Di tengah masa kampanye Pilpres 2024, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengusung janji ambisius untuk menciptakan 19 juta lapangan kerja. Namun, publik kini menunggu realisasi dari janji tersebut.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, tetap optimis bahwa janji tersebut masih bisa terwujud. Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan penciptaan lapangan kerja ini sangat bergantung pada stabilitas kondisi ekonomi global dan iklim investasi di Tanah Air.
"Kondisi global saat ini memang sedang tidak stabil. Kita tidak bisa memprediksi dengan pasti, seperti halnya tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan Presiden Amerika saat ini, Donald Trump. Semua ini seperti berjudi," ungkap Wamenaker di Kantor Kemenaker Jakarta.
Ia juga menjelaskan bahwa gejolak perekonomian global menjadi tantangan utama dalam menciptakan lapangan kerja baru. Misalnya, kebijakan perang tarif yang diterapkan oleh Trump memberikan dampak negatif bagi industri di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Wamenaker menegaskan bahwa janji 19 juta lapangan kerja disampaikan dalam konteks kondisi global yang lebih stabil. Namun, saat ini banyak sektor yang terpaksa tutup akibat dampak dari kebijakan tersebut.
Wamenaker juga menambahkan bahwa pemerintah terus berupaya mendorong proyek-proyek berbasis investasi sebagai sumber penciptaan lapangan kerja. "Setiap proyek pasti membutuhkan tenaga kerja, dan kami sedang berusaha semaksimal mungkin untuk merekrut mereka," jelasnya.
Noel, seorang pelaku industri tekstil, menambahkan bahwa pemerintah telah mencabut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 yang sebelumnya mengganggu industri tekstil. "Sekarang, pelaku industri tekstil merasa lebih nyaman," ujarnya.
Beri Waktu untuk Proses
Wamenaker menekankan bahwa penciptaan lapangan kerja bukanlah hal yang bisa diselesaikan dalam semalam. "Kita tidak bisa berharap pemerintah bisa menyelesaikan semua masalah dalam waktu singkat. Semua ini adalah proses yang membutuhkan waktu," ungkapnya.
Ia pun meminta masyarakat untuk bersabar dan memberikan waktu bagi pemerintah untuk mewujudkan rencana besar ini. Selain sektor tekstil, sektor manufaktur lainnya juga menjadi perhatian utama, mengingat banyak industri yang tidak bertahan.
"Saya tidak bisa memberikan target pasti, tetapi kami berkomitmen untuk melakukan yang terbaik. Kami tidak ingin berhalu, kami ingin hasil nyata," tutupnya.
Recommended By Editor
- Menaker sebut akan ada 3,6 juta lowongan kerja baru dari program pemerintah
- Luhut Pandjaitan sebut akan ada 67 ribu lapangan kerja baru tersedia sebelum akhir tahun 2025
- Tepis keluhan lapangan kerja minim, Menteri Bahlil: Jangan kufur nikmat
- BPS: Jumlah penggangguran 7,28 juta orang, naik 83 ribu jiwa hingga Februari 2025
- Yakin bisa buka 8 juta lapangan kerja, Prabowo: Sebentar lagi banyak lowongan
- Luhut ungkap 15 perusahaan relokasi pabrik dari Vietnam ke Indonesia, buka 1,5 juta lapangan kerja
































