Brilio.net - Senin (2/9) terjadi kecelakaan Tol Cipularang, kilometer 91.400 ruas Bandung yang mengarah ke Jakarta. Setidaknya ada 21 kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan maut itu. Diduga penyebab terjadinya kecelakaan berawal dari dum truk yang terguling.

Dari hasil penyelidikan Polres Purwakarta, ada dua pengemudi dump truk yang menyebabkan kecelakaan maut terjadi di Tol Cipularang KM 91 arah Jakarta. Masing-masing berinisial D dan S. Keduanya dari satu perusahaan truk yang sama.

"Kedua truk ini dari satu perusahaan ya. Muatannya sama, tanah," ujar Kapolres Purwakarta AKBP Matrius dikutip brilio.net dari Liputan6.com.

Kini, tersangka S diancam hukuman 5 tahun karena dianggap lalai dalam berlalu lintas, selain itu kendaaran truk yang ia kendarai memuat pasir melebihi kapasitas muatan.

Berikut sejumlah pengakuan sopir dump truk yang ditetapkan tersangka kecelakaan maut tol Cipularang dihimpun dari Liputan6.com, Jumat (6/9).

1. Pasrah jadi tersangka.

Subana (43) sopir truk naas yang yang diduga menjadi pemicu terjadinya kecelakaan maut di Tol Cipularang, hanya bisa pasrah dengan statusnya setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam insiden kecelakaan beruntun tersebut.

Sambil tertunduk dan tidak banyak bicara, dirinya hanya pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Maha Kuasa serta pada proses hukum yang akan dijalaninya.

Saya pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Maha Kuasa dan proses hukum yang berjalan," ujarnya di Polres Purwakarta.

2. Tak tahu volume tanah yang dibawa.

Terkait muatan yang dibawanya, Subana mengakui dirinya tidak tahu pasti jumlah volume material yang dibawanya. Dirinya langsung membawa truk tersebut setelah terisi di Kabupaten Bandung.

Muatan pasir tersebut rencananya akan dibawa ke Kabupaten Karawang melalui Tol Cipularang menuju Tol Cikampek.

"Kurang tahu berapa volumenya, sudah terisi saya langsung bawa truk tersebut," ujarnya.

3. Baru kali ini mengalami kecelakaan.

Terkait meninggalnya rekan kerjanya DH, wajah kesedihan nampak terlihat dari raut wajahnya. Apalagi sebelum kejadian DH sempat menelepon kondisi kendaraannya.

"Hampir 12 tahun menjadi sopir truk, dan baru kali ini mengalami peristiwa seperti ini, saya juga tahu resiko pekerjaan menjadi supir truk," katanya yang memakai baju tahanan dengan perban yang menempel di sekitar wajah dan kepala.