Brilio.net - Lockdown atau penguncian wilayah menjadi salah satu langkah yang diambil beberapa negara untuk menekan Virus Corona yang telah tersebar parah dalam kurun beberapa bulan ini. Aturan ini diterapkan agar masyarakat tidak keluar rumah dan diminta untuk menggantikan sementara aktivitasnya di luar ruangan. Sekitar 10 negara telah menerapkan aturan ini, terbaru Belgia.

Dari 10 negara yang menerapkan sistem lockdown, namun mengapa Indonesia belum melakukan hal serupa?

Dilansir brilio.net dari liputan6.com, Kamis (19/3), Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito menyampaikan alasan mengapa pemerintah Indonesia belum juga menerapkan lockdown seperti negara lainnya. Hal itu berkaitan dengan aktivitas perekonomian masyarakat.

"Di Indonesia banyak sekali yang bekerja mengandalkan upah harian. Itu menjadi salah satu kepedulian pemerintah, supaya aktivitas ekonomi tetap berjalan," tutur Wiku di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur.

Meski tidak menerapkan lockdown dengan alasan tersebut, namun Wiku menyampaikan bahwa pemerintah mengajak masyarakat melakukan pembatasan interaksi sosial atau social distancing terkait Virus Corona. Hal itu didukung dengan kebijakan setiap kepala daerah di antaranya meliburkan sekolah dan menutup sementara tempat wisata.

"Lockdown artinya membatasi betul-betul satu wilayah atau daerah dan itu memiliki implikasi ekonomi, sosial, keamanan. Maka itu kebijakan belum bisa diambil saat ini. Kembali social distancing yang paling penting," jelas dia.

Menurut Wiku, mekanisme penularan Corona sejauh ini diketahui selalu melalui kontak penderita dengan orang lain secara langsung.

"Jadi dengan yang demam, batuk ringan, yang berbahaya itu batuknya. Maka harus jaga jarak sehingga tidak mengenai kita. Batuk, bisa karena ini (COVID-19) atau yang lain. Tapi karena ada hal ini (kasus Corona), maka kita social distancing," ujarnya.

Wiku juga meminta masyarakat untuk sadar betul akan kasus penyebaran virus mematikan ini, terlebih mempelajari bagaimana dampak dan risikonya. Ia mengharapkan masyarakat bisa menjalankan apa yang sudah dianjurkan pemerintah.

"Masyarakat harus tenang dan waspada. Tenang bukan berarti tidak memperhatikan. Kita menghadapi musuh yang sudah teridentifikasi, tapi yang belum kita pahami bersama cara kerja musuhnya," tutur Wiku.

Saat ini, satu-satunya cara yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan membatasi interaksi sosial. Dengan kesadaran tersebut, penyebaran Corona dapat ditekan.

"Jadi kalau kita melakukan hal ini, kita sudah melawan musuh kita dengan baik. Pemerintah masih mendorong terjaga aktivitas ekonomi, tapi dengan modifikasi, cara kita bekerja," jelas dia.

Wiku sebagai perwakilan pemerintah meminta masyarakat agar tetap menjaga pola hidup sehat. Termasuk menerapkan lima hal pencegahan penularan Corona.

"Ada lima hal penting, pertama jaga jarak dengan orang lain. Dilarang jabat tangan. Cuci tangan. Hindari kerumunan. Pakai masker di tempat ramai," Wiku menandaskan.