Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka memberikan saran kepada Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, untuk meniru program yang diterapkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam menangani anak-anak yang bermasalah. Gibran menyarankan agar anak-anak yang nakal sebaiknya dikirim ke pondok pesantren, berbeda dengan Dedi Mulyadi yang mengirim mereka ke barak militer.

"Mungkin ada Gubernur Jawa Barat yang mengirim anak-anak bandel ke barak, ini bisa dikirim ke pondok-pondok pesantrennya PUI (Persatuan Umat Islam) mungkin," ungkap Gibran saat menutup Muktamar ke-15 PUI di Sumatera Utara, yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden pada Jumat (16/5).

Gibran mengemukakan saran ini setelah Bobby mengeluhkan masalah narkoba yang semakin meresahkan di Sumatera Utara. Ia menekankan bahwa pemerintah Provinsi Sumut bisa bekerja sama dengan PUI untuk mengatasi masalah ini.

"Tadi Pak Gubernur mengeluh masalah narkoba, ini PUI bisa digandeng ini Pak Gubernur," ujarnya.

Gibran juga menyoroti bahwa Sumatera Utara memiliki populasi yang besar dan berperan penting dalam kemajuan bangsa. "Ini Sumut memiliki peran strategis untuk mendorong kemajuan bangsa," tambahnya.

Kak Seto Tinjau Barak Militer Dedi Mulyadi: Tak Ada Hak Anak yang Dilanggar

Program pendidikan karakter berbasis militer yang digagas oleh Dedi Mulyadi menuai pro dan kontra. Namun, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi, menegaskan bahwa tidak ada pelanggaran hak anak dalam program ini.

Seto Mulyadi, yang akrab disapa Kak Seto, telah meninjau langsung kondisi anak-anak yang mengikuti program di barak militer Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat pada Sabtu, 10 Mei 2025. Ia menegaskan bahwa meskipun ada unsur kedisiplinan ala militer, pendekatan yang digunakan tetap ramah anak dan menghormati hak-hak mereka.

"Sering kali ada anggapan keliru. Meski ada unsur kedisiplinan ala militer, pendekatannya tetap menggunakan bahasa anak dan menjunjung tinggi hak-hak mereka," ujarnya.

Kak Seto juga menambahkan bahwa para peserta mendapatkan hak tumbuh kembang, perlindungan, serta kesempatan untuk menyuarakan pendapat. Bahkan, ada layanan pemeriksaan kesehatan dan psikologis secara rutin di barak militer Dedi Mulyadi.

"Anak-anak mendapat hak untuk tumbuh dan berkembang, perlindungan, kesempatan menyuarakan pendapat, bahkan ada pemeriksaan kesehatan dan psikologi," tambahnya.

Pendidikan di Barak Militer Dikawal Banyak Pihak agar Aman

Kak Seto memastikan bahwa kegiatan pendidikan karakter di barak tersebut dikawal oleh berbagai pihak agar berjalan aman dan memberikan dampak positif. Ia juga mengapresiasi keterbukaan Pemprov Jabar dalam menerima masukan.

Kak Seto juga memastikan bahwa kegiatan pendidikan karakter di barak tersebut dikawal oleh berbagai pihak agar berjalan aman dan memberikan dampak positif. Ia mengapresiasi keterbukaan Pemprov Jabar dalam menerima masukan dan mengizinkannya untuk memantau langsung. Bahkan, ia berencana untuk kembali ke barak untuk menjadi narasumber dan mengajar langsung para siswa.

Barak Militer Dedi Mulyadi Dimana?

Program menitipkan anak-anak bermasalah ke barak militer diinisiasi Dedi Mulyadi dan telah dimulai sejak 2 Mei 2025 di Kabupaten Purwakarta. Sebanyak 39 siswa mengikuti program ini.

Program menitipkan anak-anak bermasalah ke barak militer diinisiasi oleh Dedi Mulyadi dan telah dimulai sejak 2 Mei 2025 di Kabupaten Purwakarta. Sebanyak 39 siswa mengikuti pendidikan karakter, disiplin, dan bela negara di Barak Resimen 1 Sthira Yudha. Dedi menegaskan bahwa anak-anak yang mengikuti program ini adalah mereka yang telah mengarah ke tindakan kriminal dan orangtuanya sudah tidak sanggup lagi mendidik.