Brilio.net - Dalam psikologi, sentimental merujuk pada kecenderungan seseorang untuk terikat secara emosional pada hal-hal tertentu, baik itu kenangan, benda, atau bahkan hubungan yang pernah dijalani. Sikap ini sering muncul ketika seseorang memberi makna lebih pada pengalaman masa lalu, lalu membawanya ke kehidupan saat ini. Dalam hubungan, sifat sentimental bisa terlihat ketika seseorang mudah terharu, sulit melupakan kenangan bersama, atau menaruh perhatian berlebihan pada hal-hal kecil yang penuh makna.

Dampaknya bisa positif maupun negatif. Di satu sisi, sifat sentimental membantu kamu lebih menghargai momen, menjaga ikatan emosional, dan membuat hubungan terasa hangat. Namun di sisi lain, terlalu larut dalam sentimentalitas bisa membuat seseorang sulit move on, terjebak pada masa lalu, atau menaruh ekspektasi berlebihan dalam hubungan. Karena itu, memahami sifat sentimental bukan berarti harus menghilangkannya, melainkan menyeimbangkannya agar bisa menjadi kekuatan yang memperkaya kehidupan tanpa menghambat langkah ke depan.

Setiap orang pasti punya sisi sentimental, entah itu terhadap lagu lama, barang kenangan, atau momen bersama orang tercinta. Perasaan ini wajar dan justru membuat hidup lebih berwarna. Tapi agar tidak terjebak dalam masa lalu, kita perlu tahu bagaimana mengelola sifat sentimental dengan bijak. Dengan begitu, kenangan bisa tetap kita hargai tanpa mengganggu langkah ke depan.

Berikut ulasan lengkapnya yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Senin (22/9).

Pengertian sentimental menurut psikologi

Secara psikologis, sentimental merujuk pada kecenderungan seseorang untuk memiliki respons emosional yang kuat terhadap kenangan, pengalaman, atau simbol tertentu. Menurut American Psychological Association (APA), sifat ini terkait dengan nostalgia dan emotional attachment, kecenderungan untuk terikat pada momen masa lalu yang dianggap berharga.

Orang sentimental biasanya lebih peka terhadap detail yang memiliki makna emosional, meski bagi orang lain hal itu tampak sepele. Misalnya, menyimpan barang lama yang rusak karena punya nilai kenangan. Dalam psikologi, hal ini bukan sekadar kelemahan, melainkan bentuk emotional depth atau kedalaman emosi yang bisa memberi warna dalam kehidupan.

Ciri-ciri orang yang sentimental

Apa itu sentimental dalam psikologi dan hubungan © 2025 brilio.net

Apa itu sentimental dalam psikologi dan hubungan
© 2025 brilio.net/Reve/AI

Beberapa ciri umum yang menunjukkan sifat sentimental, antara lain:

1. Mudah terharu oleh hal-hal sederhana.

2. Sulit melupakan kenangan lama meskipun sudah bertahun-tahun.

3. Suka menyimpan barang dengan nilai emosional, meskipun tidak bernilai materi.

4. Menganggap hubungan personal lebih penting daripada hal-hal praktis.

5. Lebih peka terhadap perasaan dan suasana emosional di sekitarnya.

Menurut informasi dari Verywell Mind, ciri ini membuat orang sentimental lebih cenderung menjaga hubungan interpersonal dan memiliki empati tinggi terhadap orang lain.

Dampak sikap sentimental dalam kehidupan sehari-hari

Sifat sentimental punya dampak ganda, bisa positif maupun negatif.

- Dampak positif

Membantu seseorang lebih empatik, menghargai momen, dan menjaga ikatan emosional yang kuat dengan orang lain. Penelitian dari Journal of Personality and Social Psychology (2019) menyebutkan bahwa orang yang lebih sentimental cenderung memiliki tingkat well-being lebih tinggi karena mampu menemukan makna dalam hal-hal sederhana.

