Ciri-ciri majas alegori.

Contoh majas alegori dalam puisi © 2024 brilio.net
foto: freepik.com

Majas alegori memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain:

1. Sering menggunakan kalimat retorika, yaitu kalimat yang bersifat persuasif, menarik, atau mengandung makna tersembunyi.

2. Digunakan pada uraian atau runtutan cerita yang kompleks dan simbolik, yang mengandung dua makna, yaitu makna literal dan makna tersembunyi.

3. Menggambarkan sifat benda, lambang, atau hal lain dengan maupun tanpa adanya penjelasan dari makna yang sebenarnya.

4. Bertujuan untuk mendidik serta menerangkan sesuatu, seperti pesan moral, kritik sosial, maupun sindiran.

5. Sering ditemukan di karya sastra, seperti fabel, novel, puisi, maupun cerita pendek.

Fungsi majas alegori dalam puisi.

Contoh majas alegori dalam puisi © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Majas alegori memiliki beberapa fungsi dalam karya sastra, yaitu:

1. Menambah kedalaman makna dan pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis.

2. Membuat karya sastra lebih bermakna dan mengesankan pada pembaca.

3. Memberikan variasi gaya penulisan yang menarik dan unik.

4. Mempermudah pembaca untuk memahami tema atau pesan secara lebih visual dan menarik.


Contoh majas alegori dalam puisi.

Contoh majas alegori dalam puisi © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

1. "Akulah Si Telinga" - W.S. Rendra

"Telinga" adalah alegori untuk rakyat yang selalu mendengar dan mengetahui apa yang terjadi.

2. "Bunga dan Tembok" - W.S. Rendra

"Bunga" adalah alegori untuk keindahan dan kebebasan.

"Tembok" adalah alegori untuk penindasan dan kekejaman.

3. "Sajak-Sajak Kecil tentang Hari Ibu" - Taufiq Ismail

"Ibu" adalah alegori untuk kasih sayang dan pengorbanan.

4. "Blues untuk Bonnie" - Taufiq Ismail

"Bonnie" adalah alegori untuk rakyat yang tertindas.

5. "Batu Malin Kundang" - (Cerita rakyat)

"Batu" adalah alegori untuk kutukan dan penyesalan.

6. "Berjalan Sendiri" - Sapardi Djoko Damono

"Jalan" adalah alegori untuk pilihan hidup.

7. "Pada Sebuah Kapal" - Chairil Anwar

"Kapal" adalah alegori untuk kehidupan.

8. "Nyanyi Sunyi" - Taufiq Ismail

"Sunyi" adalah alegori untuk kesendirian.

9. "Kenangan" - W.S. Rendra

"Kenangan" adalah alegori untuk masa lalu.

10. "Rumah Kaca" - W.S. Rendra

"Rumah kaca" adalah alegori untuk masyarakat yang rapuh.

11. "Bintang" - W.S. Rendra

"Bintang" adalah alegori untuk cita-cita.

12. "Burung Merak" - Sanusi Pane

"Burung merak" adalah alegori untuk kecantikan.

13. "Pohon" - Chairil Anwar

"Pohon" adalah alegori untuk kehidupan.

14. "Kepada Pembaca" - Chairil Anwar

"Pena" adalah alegori untuk kekuatan kata-kata.

15. "Aku Ini Binatang Jalang Dari Negeri Pojok" - Chairil Anwar

"Binatang jalang" adalah alegori untuk manusia yang bebas dan tidak terikat oleh aturan.

16. "Diponegoro" - Chairil Anwar

"Diponegoro" adalah alegori untuk pahlawan.

17. "Senja di Pelabuhan Kecil" - Chairil Anwar

"Senja" adalah alegori untuk kesedihan.

18. "Mencari" - W.S. Rendra

"Jalan" adalah alegori untuk pencarian makna hidup.

19. "Sajak Putih" - Taufiq Ismail

"Kertas putih" adalah alegori untuk kehidupan yang polos dan tanpa dosa.

20. "Aku" - Sutardji Calzoum Bachri

"Aku" adalah alegori untuk manusia yang universal.

21. "Bumi Permai" - Sitor Situmorang

"Bumi permai" adalah alegori untuk Indonesia.

22. "Pada Sebuah Kapal" - Chairil Anwar

"Nakhoda" adalah alegori untuk pemimpin.

23. "Percakapan dengan Ibu" - Sapardi Djoko Damono

"Ibu" adalah alegori untuk kasih sayang.

24. "Selamat Jalan" - Sapardi Djoko Damono

"Jalan" adalah alegori untuk kehidupan.