Brilio.net - Ramadan selalu identik dengan berbagi. Ada yang berbagi takjil, berbagi rezeki, hingga berbagi waktu untuk beribadah lebih khusyuk. Tapi, sering kali berbagi diasosiasikan dengan hal-hal besar seperti menyumbang dalam jumlah besar atau melakukan aksi sosial besar-besaran.
Padahal, kebaikan bisa dimulai dari sesuatu yang kecil, sederhana, dan sering dianggap sepele. Justru, kebiasaan-kebiasaan kecil ini bisa menjadi awal dari perubahan besar, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Kebaikan tidak selalu tentang sesuatu yang besar dan mewah. Justru, sering kali dimulai dari kebiasaan kecil yang dilakukan dengan tulus. Ramadan adalah momen tepat untuk mulai memperhatikan hal-hal kecil ini dan menjadikannya kebiasaan yang berkelanjutan, bahkan setelah bulan suci berlalu. Karena pada akhirnya, kebaikan sekecil apa pun akan selalu punya dampak yang besar.
Yuk, kita mulai kebiasaan sederhana di bawah ini demi mendulang ladang pahala sebanyaknya di Ramadan kali ini bersama brilio.net, Selasa (4/3).
1. Selalu bersyukur dengan keadaan yang ada.
Foto: Shutterstock.com
Dalam hiruk-pikuk kehidupan, kadang kala lupa bersyukur atas hal-hal sederhana. Makanan yang terhidang di meja, tubuh yang sehat, atau pekerjaan yang masih bisa dikerjakan, semuanya layak untuk disyukuri.
Ramadan mengajarkan untuk lebih sadar terhadap nikmat yang sering diabaikan. Dengan bersyukur, hati lebih tenang, dan sikap terhadap orang lain pun berubah. Tidak mudah mengeluh, tidak gampang iri, dan lebih menghargai apa yang ada.
Bahkan, sikap syukur ini bisa menular. Melihat seseorang yang selalu bersyukur, orang lain pun ikut terinspirasi untuk lebih menghargai hidup.
2. Mendengarkan keluh kesah orang lain.
Foto: Shutterstock.com
Pernah merasa lebih baik setelah ada yang mau mendengarkan tanpa menghakimi? Begitulah kekuatan dari sebuah telinga yang benar-benar peduli. Mendengarkan itu mudah, tetapi mendengarkan dengan empati adalah sesuatu yang lain.
Di bulan Ramadan, memberi ruang bagi orang lain untuk berbicara tentang beban mereka bisa menjadi bentuk berbagi yang luar biasa. Mungkin tidak bisa memberikan solusi, tapi sekadar menjadi pendengar yang baik bisa sangat berarti bagi mereka yang sedang berjuang.
3. Menyisihkan tenaga untuk membantu sesama.
Foto: Shutterstock.com
Tidak semua orang butuh uang, tapi semua orang pasti butuh bantuan. Pernah melihat ibu-ibu kerepotan membawa belanjaan di pasar? Atau rekan kerja yang kewalahan mengurus tugasnya? Ramadan adalah momen tepat untuk lebih peka terhadap sekitar.
Yang penting, jangan berlebihan agar kesehatan tetap terjaga dan bisa berbagi dengan lebih banyak orang. Karena berbagi kebaikan bukan hanya soal membantu orang lain, tetapi juga menjaga diri sendiri agar tetap sehat dan daya tahan tubuh terjaga.
Saat sahur dan berbuka, minum Tolak Angin bisa menjadi kebiasaan baik untuk memastikan daya tahan tubuh tetap prima. Sebagai produk herbal kebanggaan Indonesia, Tolak Angin sudah lama dikenal akan manfaatnya mulai dari meredakan masuk angin, mengatasi mual dan perut kembung, hingga membantu menjaga stamina selama berpuasa.
Diproduksi oleh Sido Muncul, Tolak Angin diracik dari bahan-bahan alami berkualitas seperti jahe yang menghangatkan, madu yang menenangkan, daun mint yang menyegarkan, serta rempah-rempah pilihan lainnya.
Keamanan dan kualitasnya pun tidak perlu diragukan. Dengan standar produksi Farmasi GMP, setiap sachet Tolak Angin melewati uji toksisitas, uji khasiat, serta lima tahap quality control yang memastikan kualitasnya tetap terjaga. Tolak Angin bisa didapatkan di mana saja seperti toko kelontong, minimarket, atau e-commerce favoritmu seperti di sini.
4. Mendahulukan orang yang terburu-buru.
Foto: Shutterstock.com
Di jalanan, di antrian kasir, atau di lift, sering kali ada orang yang tampak terburu-buru. Bisa jadi mereka benar-benar sedang dalam situasi mendesak. Mungkin ia harus mengejar waktu berbuka di rumah, atau ada keperluan penting yang tak bisa ditunda.
Mendahulukan mereka tidak akan membuat rugi, justru bisa membuat hari seseorang jadi lebih mudah. Ramadan mengajarkan untuk lebih sabar dan tidak egois. Jadi, sesekali mengalah bukanlah hal buruk. Bahkan, bisa jadi kebaikan kecil yang sangat berarti bagi orang lain.
5. Mengucapkan "terima kasih" dan "maaf" dengan Ikhlas.
Foto: Shutterstock.com
Dua kata sederhana ini sering dianggap biasa, padahal dampaknya luar biasa. "Terima kasih" bisa membuat orang merasa dihargai, sementara "maaf" bisa meredam konflik sebelum membesar.
Ramadan adalah waktu yang tepat untuk lebih tulus dalam mengucapkan dua kata ini. Bukan sekadar formalitas, tetapi benar-benar berasal dari hati. Mengucapkan "terima kasih" kepada orang-orang yang telah membantu, sekecil apa pun itu. Meminta maaf atas kesalahan, meskipun tidak disengaja. Kebaikan sering kali datang dari hal-hal yang terlihat kecil, tetapi maknanya dalam.
Recommended By Editor
- 5 Resep khas Nusantara ini bikin keluarga langsung suka, lezat dan gampang recook
- Japfa Food & Garuda Indonesia racik menu In-flight Meal dengan ayam probiotik premium Olagud
- 5 Tanda darurat kesehatan dari tubuh yang sering terlewat, tak BAB 3 hari jadi 'red alert'
- 5 Resep olahan ayam yang lezat dan mudah dibuat di rumah
- 5 Ide makanan bersantan menggugah selera, praktis dan tak ribet