- Dampak negatif

Jika berlebihan, sikap sentimental bisa membuat seseorang terjebak pada masa lalu, sulit move on, dan rentan mengalami kecemasan atau kesedihan yang berkepanjangan.

Keseimbangan menjadi kunci, di mana sentimental yang sehat bisa memperkaya hidup, tetapi jika berlebihan justru bisa menghambat perkembangan pribadi.

Peran sentimental dalam hubungan sosial maupun percintaan

Dalam hubungan, sikap sentimental sering menjadi “pengikat” emosi antara dua orang. Misalnya, pasangan yang saling mengingat momen-momen kecil cenderung lebih harmonis karena ada rasa dihargai. Penelitian di Emotion Journal (2020) menunjukkan bahwa pasangan yang menghargai kenangan kecil bersama memiliki tingkat kepuasan hubungan lebih tinggi.

Namun, sikap sentimental juga bisa memunculkan konflik. Misalnya, seseorang yang terlalu terikat pada mantan atau masa lalu bisa membuat pasangan merasa terabaikan. Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara menghargai kenangan dan terjebak dalam nostalgia.

Cara mengelola perasaan sentimental

Tidak ada yang salah dengan menjadi sentimental, asalkan dikelola dengan bijak. Beberapa cara yang bisa dilakukan:

- Sadari emosi yang muncul – latih self-awareness agar tahu kapan perasaan sentimental mulai berlebihan.

- Tulis dalam jurnal – mencatat perasaan bisa membantu meredakan emosi yang terlalu intens.

- Fokus pada masa kini – nikmati momen sekarang tanpa terus membandingkannya dengan masa lalu.

- Gunakan kenangan sebagai motivasi – bukan sekadar nostalgia, tapi sebagai pengingat untuk berkembang.

Perbedaan sentimental dengan emosional

- Banyak orang menyamakan sentimental dengan emosional, padahal keduanya berbeda.

- Sentimental lebih terkait pada keterikatan dengan kenangan, simbol, atau hal-hal yang punya makna personal.

- Emosional merujuk pada kondisi perasaan yang muncul secara spontan dan intens, seperti marah, sedih, atau gembira.

Dengan kata lain, orang emosional bisa bereaksi kuat pada situasi saat ini, sedangkan orang sentimental lebih terhubung dengan memori atau simbol tertentu.

Perspektif ilmiah tentang perilaku sentimental

Psikolog menilai sifat sentimental sebagai bagian dari affective traits, karakter emosional yang memengaruhi cara seseorang memandang dunia. Menurut riset dari Routledge & Wildschut (2021) mengenai nostalgia, sifat sentimental bisa meningkatkan perasaan terhubung dengan orang lain, mengurangi kesepian, dan memperkuat identitas diri.

Namun, penelitian lain juga menekankan perlunya regulasi emosi. Jika seseorang terlalu tenggelam dalam perasaan sentimental, risiko gangguan kecemasan dan depresi bisa meningkat.

Pertanyaan seputar sentimental dalam psikologi dan hubungan

1. Apakah sifat sentimental itu buruk?

Tidak selalu. Sentimental bisa positif karena membuat seseorang lebih peka dan menghargai kenangan. Namun, jika berlebihan, bisa berdampak negatif pada kesehatan mental.

2. Apa perbedaan orang sentimental dan orang baperan?

Orang sentimental lebih terikat pada kenangan atau simbol tertentu, sedangkan orang baperan cenderung mudah terbawa perasaan pada situasi apa pun.

3. Bagaimana cara agar tidak terlalu sentimental dalam hubungan?

Caranya adalah dengan menyeimbangkan antara menghargai masa lalu dan menikmati masa kini. Latihan mindfulness, komunikasi sehat dengan pasangan, serta menulis jurnal bisa membantu mengelola perasaan sentimental.

 

Magang/Aji setyawan