Brilio.net - Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak, Sabtu (9/1) meninggalkan duka mendalam bagi dunia penerbangan Indonesia. Pesawat jenis Boeing 737-500 tersebut dilaporkan hilang kontak pada pukul 14.40 WIB.

Menurut laporan resmi yang disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, pesawat Sriwijaya Air SJ182 hilang kontak setelah empat menit lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta.

Pesawat tersebut dikonfirmasi hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Flight Radar24 juga melaporkan jika pesawat tersebut hilang di ketinggian 10 ribu kaki dalam satu menit.

Kini proses pencarian korban dan pesawat Sriwijaya SJ182 masih terus dilakukan. Basarnas, Polri, TNI serta stakeholder terkait menerjunkan pasukan terbaik untuk melakukan proses pencarian di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang.

Menurut data manifest, pesawat SJ182 membawa 62 orang yang terdiri dari 12 kru pesawat, 40 penumpang dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Minggu (10/1), berikut enam fakta jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.

1. Sempat delay karena cuaca buruk.

Sebelum berangkat pada pukul 14.36 WIB, pesawat Sriwijaya Air SJ182 seharusnya dijadwalkan berangkat pada pukul 13.40 WIB. Namun karena cuaca buruk di Jakarta dan sekitarnya, membuat pesawat terpaksa menunda keberangkatan kurang lebih 30 menit.

2. Pesawat sudah berusia 26 tahun.

<img style=

foto: Instagram/@sriwijayaair

 

Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 menimbulkan teka-teki tentang penyebab insiden tersebut. Salah satu yang jadi sorotan publik adalah kondisi pesawat sendiri. Seperti diketahui pesawat boeing 737-500 tersebut adalah buatan 1994 yang kini sudah berusia 26 tahun.

Dilansir dari merdeka.com, Sriwijaya Air sendiri membeli pesawat tersebut pada 2012. Banyak disoroti, Dirut Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena memastikan kondisi pesawat tersebut dalam kondisi baik.

"Kalau kondisi pesawat dalam keadaan sehat, sebelumnya pulang pergi ke Pontianak dan harusnya tidak ada masalah. Semuanya lancar," katanya.

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono mengungkapkan pesawat usia pesawat tidak berpengaruh dalam penerbangan.

"Berapa umur pesawat jenis pesawatnya umur pesawat dibuat tahun 1994 kurang lebih 25-26 tahun jadi berapa pun umurnya dirawat sesuai regulasi yang berlaku harusnya tidak ada masalah," tutupnya.

3. Berbagai kesaksian sebut mendengar suara ledakan.

Tak lama setelah kabar hilang kontaknya pesawat Sriwijaya Air SJ182, berbagai kesaksian turut dilontarkan warga hingga nelayan. Bupati Kepulauan Seribu, Junaedi menerima kabar jika ada pesawat jatuh disertai suara ledakan di sekitar lokasi daerahnya.

"Hanya informasi dulu, mungkin saat ini sedang ada pencarian infonya ada yang jatuh, meledak di Pulau Laki," tutur Junaedi dikutip dari liputan6.com.

Pada Sabtu (9/1), di media sosial juga beredar foto sejumlah serpihan yabg diduga bagian dari pesawat tersebut. Di hari yang sama, Tim SAR gabungan langsung bergerak ke lokasi yang diperkirakan jadi lokasi jatuhnya pesawat.

4. Pemerintah menggandeng berbagai pihak untuk proses pencarian.

<img style=

foto: merdeka.com/Arie Basuki

 

Guna memaksimalkan proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ182, pemerintah menggandeng berbagai pihak seperti Basarnas, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), TNI, termasuk bantuan dari Badan Keselamatan Amerika Serikat atau National Transportation Safety Board (NTSB).

Polri juga mengerahkan tim penyelam terbaiknya untuk menyisir dasar laut di lokasi yang diduga jadi titik jatuhnya pesawat. 7 Kapal Polair dan 2 helikopter dikerahkan selama proses pencarian pesawat dan korban.

5. Temuan sementara.

<img style=

foto: merdeka.com/Arie Basuki

 

Beberapa temuan yang didapat dari hasil pencarian, saperti sejumlah serpihan yang diduga pesawat Sriwijaya Air SJ182 ditemukan oleh Kapal Patroli Kementerian Perhubungan. Serpihan tersebut dilaporkan dari para petugas dan sejumlah warga yang ikut serta dalam peninjuan lokasi.

"(Ditemukan di kawasan) Pulau Lancang beberapa serpihan daripada pesawat tersebut, seperti life jacket, avtur, ada ditemukan pula, mungkin bagian tubuh dari manusia," kata Kapten Kapal Trisula Eko Surya Hadi.

Dilansir dari liputan6.com, tim penyelam yang terdiri dari tim Komando Pasukan katak (Kopaska) menemukan vleg roda pesawat sudah dalam keadaan tidak utuh. Temuan tersebut menemukan beberapa serpihan di kedalaman 23 meter.

6. Kopaska temukan bagian tubuh korban Sriwijaya Air SJ182.

Selain ditemukan beberapa serpihan yang diduga serpihan badan pesawat, Kopaska juga menemukan temuan yang diduga bagian tubuh penumpang Sriwijaya Air SJ182. Dilansir dari liputan6.com, tim penyelam melaporkan temuan tersebut pukul 09.40 WIB.

Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Metro Jaya, Kombes dr Umar Shahab juga mengatakan bahwa ada dua kantung jenazah yang telah berada di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Salah satunya kantung diduga berisi potongan tubuh korban.

"Satu berisi body part (potongan tubuh diduga penumpang). Satu berisi properti dari penumpang berupa potongan celana jin," kata dia soal hasil temuan dalam pencarian Sriwijaya Air.