Di tengah kesulitan yang dialami banyak orang, kelangkaan gas LPG 3 kg juga berdampak pada usaha kecil, termasuk lapak nasi goreng. Seorang pedagang nasi goreng bernama Wasis yang beroperasi di Condet, Jakarta Timur, mengungkapkan kesulitan yang ia hadapi dalam mendapatkan gas melon, sebutan untuk gas LPG 3 kg, sejak Jumat, 31 Januari 2025.
"Saya sudah cari gas putar-puter Condet. Banyak (warung bilang gas 3 kg) kosong," ungkapnya saat diwawancara oleh merdeka.com pada Selasa (4/2).
Pada saat wawancara tersebut, Wasis belum mengetahui bahwa pembelian gas kini harus melalui agen atau pangkalan. Pria asal Tegal ini terpaksa menutup lapak nasi gorengnya sejak Sabtu, 1 Februari 2025, dan memilih pulang kampung karena kehabisan gas.
"Saya pulang kampung, nggak jualan karena nggak ada gas. Kalau (gas) masih susah, saya sebulan di kampung," ujarnya.
Wasis merasa bahwa kebijakan baru yang mewajibkan pembelian gas di agen sangat memberatkan. Jarak antara lapaknya dan agen cukup jauh, padahal biasanya ia bisa dengan mudah membeli gas di warung terdekat. "Harapannya beli gas gampang, nggak ribet," keluhnya.
Dia juga menyoroti rencana pemerintah yang mengharuskan warga membeli gas LPG 3 kg melalui aplikasi mypertamina. Menurutnya, kebijakan ini kembali menyulitkan pedagang yang sebelumnya bisa dengan mudah mendapatkan gas dari pengecer.
Di sisi lain, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco, menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah meminta Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk memberikan izin kepada pengecer gas LPG 3 kg untuk kembali berjualan. Ini merupakan respons terhadap polemik kelangkaan penjualan gas melon.
"Setelah komunikasi dengan Presiden, Presiden menginstruksikan pada ESDM untuk per hari ini mengaktifkan kembali pengecer-pengecer yang ada untuk berjualan seperti biasa," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/1).
Dasco menambahkan bahwa rencana untuk menjadikan pengecer sebagai sub pangkalan akan dilakukan secara bertahap. "Larangan kemarin ini bukan kebijakan dari Presiden. Tapi melihat situasi dan kondisi tadi, Presiden turun tangan menginstruksikan agar para pengecer bisa berjalan kembali," ujarnya.
Selain itu, Dasco menegaskan bahwa stok LPG aman dan tidak pernah langka. Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengklaim bahwa pemerintah tidak mengurangi volume dan subsidi gas LPG 3 kg. Menurutnya, pemerintah dan Pertamina berusaha maksimal untuk memperbaiki sistem penjualan agar subsidi tepat sasaran.
"Dalam APBN, alokasi negara (senilai) Rp87 triliun untuk subsidi LPG ini (supaya) betul-betul tepat sasaran," kata Bahlil dalam rapat bersama Komisi XII DPR RI, Senin, 3 Februari 2025.
"Dari Pertamina masuk ke agen-agen, masuk ke pangkalan-pangkalan, baru masuk ke pengecer. Kalau dari agen ke pangkalan itu masih bisa dikontrol secara teknologi," sambungnya.
Namun, Bahlil menambahkan bahwa penjualan di pengecer tidak bisa dikontrol pemerintah, sehingga harga penjualan gas menjadi mahal dan tidak tepat sasaran. "Kami berkesimpulan agar pengecer jadi sub pangkalan. Tujuannya agar LPG yang dijual itu harganya betul-betul masih terkontrol," ucapnya.
Di sisi lain, seorang warga bernama Santi mengaku kesulitan mencari gas elpiji 3 kg untuk kebutuhan dapurnya. Warga Tangerang ini merasa bingung karena sudah sepekan tidak bisa mendapatkan gas melon di tingkat pengecer.
"Bingung saya juga, pagi harus masak, terutama bekal anak-anak sekolah. Sekarang jadi harus beli lauk di luar, yang ada pengeluaran hari-hari jadi lebih besar," keluh Santi, seorang ibu muda yang tengah mengantre membeli gas melon.
Kelangkaan tabung gas LPG 3 kg membuat banyak orang, termasuk ibu rumah tangga dan pedagang makanan, merasa kesulitan. Terlihat antrean gas di salah satu agen di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, sekitar pukul 12.15 WIB, ada seorang ibu yang membawa serta anaknya yang masih mengenakan seragam sekolah.
Ibu tersebut beberapa kali bolak-balik memastikan ketersediaan gas di agen. Namun, hingga siang hari itu hasilnya masih nihil. Pasalnya, gas tersebut ia gunakan untuk berjualan gorengan dan seblak, serta memasak sehari-hari.
"Ini saja pagi tadi saya terpaksa kasih sarapan anak yang ada saja di dapur. Nasi, garam, sudah. Habis bagaimana, mau masak enggak bisa," cerita sang ibu yang diiyakan anaknya.
Recommended By Editor
- Cara mengatasi kebocoran tabung gas dengan alat sederhana, tak perlu karet gelang atau plastik
- Emak-emak tak perlu panik, begini trik mengatasi gas elpiji bocor pakai 1 alat sederhana
- Trik hilangkan noda karat bekas tabung gas di lantai keramik pakai 2 bahan dapur, cuma butuh 10 menit
- Cara bersihkan selang dan regulator tabung gas yang dekil, hempas dalam waktu 3 menit tanpa sitrun
- Trik agar tabung gas lebih hemat dan nggak mudah bocor, cukup andalkan 1 alat ini