Brilio.net - Kotagede merupakan kota tertua yang terletak di Yogyakarta. Wilayahnya berbatasan dengan Kecamatan Umbulharjo dan Kabupaten Bantul di sebelah utaranya. Banyaknya bangunan zaman Mataram Islam menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke tempat ini.

Kotagede disebut juga dengan pusat kota penghasil kerajinan berupa logam khususnya perak, tembaga, serta kuningan. Dari leluhur masyarakat di Kotagede memang sudah sejak lama memiliki keterampilan untuk membuat kerajinan logam. Hampir sebagian besar masyarakat Kotagede mencari nafkah dari hasil kerajinan perak.

Perak ONYC IS Silver merupakan salah satu perintis di industri kerajinan perak yang hingga kini tetap hidup dari banyaknya industri kerajinan logam lainnya. Usaha turun temurun dari orang tua, Sri Eko Pranoto melanjutkan kembali untuk mengelola industri kerajinan perak tersebut yang sudah berdiri pada tahun 1986.

Sri Eko menceritakan usahanya ini berawal dari membuka usaha kecil-kecilan dengan untuk konsumen lokal. Seiring berkembang, kemudian merintis industri yang hingga kini tetap berjalan hingga konsumen dari manca negara.

Jatuh bangun perintis industri perak Kotagede Jogja agar tetap eksis © 2022 brilio.net

foto: magang/Annisa Dhea

"Kerajinan perak yang diproduksi sangat beragam. Mulai dari aksesori perhiasan gelang, kalung, cincin, anting, medali dan bentuk kerajinan lainnya, " beber Sri Eko Pranoto, pemilik industri Perak ONYC IS Silver diwawancarai brilio.net, kemarin.

Bahkan, usahanya juga bisa membuat kerajinan perak sesuai dengan keinginan konsumennya. Dan desain yang telah dibuatnya pun sudah banyak serta sangat menarik tentunya. "Untuk bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan tersebut berupa kuningan, tembaga bahkan patri, " kata dia.

 

Reporter: magang/Annisa Dheaning Triprasiwi

 

 

Dengan kualitas yang menjanjikan, harga kerajinan dari Perak ONYC IS Silver mulai dari 25 ribu untuk harga aksesori dan 500 ribuan untuk harga pembuatan mendali. Dengan kualitas yang diberikan pun sangat sesuai dengan harga yang harus dibayar. Motif dan desain yang dibuat juga sangat menarik sehingga bisa memberikan kesan positif.

"Jadi di tahun 2010 usaha kami kembali ke lokal domestik karena costumer berkurang. Karyawan juga pada datang ketika hanya ada pesanan saja," jelas Sri Eko Pranoto.

Menurunnya jumlah konsumen disebabkan karena adanya pesaing industri perak yang kian marak di Kotagede. Omzet yang dihasilkan pun ikut menurun karena hal tersebut. Walaupun masih ada konsumen tetap yang masih berlangganan bisa membantu industri ini tetap eksis.

Perak ONYC IS Silver tetap bertahan di tengah banyaknya industri perak yang mulai banyak seiring dengan berjalannya waktu. Sri Eko Pranoto menambahkan, "Untuk pemasarannya sendiri kita belum menggunakan akun sosial media apapun," jelasnya.