Brilio.net - Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) menyatakan dampak tsunami dan gelombang tinggi yang menerjang pantai di Selat Sunda, khususya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang menyebabkan 43 orang meninggal dunia.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan data sementara hingga pukul 07.00 WIB menunjukkan tsunami dan gelombang tinggi telah menyebabkan 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan dua orang hilang.

Sedangkan kerugian fisik yang telah terdata sementara, ia mengatakan meliputi 430 unit rumah rusak berat, sembilan hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak. Sementara jumlah pengungsi masih dalam pendataan dan Pandeglang adalah daerah yang paling parah terdampak tsunami.

Terdata di Kabupaten Pandeglang ada 33 orang meninggal dunia, 491 orang luka-luka, 400 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat. Daerah yang terdampak adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang Pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang dan Carita. Saat kejadian banyak wisatawan berkunjung di pantai sepanjang Pandeglang.

Sedangkan di Lampung Selatan terdata tujuh orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Dan di Serang tercatat tiga orang meninggal dunia, empat orang luka-luka dan dua orang hilang.

Pendataan, menurut Sutopo, masih dilakukan. Kemungkinan data korban dan kerusakan akan bertambah.

Selain itu, lanjutnya, penanganan darurat terus dilalukan. Status tanggap darurat dan struktur organisasi tanggap darurat, pendirian posko, dapur umum dan lainnya masih disiapkan. Alat berat juga dikerahkan untuk membantu evakuasi dan perbaikan darurat.

BNPB menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar pantai saat ini. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab tsunami dan kemungkinan susulannya.

UPDATE:

Data terbaru yang dilansir brilio.net dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (23/12) Jumlah korban dan kerusakan akibat tsunami di Selat Sunda per pukul 16.00 WIB tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 28 orang hilang. Kerusakan fisik: 556 unit rumah rusak, 9 unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal-perahu rusak.

Melalui akun Twitter @Sutopo_PN, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kembali meng-update data sementara dampak tsunami Selat Sunda hingga 24/12/2018 pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang tewas, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi. Sementara itu kerusakan fisik antara lain 611 rumah rusak, 69 hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu rusak.


Sutopo Purwo Nugroho kembali meng-update data sementara dampak tsunami Selat Sunda hingga 24/12/2018 pukul 17.00 WIB, tercatat 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi. Diperkirakan korban masih bertambah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali meng-update data sementara dampak tsunami Selat Sunda hingga 26/12/2018 pukul 13.00 WIB, tercatat 430 orang meninggal dunia, 1.495 orang luka-luka, 159 orang hilang, dan 21.991 orang mengungsi, 924 unit rumah dan 65 kendaraan rusak baik roda dua maupun roda empat, diperkirakan korban masih bertambah.