Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru saja mengumumkan keputusan penting yang akan berdampak pada perdagangan internasional. Mulai 1 Agustus 2025, Indonesia akan dikenakan tarif impor sebesar 32%. Ini adalah bagian dari kebijakan baru yang mencakup 14 negara lainnya.
Tujuan dari pengenaan tarif ini adalah untuk menciptakan keadilan dalam perdagangan, terutama mengingat defisit perdagangan AS yang terus meningkat dengan negara-negara tersebut. Awalnya, tarif ini direncanakan berlaku pada 9 Juli, namun kini ditunda hingga awal Agustus.
Menurut laporan dari CNBC, pengumuman ini disampaikan oleh Trump melalui media sosialnya, Truth Social, pada 7 Juli 2025. Negara-negara lain yang juga akan dikenakan tarif tinggi ini meliputi Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Kazakhstan, Afrika Selatan, Laos, Myanmar, Bosnia dan Herzegovina, Tunisia, Bangladesh, Serbia, Kamboja, dan Thailand.
Dalam surat resmi yang akan dikirimkan, Trump menjelaskan bahwa barang-barang yang diimpor dari Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Kazakhstan, dan Tunisia akan dikenakan tarif 25%. Sementara itu, barang dari Afrika Selatan dan Bosnia akan dikenakan tarif 30%, dan barang dari Bangladesh serta Serbia akan dikenakan tarif 35%. Kamboja dan Thailand akan dikenakan tarif tertinggi sebesar 36%, sedangkan Laos dan Myanmar akan dikenakan bea masuk sebesar 40%.
Surat-surat tersebut juga mencantumkan bahwa AS mungkin akan mempertimbangkan penyesuaian tarif, tergantung pada hubungan bilateral dengan negara-negara tersebut. Keputusan ini diambil berdasarkan rekomendasi dari pejabat senior pemerintah AS.
Defisit perdagangan AS dengan negara-negara ini sangat signifikan. Misalnya, pada tahun 2024, defisit dengan Jepang mencapai USD 68,5 miliar, sedangkan dengan Korea Selatan mencapai USD 66 miliar. AS adalah pasar utama untuk mobil, mesin, dan barang elektronik dari Jepang dan Korea Selatan.
Trump juga memperingatkan agar negara-negara yang terkena tarif tidak membalas dengan menaikkan tarif impor mereka terhadap barang-barang dari AS. Dalam suratnya, ia menekankan bahwa setiap kenaikan tarif dari negara-negara tersebut akan ditambahkan ke tarif yang sudah ada.
Dengan kebijakan ini, Trump berharap dapat memperbaiki defisit perdagangan yang terus-menerus dan menciptakan kondisi yang lebih adil bagi perekonomian AS. Namun, bagaimana respons negara-negara tersebut terhadap kebijakan ini masih menjadi tanda tanya.
Recommended By Editor
- Intip spek smartphone 'emas' buatan Presiden AS Trump, harganya cuma Rp 8 jutaa
- Sri Mulyani: Amerika merasa terzolimi, Indonesia harus waspada
- Hadapi tarif Trump, Prabowo: Indonesia tidak akan mengemis atau berlutut
- Daftar barang Indonesia yang kena tarif tinggi hingga 47% dari Trump
- Donald Trump terapkan tarif impor 32 persen untuk Indonesia, apa dampaknya untuk ekonomi?
- Siapa Pete Hegseth? Calon Menteri Pertahanan AS yang kontroversi, tak bisa sebut negara di ASEAN
































