Brilio.net - Teror bom terjadi di Sri Lanka pada Minggu (21/4). Bom tersebut meledak di gereja di Kota Kochchikade, Negombo dan Batticaloa, serta Hotel Kingsbury, Cinnamon Grand dan Shangri La. Bom ini meledak tepat dengan perayaan paskah.

Enam ledakan pertama, yaitu di tiga gereja dan tiga hotel mewah, terjadi dalam waktu 20 menit pada Minggu (21/4) pagi saat misa Paskah dan ketika hotel-hotel menyajikan sarapan.

Tak berhenti di situ, dua ledakan lagi muncul di sebuah hotel murah dan satu rumah di pinggiran Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo, pada Minggu (21/4) siang.

Korban ledakan bom ini dibawa ke rumah sakit terdekat. Hingga saat ini ratusan orang meninggal dunia. Update terbaru, jumlah korban sudah capai 321 jiwa. Korban luka-luka jumlahnya juga capai 500 orang.

Adapun sebagian besar korban meninggal dan luka-luka adalah warga Sri Lanka. Pemerintah setempat mengatakan serangan bom itu juga menewaskan 38 warga negara asing, termasuk dari Inggris, Amerika Serikat, Australia, Turki, India, China, Denmark, Belanda dan Portugis. Meski demikian, belum ada laporan Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban.

Tim forensik Sri Lanka mendapati temuan bahwa pengebom bunuh diri ada tujuh orang. Temuan tersebut berdasarkan kepingan tubuh yang ditemukan di lokasi kejadian. Meski demikian belum diketahui secara pasti dari kelompok mana pelaku bom bunuh diri itu.

Belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab dengan kasus ledakan ini. Polisi hingga saat ini masih mencari tahu pelaku utama di balik kasus ledakan bom ini. Sejak Minggu (21/4) polisi Sri Lanka telah menangkap 40 orang yang dicurigai sebagai pelaku peledak bom.

Sumber-sumber intelijen Amerika Serikat mengatakan serangan tersebut menunjukkan tanda-tanda perbuatan kelompok garis keras ISIS. Di antara orang yang ditangkap, polisi Sri Lanka mengamankan warga Suriah yang dicurigai sebagai pelaku.

"Dia ditangkap setelah pemeriksaan dilakukan terhadap para tersangka setempat," ujar pihak berwenang.