Brilio.net - Pura Mangkunegaran menciptakan tarian baru bernama Mandaya Sih. Tarian tersebut diciptakan khusus untuk memeriahkan acara tasyakuran pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono di Pura Mangkunegaran, Minggu (11/12) besok.

Tarian tersebut nantinya akan disajikan untuk menyambut kedatangan mempelai dari lokasi upacara ngunduh mantu di Loji Gandrung.

Koreografer Mandaya Sih, Rusini mengatakan Mandaya berasal dari Bahasa Kawi yang artinya selalu berusaha. Sedangkan Sih berarti cinta kasih atau asih.

“Jadi selalu berusaha agar cinta kasih itu selalu langgeng. Ini yang ingin kami sampaikan,” kata wanita 74 tahun itu.

Mandaya Sih adalah tari pasihan atau berpasangan. Tarian tersebut menggambarkan sepasang kekasih yang tengah menjalani percintaan. Masing-masing pasangan tampak mesra di hampir sepanjang tari berdurasi tujuh menit itu. Namun sesekali mereka terkesan menjaga jarak dan saling kejar menggambarkan permasalahan yang dihadapi dalam percintaannya.
Meski diciptakan untuk pernikahan Kaesang-Erina, tarian tersebut juga berlaku untuk semua pasangan.

“Hubungan pria wanita entah itu sudah lama menjadi suami istri, penganten baru, atau masih pacaran, itu bisa berusaha mendapatkan cinta kasihnya selalu berkembang, bersinar untuk selamanya,” katanya.

 

 

Gerak tari Mandaya Sih sendiri diambil dari khazanah tarian di Pura Mangkunegaran yang berusia ratusan tahun. Di antaranya Tari Gambyong Pareanom (Abad 20), Golek Lambangsari (abad 19), dan beberapa varian tari wireng. Rusini mengkoreografi Mandaya Sih untuk ditarikan tiga pasang penari laki-laki dan perempuan.

Tugas menciptakan tarian tersebut diamanatkan kepada Kemantren Langenpraja oleh Kawedanan Panti Budaya Mangkunegaran yang dipimpin oleh GRAJ Ancillasura Marina Wirasudjiwo.

“Saya mendapat dhawuh (perintah) dari Gusti Sura (panggilan akrab Ancillasura) akhir November,” katanya.

Mangkunegaran ciptakan tarian baru untuk pernikahan Kaesang-Erina © 2022 brilio.net

foto: Brilio.net/ Ivanovich Aldino

Praktis, Rusini hanya punya waktu kurang dari satu bulan untuk menggarap karyanya. Karena itu ia segera memikirkan konsep tarian agar bisa segera dikawinkan dengan aransemen gamelan yang akan mengiringi tarian tersebut.

“Setelah saya merenungkan susunan karya ini, saya terus menghubungi komposernya. Maksud saya seperti ini, bagian ini saya butuh sekian, butuh sekian,” katanya.

Tarian itu pun masih harus dipoles bersama para penarinya.

Mangkunegaran ciptakan tarian baru untuk pernikahan Kaesang-Erina © 2022 brilio.net

foto: Brilio.net/ Ivanovich Aldino

“Terus dikembangkan, dicoba, dicari kekurangannya. Diproses terus,” katanya.
Pangarsa Kemantren Langenparaja, Samsuri (60) mengatakan pihaknya hanya menyiapkan satu tarian untuk menyambut acara tasyakuran pernikahan Kaesang-Erina. Di luar itu, Kemantren Langenpraja hanya menyajikan aransemen gamelan yang terus berbunyi selama acara berlangsung.

“Hanya satu tarian pada siang hari. Di pendapa Pura Mangkunegaran. Setelah itu hanya klenengan (musik gamelan) saja. Tidak ada tarian lagi,” katanya.