Brilio.net - Pandemi global virus corona atau Covid-19 masih terus mengalami perkembangan, mulai dari peningkatan jumlah kasus, angka kematian, dan jumlah pasien sembuh. Melansir data real time yang dikumpulkan oleh John Hopkins University, jumlah infeksi per Senin (6/4) pagi adalah sebanyak 1,27 juta kasus.

Adapun jumlah kasus kematian yang terjadi adalah 69.309. Sementara itu, 259.810 pasien telah dinyatakan sembuh. Kasus-kasus ini tersebar di ratusan negara di dunia. Jumlah kasus terbanyak tersebar di AS, yaitu lebih dari 300.000 kasus, disusul Spanyol, Italia, Jerman, dan Prancis.

Sementara, untuk jumlah kematian, paling banyak terjadi di Italia, disusul Spanyol, AS, Perancis, dan Inggris. Sedangkan jumlah pasien sembuh paling banyak masih ada di China, yaitu 77.207 pasien.

Namun demikian, angka kematian karena virus corona di Inggris baru-baru ini melampaui China. Menurut penasihat Perdana Menteri Boris Johnson, Profesor Neil Ferguson, jaga jarak sosial kemungkinan dapat menurunkan angka kematian dalam sepekan atau dua pekan ke depan, ketika kasus di negara itu diperkirakan akan melonjak.

Penelitian di Universitas Newcastle tengah mengembangkan sebuah alat tes yang hanya memerlukan waktu singkat untuk mendeteksi infeksi virus corona, bahkan sebelum muncul gejala, seperti dilaporkan The Sunday Telegraph.

Dilansir dari Sputnik News, Senin (6/4), tes dengan alat ini menggunakan darah, air liur, atau urine, untuk menelusuri neopterin - salah satu tanda awal infeksi sistem kekebalan tubuh.

Namun ditekankan, tanda itu tidak secara spesifik mengidentifikasi virus corona, tapi bisa menjadi tanda krusial awal, sehingga bisa menentukan seseorang harus melakukan isolasi diri untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut.

Inggris mengonfirmasi hampir 42.000 kasus virus corona. Sementara itu angka kematian sebanyak 4.313. Pangeran Charles, PM Boris Johnson, Menteri Kesehatan Matt Hancock, adalah sejumlah tokoh penting yang didiagnosa terinfeksi Covid-19 dan harus melakukan isolasi diri.