Brilio.net - Raja Ampat dikenal sebagai salah satu destinasi bahari paling memesona di dunia, dengan laut biru jernih dan gugusan karst yang ikonik. Keindahannya bahkan telah diakui secara internasional sebagai UNESCO Global Geopark.

Sayangnya, keindahan itu kini mulai terancam akibat aktivitas pertambangan nikel yang dilakukan di beberapa pulau di kawasan tersebut. Salah satunya adalah Pulau Gag yang menjadi lokasi tambang milik PT Gag Nikel.

Operasi pertambangan di Raja Ampat sempat berjalan sejak 2018 dan kini dihentikan sementara oleh pemerintah. Keputusan tersebut diambil setelah muncul kekhawatiran terhadap dampak kerusakan alam yang makin terlihat jelas.

Aktivitas tambang nikel di Raja Ampat saat ini dihentikan sementara oleh Kementerian ESDM. Kebijakan tersebut muncul sebagai bentuk respon terhadap potensi kerusakan alam yang terus berkembang di kawasan konservasi tersebut.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa verifikasi lapangan masih perlu dilakukan untuk memastikan apakah aktivitas tambang merusak lingkungan sekitar. Selama proses ini berlangsung, operasi tambang dinyatakan tidak boleh berlanjut.

"Kami untuk sementara, kita hentikan operasinya sampai dengan verifikasi lapangan," ujar Bahlil dalam jumpa pers di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, dikutip dari Liputan6, Kamis (5/6).

Menurut Bahlil, operasional tambang baru bisa kembali berjalan jika hasil verifikasi sudah keluar. Keputusan akhir ada di tangan pihak kementerian setelah mengevaluasi dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

"Perusahaan tersebut baru bisa beroperasi lagi sampai hasil verifikasi dari Kementerian ESDM keluar," imbuhnya.

Lantas seperti apa Raja Ampat sekarang? Simak potret sebelum dan sesusah Raja Ampat usai menjadi lahan tambang nikel dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (5/6).

1. Raja Ampat punya banyak pulau eksotis, salah satunya Pulau Gag yang terkenal sebagai kawasan konservasi penyu. Kawasan ini dulunya masih sangat alami sebelum dibuka untuk tambang.

Before-after Raja Ampat usai jadi tambang nikel © 2025 brilio.net

foto: YouTube/Greenpeace Indonesia

2. Pulau Wayag menjadi ikon wisata dengan bukit karst dan laut biru yang mengelilinginya. Banyak wisatawan datang hanya untuk melihat panorama dari puncak bukitnya.

Before-after Raja Ampat usai jadi tambang nikel © 2025 brilio.net

foto: TikTok/@adi.syahreza

3. Kawasan perairan Raja Ampat disebut sebagai surga bagi penyelam. Terumbu karangnya termasuk paling subur dan menjadi habitat ribuan spesies laut.

Before-after Raja Ampat usai jadi tambang nikel © 2025 brilio.net

foto: TikTok/@adi.syahreza

4. Wilayah ini telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, menandakan betapa pentingnya kawasan ini secara geologis dan ekologis. Kehidupan masyarakatnya pun masih sangat terjaga tradisinya.

Before-after Raja Ampat usai jadi tambang nikel © 2025 brilio.net

foto: TikTok/@pilotnekat.sorong

5. Namun semenjak ada ativitas tambang di Pulau Gag, tempat ini mulai terlihat berbeda. Dampaknya hutan mulai gundul dan lanskap alami kawasan konservasi penyu itu rusak.

Before-after Raja Ampat usai jadi tambang nikel © 2025 brilio.net

foto: YouTube/Greenpeace Indonesia

6. Kerusakan Pulau Gag cukup parah karena kawasan tersebut sebenarnya penting untuk siklus hidup penyu. Penambangan membuat habitat satwa jadi terganggu.

Before-after Raja Ampat usai jadi tambang nikel © 2025 brilio.net

foto: YouTube/Greenpeace Indonesia

7. Tak jauh dari Pulau Wayag, Pulau Kawe juga mengalami nasib serupa. Bekas tambang meninggalkan danau buatan yang dikelilingi lahan gersang dan tandus.

Before-after Raja Ampat usai jadi tambang nikel © 2025 brilio.net

foto: YouTube/Greenpeace Indonesia

8. Kerusakan alam ini tentu memicu kekhawatiran banyak pihak. Apalagi, keindahan Raja Ampat merupakan daya tarik utama sektor pariwisata Indonesia.

Before-after Raja Ampat usai jadi tambang nikel © 2025 brilio.net

foto: YouTube/Greenpeace Indonesia