Brilio.net - Tragedi jatuhnya pesawat Air India di Ahmedabad, India, baru-baru ini mengundang perhatian dunia. Kecelakaan yang merenggut ratusan nyawa ini tidak hanya mengguncang industri penerbangan secara global, tetapi juga kembali menyorot konsep “critical eleven”—sebelas menit paling krusial dalam setiap penerbangan. Banyak yang kini bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi dalam durasi tersebut hingga dianggap sebagai fase paling rawan dalam dunia aviasi?

Istilah critical eleven digunakan untuk menggambarkan tiga menit pertama saat pesawat tinggal landas dan delapan menit terakhir menjelang pendaratan. Berdasarkan data statistik penerbangan, lebih dari 80 persen kecelakaan fatal terjadi dalam dua fase ini. Karena itu, pada masa-masa ini, konsentrasi penuh dari pilot dan kru kabin sangat vital, sementara penumpang diwajibkan mengikuti prosedur keselamatan seperti mengenakan sabuk pengaman dan menegakkan kursi.

Peristiwa tragis yang menimpa Air India menjadi pengingat nyata akan pentingnya kewaspadaan selama critical eleven. Pesawat Boeing 787 Dreamliner yang mengangkut 242 orang, termasuk kru dan penumpang, dilaporkan jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas. Hampir seluruh penumpangnya meninggal dunia. Meski penyebab pasti masih dalam penyelidikan, kejadian ini menambah deretan kecelakaan yang terjadi di fase paling genting dalam penerbangan.

Apa itu critical eleven dan mengapa begitu berbahaya?

- Critical eleven terdiri dari dua fase utama: tiga menit setelah take-off dan delapan menit sebelum landing.

- Pada fase ini, pilot harus menstabilkan pesawat, mengatur kecepatan, dan berkomunikasi intensif dengan Air Traffic Control (ATC).

- Segala aktivitas di kabin, termasuk layanan makanan dan komunikasi non-esensial, dihentikan demi keselamatan.

- Penumpang diwajibkan mengenakan sabuk pengaman, mematikan perangkat elektronik, dan siap mengikuti instruksi evakuasi jika terjadi keadaan darurat.

Statistik dari Boeing dan Flightsafety.org mengungkapkan bahwa hampir setengah dari kecelakaan fatal terjadi saat pesawat mendarat, sementara sekitar 13 persen lainnya terjadi saat lepas landas dan pendakian awal. Hal ini disebabkan oleh tingginya kompleksitas manuver pesawat, perubahan kecepatan, serta potensi gangguan eksternal seperti cuaca buruk atau tabrakan dengan burung.

Tragedi Air India

Tragedi jatuhnya pesawat Air India di Ahmedabad pada 12 Juni 2025 menyisakan luka mendalam dan menjadi pengingat penting bagi dunia penerbangan internasional. Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner yang mengangkut 242 orang itu mengalami kecelakaan hanya beberapa saat setelah mengudara, menewaskan hampir seluruh penumpang dan kru di dalamnya. Dari seluruh penumpang, hanya satu yang selamat, yakni Vishwash Kumar Ramesh yang duduk di kursi 11A. Hal ini menggambarkan betapa cepat dan hebatnya insiden tersebut berlangsung.

Peristiwa ini menyoroti kembali pentingnya fase krusial dalam penerbangan yang dikenal sebagai critical eleven, yakni tiga menit pertama setelah pesawat lepas landas dan delapan menit menjelang pendaratan. Pada rentang waktu ini, gangguan sekecil apapun dapat berdampak fatal. Dalam kasus ini, kecelakaan diduga disebabkan oleh tabrakan dengan kawanan burung sesaat setelah take-off. Kejadian tersebut menegaskan urgensi penerapan kebijakan sterile cockpit, yaitu larangan percakapan dan aktivitas non-esensial di kokpit agar pilot bisa berkonsentrasi penuh saat mengendalikan pesawat dalam ketinggian rendah.

Lebih dari itu, insiden tragis ini juga memperkuat pentingnya peningkatan sistem keselamatan serta kesiapan kru dan penumpang selama fase critical eleven. Kisah satu-satunya korban selamat yang melihat tubuh-tubuh bergelimpangan dan serpihan pesawat berserakan menjadi bukti nyata bahwa peluang hidup dalam kecelakaan semacam ini sangat kecil. Karena itu, mematuhi instruksi keselamatan seperti mengenakan sabuk pengaman dan menjaga posisi kursi tetap tegak menjadi sangat vital dalam mengurangi potensi cedera berat. Tragedi ini menjadi pengingat yang menyakitkan bahwa sebelas menit awal dan akhir di udara bisa menjadi pemisah antara hidup dan maut.

Tips keselamatan selama critical eleven

- Selalu patuhi instruksi awak kabin, terutama saat take-off dan landing.

- Pastikan sabuk pengaman terpasang dengan benar dan sandaran kursi dalam posisi tegak.

- Perhatikan demonstrasi keselamatan, termasuk penggunaan masker oksigen dan pelampung.

- Jangan menggunakan perangkat elektronik yang dilarang selama critical eleven.