Gerak tari Mandaya Sih sendiri diambil dari khazanah tarian di Pura Mangkunegaran yang berusia ratusan tahun. Di antaranya Tari Gambyong Pareanom (Abad 20), Golek Lambangsari (abad 19), dan beberapa varian tari wireng. Rusini mengkoreografi Mandaya Sih untuk ditarikan tiga pasang penari laki-laki dan perempuan.

Tugas menciptakan tarian tersebut diamanatkan kepada Kemantren Langenpraja oleh Kawedanan Panti Budaya Mangkunegaran yang dipimpin oleh GRAJ Ancillasura Marina Wirasudjiwo.

“Saya mendapat dhawuh (perintah) dari Gusti Sura (panggilan akrab Ancillasura) akhir November,” katanya.

Mangkunegaran ciptakan tarian baru untuk pernikahan Kaesang-Erina © 2022 brilio.net

foto: Brilio.net/ Ivanovich Aldino

Praktis, Rusini hanya punya waktu kurang dari satu bulan untuk menggarap karyanya. Karena itu ia segera memikirkan konsep tarian agar bisa segera dikawinkan dengan aransemen gamelan yang akan mengiringi tarian tersebut.

“Setelah saya merenungkan susunan karya ini, saya terus menghubungi komposernya. Maksud saya seperti ini, bagian ini saya butuh sekian, butuh sekian,” katanya.

Tarian itu pun masih harus dipoles bersama para penarinya.

Mangkunegaran ciptakan tarian baru untuk pernikahan Kaesang-Erina © 2022 brilio.net

foto: Brilio.net/ Ivanovich Aldino

“Terus dikembangkan, dicoba, dicari kekurangannya. Diproses terus,” katanya.
Pangarsa Kemantren Langenparaja, Samsuri (60) mengatakan pihaknya hanya menyiapkan satu tarian untuk menyambut acara tasyakuran pernikahan Kaesang-Erina. Di luar itu, Kemantren Langenpraja hanya menyajikan aransemen gamelan yang terus berbunyi selama acara berlangsung.

“Hanya satu tarian pada siang hari. Di pendapa Pura Mangkunegaran. Setelah itu hanya klenengan (musik gamelan) saja. Tidak ada tarian lagi,” katanya.