Brilio.net - Ramadan sering kali menjadi momen refleksi. Namun, di tengah kesibukan ibadah dan kehidupan sehari-hari, ada saatnya merasa lelah bukan hanya secara fisik, tapi juga batin. Kadang, ada penyesalan tentang kebiasaan buruk yang belum bisa ditinggalkan atau harapan yang belum terwujud.
Penting untuk diingat, Ramadan bukan hanya tentang berbuat baik kepada orang lain, tetapi juga kepada diri sendiri. Bagaimana kita bisa bermanfaat bagi orang lain jika di dalam diri sendiri masih ada permasalahan yang belum diselesaikan?
Memaafkan diri sendiri adalah bagian dari perjalanan spiritual. Saat hati terasa penuh beban, ada cara sederhana untuk 'reset' dan kembali ke jalur kebaikan.
Lima langkah ini bukan solusi instan, tetapi bisa menjadi titik awal untuk menemukan ketenangan dan kebahagiaan dalam diri sendiri. Yuk, pelajari bersama brilio.net,Kamis (6/3).
1. Membuat jurnal berisi hal yang disyukuri hari itu
Foto: Shutterstock.com
Menulis jurnal tentang apa yang membuat bahagia setiap hari bisa membantu menggeser fokus dari kekurangan ke keberkahan. Tidak perlu hal besar, cukup momen sederhana seperti bisa sahur tepat waktu, bertemu teman lama, atau menikmati waktu sendiri dengan tenang.
Mencatat hal-hal positif ini membantu melihat bahwa Ramadan adalah tentang perjalanan, bukan hanya tujuan akhir. Saat mulai merasa lelah, cukup buka kembali catatan dan ingat bahwa setiap hari punya momen berharga.
2. Teknik "Pause and Reflect"
Foto: Shutterstock.com
Di tengah kesibukan, otak sering berjalan autopilot tanpa benar-benar memahami apa yang dirasakan. Teknik "Pause and Reflect" mengajarkan untuk berhenti sejenak, mengambil napas, dan menyadari perasaan saat ini.
Misalnya, ketika merasa kecewa karena ibadah terasa kurang maksimal, alih-alih larut dalam rasa bersalah, coba tanyakan: "Apa yang bisa diperbaiki esok hari?"
Refleksi ini bukan untuk menghakimi diri sendiri, tetapi untuk memberi kesempatan menata ulang niat dan langkah ke depan. Ramadan bukan tentang menjadi sempurna, tetapi tentang terus mencoba menjadi lebih baik.
3. Berbagi ke sesama yang membutuhkan.
Foto: Shutterstock.com
Berbagi kepada yang membutuhkan juga bisa menjadi cara mengembalikan energi positif. Tidak harus dalam bentuk besar, bisa dimulai dengan berbagi makanan berbuka, membantu orang tua di rumah, atau sekadar mendengarkan cerita teman. Tindakan kecil ini bisa membawa dampak besar, terutama bagi diri sendiri yang mungkin sedang butuh energi positif.
Berbuat baik kepada orang lain memang penting, tapi jangan lupakan diri sendiri. Ramadan sering diisi dengan jadwal padat, kurang tidur, dan pola makan yang kurang seimbang bikin lambung sakit. Padahal, memberi tubuh apa yang ia butuhkan juga jadi salah satu bentuk kebaikan.
Berbuka dengan bijak bisa membuat perbedaan besar bagi kesehatan lambung. Saat lambung nyaman, menjalani Ramadan pun jadi lebih ringan. Berikan perlindungan terbaik untuk lambung selama bulan puasa dengan Esemag!
Bukan obat, Esemag adalah herbal modern dengan kunyit dan bahan alami pilihan yang membantu menjaga kesehatan lambung. Cocok diminum saat sahur, berbuka, dan sebelum tidur.
Esemag hadir sebagai inovasi dari Sido Muncul, brand terpercaya untuk kesehatan keluarga. Lambung lebih nyaman, puasa lebih tenang, dan berbagi kebaikan jadi semakin lancar! Dapatkan Esemag dengan mudah di toko kelontong, minimarket, dan e-commerce favoritmu di sini.
4. Mematahkan "Inner Critic"
Foto: Shutterstock.com
Suara di kepala yang terus-menerus mengkritik bisa menjadi musuh terbesar. Pikiran semacam ini sering muncul dan, tanpa disadari, bisa membuat semakin terpuruk. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk mulai berdamai dengan suara tersebut.
Salah satu cara mengatasi "inner critic" adalah dengan berbicara kepada diri sendiri seperti berbicara kepada sahabat. Jika seorang teman sedang terpuruk, tentu jangan disalahkan habis-habisan, melainkan diberi dukungan.
5. Berlatih memaafkan diri
Foto: Shutterstock.com
Memaafkan orang lain sering kali terasa lebih mudah dibanding memaafkan diri sendiri. Ada kesalahan atau kegagalan yang terus diingat, seolah-olah tidak pantas untuk mendapat kesempatan kedua.
Padahal, semua orang berhak untuk memperbaiki diri. Ramadan adalah momen yang tepat untuk menerima kenyataan bahwa tidak ada yang sempurna. Berlatih memaafkan diri bisa dimulai dengan mengingat bahwa setiap orang punya perjalanan masing-masing.
Tidak apa-apa jika masih belajar dan belum bisa mencapai semua yang diinginkan. Yang penting, tetap berusaha dan tidak berhenti di tengah jalan.
Recommended By Editor
- 5 Ide menu makan siang ini bikin lidah menari-nari, nikmat dan praktis
- Buka banyak pintu kebaikan saat Ramadan dengan satu langkah mudah ini, nggak perlu 1 menit selesai
- Tersenyum saja jadi pahala, 5 kebiasaan terkesan sepele ini buka pintu pahala saat Ramadan
- Alkohol tak cukup, ini jurus hand sanitizer yang punya formula double protection dari Chlorhexidine
- 5 Resep khas Nusantara ini bikin keluarga langsung suka, lezat dan gampang recook