: Maraknya beras oplosan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap produk pangan lokal dan sistem distribusi nasional.

Tips aman membeli beras

Pilih beras dengan label resmi, kemasan rapi, dan informasi produsen yang jelas.

- Beli di toko atau distributor terpercaya.

- Jangan tergiur harga murah yang tidak wajar.

- Lakukan uji sederhana di rumah (uji bakar, uji rendam air, cek aroma dan tekstur).

Fakta menarik lainnya mengenai praktik beras oplosan

- Kerugian konsumen
Praktik beras oplosan merugikan masyarakat hingga Rp99 triliun per tahun.

- Modus umum
Selain mencampur beras kualitas rendah, pelaku juga sering mengurangi berat kemasan dan memalsukan label premium.

- Langkah pemerintah
Pemerintah telah menegur dan memeriksa sejumlah produsen besar serta berkomitmen untuk menindak tegas pelaku oplosan demi melindungi konsumen