Brilio.net - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto memang dikenal dengan sikapnya yang kritis terhadap media-media massa di Tanah Air. Mantan Panglima Korps Angkatan Darat (Pangkostrad) ini sempat beberapa kali menyentil pekerja media atau wartawan dengan pernyataannya yang pedas. Belakangan, Prabowo mengkritisi media massa Indonesia terkait penyebutan jumlah peserta Reuni Akbar 212 yang dilangsungkan di Monumen Nasional (Monas) beberapa waktu lalu. Menurut Prabowo, media tidak menyebutkan jumlah peserta Reuni 212 dengan benar.

Tak hanya itu, calon presiden yang juga Ketua Umum Partai Gerindra ini sudah tak percaya kepada media-media massa. Pasalnya, menurut Prabowo, berita-berita tentang dirinya di media massa kerap dipelintir. Prabowo yang dalam beberapa kesempatan berorasi atau berpidato juga menyampaikan kekecewaannya terhadap media-media mainstream. Sampai-sampai dirinya pernah menyebut bahwa ia anti dengan salah satu media di Indonesia.

BACA JUGA: 10 Momen akrab Jokowi & Prabowo jelang Pilpres ini bikin adem

Kendati demikian, menurut Sekretaris Jenderal (Sekjend) Partai Gerindra Ahmad Muzani, seperti dikutip brilio.net dari merdeka.com, pernyataan Prabowo yang pedas soal media massa ini sejatinya bukan wujud dari rasa bencinya terhadap jurnalis yang ikut dalam setiap kegiatannya. Melainkan, Prabowo marah dan menyayangkan adanya pemilik media yang menjadi partisan politik, alih-alih menjadi rujukan informasi bagi masyarakat.

"Pak Prabowo itu tidak menyalahkan para jurnalis dan wartawan di lapangan yang telah melaksanakan tugasnya. Tetapi Pak Prabowo mengkritik para petinggi dan pemilik media yang memang terkesan sebagai partisan politik," ujar Ahmad Muzani seperti dikutip dari merdeka.com.

Nah, berikut beberapa 'sentilan' Prabowo Subianto kepada para jurnalis, seperti dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (18/12):


1. Gaji wartawan kecil dan tak pernah ke mal.

prabowo sentil wartawan © 2018 berbagai sumber

foto: Instagram/@prabowo


Dalam salah satu kesempatan berpidato soal kesejahteraan rakyat, Prabowo Subianto tiba-tiba menyinggung soal gaji wartawan yang menurutnya kecil. Selain itu, Calon Presiden nomor urut 02 ini juga mengatakan bahwa para wartawan tidak pernah belanja di mal. Hal tersebut menurutnya terlihat dari raut wajah para wartawan.

"Kita belain para wartawan. Gaji kalian juga kecil, kan? Kelihatan dari muka kalian. Muka kalian kelihatan nggak belanja di mal. Betul ya? Jujur, jujur," ujar Prabowo saat Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 RI di Universitas Bung Karno Jakarta, Kamis, 17 Agustus 2017 seperti dikutip brilio.net dari Liputan6.

Kendati mengatakan bahwa wartawan tak pernah belanja di mal, namun ia meneruskan penjelasannya bahwa yang ia lakukan saat ini adalah berupaya untuk membela masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan kecil seperti para wartawan.

"Kita ini membela kalian. Kita negara kaya, sejahtera, tapi dari dulu bukan kita yang ke Belanda sana, tapi Belanda datang ke sini," tutur Prabowo.


2. Singgung wartawan sebagai antek.

prabowo sentil wartawan © 2018 berbagai sumber

foto: Instagram/@prabowo


Prabowo Subianto juga pernah meluapkan kekesalannya pada wartawan pada saat dirinya berpidato di Peringatan Hari Disabilitas Dunia pada Rabu (5/12) lalu. Menurutnya, para wartawan saat ini menjadi antek-antek politik. Oleh karena itu, ia mengatakan agar masyarakat tidak perlu menghormati wartawan lagi.

Menurutnya jurnalis yang menjadi antek tidak berhak menyandang status sebagai jurnalis. Prabowo menduga ada upaya memanipulasi demokrasi di Indonesia, salah satunya dengan mencuci otak rakyat dengan pers yang berbohong.

"Jadi saya katakan, hey jurnalis kalian tidak berhak sandang sebagai jurnalis. Saya katakan mulai sekarang, jangan lagi hormati mereka karena mereka semua antek," ungkap Prabowo seperti dikutip dari merdeka.com.

Kekesalan ini rupanya berawal dari penyebutan jumlah peserta Reuni 212 yang dinilainya keliru. Prabowo mengklaim bahwa peserta yang hadir saat itu mencapai 13 juta orang, sedangkan ada media yang menyebutnya cuma ratusan ribu.
 

3. Ada wartawan menunggunya salah bicara.

prabowo sentil wartawan © 2018 berbagai sumber

foto: Instagram/@prabowo


Pada kesempatan yang sama, Prabowo juga mengatakan bahwa ada wartawan yang sengaja meliput untuk menunggunya membuat kesalahan atau salah ngomong. Menurutnya, ada wartawan yang selalu menunggunya salah bicara untuk kemudian diberitakan dan dengan isu yang digoreng sedemikian rupa.

Prabowo juga menuturkan, dengan adanya kesalahan tersebut akan mudah menjadi bahan 'gorengan' untuk kubu Jokowi.

"Mereka, saya katakan, kelompok itu, menunggu gue salah ngomong kemudian digoreng lagi. Bicara emak-emak nggak boleh, tampang nggak boleh," tutur Prabowo seperti dikutip dari merdeka.com.


4. Sindiran 'mata wartawan ada di dengkul'.

prabowo sentil wartawan © 2018 berbagai sumber

foto: Instagram/@prabowo


Prabowo Subianto kembali mengkritik wartawan secara pedas di acara Konferensi Nasional Partai Gerindra, di Sentul, Jawa Barat pada Senin (17/12). Dipicu soal penyebutan peserta Reuni 212 yang menurutnya tak sesuai fakta, ia mengatakan bahwa mungkin mata wartawan ada di dengkul. Hal ini karena mereka tidak bisa melihat jutaan peserta yang hadir dan diklaimnya mencapai 13 juta orang.

"Yang aneh bin ajaib banyak sekali media-media kita yang tidak melihat 13 juta orang itu. Mata mereka mungkin ada di dengkul mereka," ujar Prabowo dalam video Konferensi Nasional Partai Gerindra di akun Youtube GerindraTV.

Prabowo juga menambahkan bahwa ia tidak ambil pusing apakah media akan meliput kampanyenya atau tidak. Dirinya tak akan mempersoalkan lagi.

"Ya terserahlah... Lu mau liput silakan, lu nggak liput silakan," ungkapnya.